Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Karier Singkat Andre Schurrle, Juara Piala Dunia 2014 yang Memilih Pensiun Dini

18 Juli 2020   07:01 Diperbarui: 18 Juli 2020   09:00 1208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Andre Schurrle ketika mengangkat trofi Piala Dunia 2014 bersama timnas Jerman. | Foto: sportbible.com

Kabar mengejutkan datang dari Jerman. Mantan pemainnya di Piala Dunia 2014, André Schürrle membuat keputusan mengejutkan dengan pensiun dari sepak bola. Mantan winger Chelsea itu pensiun di usianya yang baru menginjak 29 tahun.

Schurrle mengumumkan keputusan pensiunnya itu di akun instagram pribadinya pada 17 Juli 2020. Dengan memasang foto dirinya ketika mengangkat trofi Piala Dunia 2014, Schurrle menuliskan caption menyentuh "Saya ingin memberitahu Anda bahwa saya mengundurkan diri dari bermain sepak bola profesional."


Ya, Schürrle merupakan bagian dari timnas Jerman yang memenangi Piala Dunia 2014 di Brasil. Schürrle menjadi pahlawan Jerman di partai final. Dialah yang memberi umpan kepada gol Mario Gotze di masa injury time melawan Argentina.

Keputusan pensiunnya Schürrle sungguh sangat mengejutkan banyak pihak. Banyak kalangan mempertanyakan keputusan tersebut, pasalanya ia terbilang masih berada di usia emasnya. Sangat jarang seorang pemain sepak bola profesional memutuskan pensiun di usia yang baru menginjak 29 tahun.

Lalu, apa penyebab ia pensiun dini?

Kepada Der Spiegel, Schürrle membeberkan alasan dirinya memutuskan pensiun. Sungguh mengejutkan, dia secara terbuka mengaku mengalami kesepian di puncak kariernya. Keputusan ini juga telah dipertimbangkannya sejak lama.

Schürrle merasa dirinya sudah tak menikmati sepak bola lagi. Ia juga mengungkapkan pengorbanan pribadi yang telah dibuatnya untuk kariernya.

"Ketika semakin tenggelam, sorotan semakin berkurang. Anda selalu harus memainkan peran tertentu untuk bertahan dalam bisnis ini (sepak bola), jika tidak Anda akan kehilangan pekerjaan Anda dan Anda tidak akan mendapatkan yang baru.", ujar Schürrle ketika wawancaranya dengan Der Spiegel.

Sekilas, pernyataan ini memang menunjukkan bahwa Schürrle memang sedang tak baik-baik saja. Sepertinya, Ia sudah begitu lama tertekan dengan sorotan kepada dirinya terutama seusai penampilan heroiknya di Piala Dunia 2014 bersama timnas Jerman.

Schürrle mendapat atensi yang begitu besar ketika ia memutuskan pindah dari Bayer Leverkusen ke Chelsea pada 2013. Schürrle dibeli Chelsea pada musim panas 2013 dengan mahar 18 juta pounds. Dia datang sebagai salah satu wonderkid dari Bundesliga ke tim yang baru saja memenangi Liga Champions dan Liga Europa musim sebelumnya.

Kepindahannya ke Chelsea itulah yang diduga banyak pihak jadi sebab menurunnya performa Schürrle. Perbedaan kultur sepak bola Jerman dan Inggris bisa jadi hambatannya. Sebab, kepada Der Spiegel, Schürrle juga mengakui intensitas sepak bola di Inggris begitu cepat dan waktu istirahatnya di musim dingin terasa kurang.

“Saya bisa mendorong diri saya selama tiga atau empat minggu, tetapi kemudian saya jatuh ke dalam lubang terdalam di sana,", terang Schürrle soal pengalamannya di Liga Inggris.

Perjalanan Karier Andre Schürrle

Andre Schurrle mengawali karier profesionalnya pada tahun 2009 bersama Mainz di Bundesliga Jerman. Ia dapat dimainkan di posisi winger atau second striker. Dua musim ia habiskan di Mainz. Bersama Mainz, ia tampil sebanyak 66 kali dan mencetak 20 gol.

Di musim 2010/2011, Schürrle menjadi bagian dari skuat Mainz yang finish di posisi 5. Hingga kini, posisi itu menjadi posisi terbaik sepanjang sejarah Mainz di Bundesliga. Di bawah asuhan Thomas Tuchel, Schürrle mencetak 15 gol dan 5 assist dari 34 laga.

Performa apiknya itu membuat Leverkusen merekrutnya pada 2011. Mainz menerima dana 8,5 juta euro dari Leverkusen. Di Leverkusen inilah kariernya makin bersinar sebab ia tak hanya tampil di kompetisi domestik, tetapi juga tampil di Liga Champions.

Selama 2 musim dihabiskannya di Leverkusen dengan catatan 83 penampilan di semua kompetisi dan mencetak 23 gol serta membukukan 16 assist. Musim 2012/2013 menjadi puncak kariernya bersama Leverkusen, ia sukses mencetak 14 gol dan 10 assist di Bundesliga, DFB Pokal, dan Liga Europa.

Kesuksesannya bersama Leverkusen membuat Chelsea membelinya pada Juni 2013 dengan mahar 18 juta pounds. Diberi nomor punggung 14, ia sejatinya dikontrak selama 5 musim. Akan tetapi, Schürrle hanya bertahan selama 18 bulan akibat tidak terlalu dipercayai oleh Jose Mourinho.

Selama di Chelsea, performanya memang terlihat menurun. Schürrle tampil sebanyak 65 kali dan hanya mencetak 14 gol dan 3 assist saja. Beruntung, Ia masih diberi medali juara Liga Inggris 2014/2015 walau hanya tampil sebanyak 14 kali untuk Chelsea sebelum pindah ke Wolfsburg pada winter transfer 2015.

Schürrle memecahkan rekor transfer Wolfsburg kala itu dengan biaya transfer sebesar 32 juta euro. Di Wolfsburg, dirinya mengabdi selama 1,5 musim dan berhasil mempersembahkan trofi DFB-Pokal dan DFL-Supercup 2015 bersama Kevin de Bruyne, Ivan Perisic, dan Bas Dost.

Catatan pribadinya juga membaik di Wolfsburg. Ia turun di 63 laga dengan mencetak 13 gol dan 10 assist. Membaiknya performa Schürrle membuat Borussia Dortmund memecahkan rekor transfer klub kala memboyong Schürrle dengan biaya 30 juta euro.

Sayangnya, di sinilah ia menemui akhir kariernya. Schürrle dikontrak selama 5 musim, namun Ia hanya tampil membela Dortmund di dua musim. Walau menjadi bagian skuat Dortmund yang memenangi DFB-Pokal 2017, Schürrle hanya tampil di 51 laga dan hanya mencetak 8 gol dan 10 assist saja.

Schürrle mengangkat trofi DFB-Pokal 2017 bersama Borussia Dortmund. | Foto: Getty Images via dailymail.co.uk
Schürrle mengangkat trofi DFB-Pokal 2017 bersama Borussia Dortmund. | Foto: Getty Images via dailymail.co.uk
Selepas itu, di dua musim berikutnya Schürrle berakhir sebagai pemain pinjaman di Fulham dan Spartak Moscow musim ini. Ironisnya, semasa membela Fulham di musim 2018/2019, ia harus menerima kenyataan pahit karena Fulham terdegradasi di akhir musim.

Sementara itu, penampilan Schürrle bersama Spartak Moscow jauh dari kata bagus. 18 laga, hanya mencetak 2 gol, dan 4 assist saja. Bahkan, Schürrle telah absen membela timnya sejak Desember lalu akibat cedera otot kaki.

Andre Schurrle sejatinya masih punya sisa kontrak 1 musim lagi bersama Dortmund, namun Ia dan Dortmund sepakat mengakhiri kontraknya awal pekan ini. Ya, Schürrle resmi pensiun dengan status free agent. Walau sempat diisukan diminati Filippo Inzaghi di Benevento, namun Schürrle tetap memilih pensiun dini.

Sungguh ironi bagi mantan andalan timnas Jerman itu. Bersama Der Panzer, Schürrle membukukan 57 caps dan sukses mencetak 22 gol. Trofi Piala Dunia 2014 merupakan pencapaian terbesarnya, namun sejak saat itu sepak terjangnya terus mendapat sorotan media.

Sebelum dua kali dipinjamkan Dortmund, Schürrle memang semakin menunjukkan penuruan performa. Bahkan, di laga terakhirnya bersama Dortmund ia mendapat cemooh dari pendukung Dortmund atas penampilan buruknya.

Schürrle memang menjadi salah satu anggota timnas Jerman di Piala Dunia 2014 yang mendapat kritik tajam. Sebagai mantan juara Piala Dunia, Ia sering dicap sebagai juara yang gagal. Di skuat Jerman saat itu, sudah ada nama Kevin Großkreutz yang telebih dulu mengalami penurunan karier yang drastis.

Selain Schürrle dan Großkreutz, Mario Gotze sang pahlawan Jerman di Piala Dunia juga menjadi sorotan. Gotze kini berstatus tanpa klub di usianya yang baru 28 tahun.

Pensiunnya Schürrle di usia yang masih matang (29 tahun) membuat dirinya menyusul beberapa nama pemain hebat yang juga pensiun di usia emasnya, sepeti Sebastian Deisler (27), Marco Van Basten (28), Hidetoshi Nakata (29), dan Owen Hargreaves (31).

Namun, sebab pensiun dininya Schürrle ini seperti memperlihatkan sisi kelam dari industri sepak bola. Pemain seolah menjadi sapi perah yang selalu dituntut untuk tampil maksimal di setiap laga sesuai dengan arahan pelatih. Sayangnya, belum banyak klub yang memiliki semacam psikolog untuk menangani mental dan psikis pemain yang terus berkompetisi tanpa henti.

‘'I didn't want to play football anymore. I was completely finished,'’, begitulah bunyi pernyataan akhir Schürrle kepada Der Spiegel.

Andre Schurrle sudah benar-benar pensiun dari sepak bola sejak 17 Juli 2020. Kariernya memang terbilang cukup singkat, namun sebagai pecinta si kulit bundar, André Schürrle pantas mendapat penghormatan atas dedikasi dan performanya bagi klub yang pernah ia bela dan timnas Jerman.

Penampilan apiknya di Piala Dunia dengan mencetak brace di semifinal melawan Brasil dan sebuah assist kepada gol tunggal Gotze di partai final kontra Argentina adalah pencapain terbesarnya. Untuk menghormatinya, mari kita ingat momen-momen terbaik André Schürrle.

Selamat pensiun André! Danke!

@IrfanPras

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun