K-League 1 musim 2020 juga telah memberikan penghargaan pemain terbaik tiap bulannya. Dan untuk bulan Mei, striker Ulsan Hyundai, Junior Negrao terpilih menjadi pemain terbaik bulan Mei melalui hasil voting. Uniknya, peraih predikat Player of The Month bakal mengenakan patch khusus di seragamnya hingga akhir musim. Menarik! Â
Junior Negrao ternyata pernah berkompetisi di ASEAN, tepatnya di Thai League 1. Musim 2016 ia membela Pattaya United yang di tahun 2018 berganti nama menjadi Samut Prakan City. Di liga Thailand itu, ia mencetak 20 gol dari 29 penampilan sebelum ia menyebrang ke Korea membela Daegu semusim dan di tahun 2017 membela Ulsan hingga sekarang.
Di deretan kiper, kiper timnas Korea di Piala Dunia 2018, Jo Hyun-woo telah mencatat 2 clean sheets. Di lima laga ia sudah kemasukan 4 gol.
Sebab K-League 1 Tak Selaku K-Drama atau K-Pop di Indonesia
Akan tetapi, ternyata gaung K-League tak semeriah K-Pop dan K-Drama, khususnya di Indonesia. Padahal di waktu yang sama, publik tanah air disuguhkan drama The World of the Married hingga girlband Secret Number dengan salah satu membernya, Dita Karang yang ternyata orang Indonesia.
Padahal salah satu sebab K-League digulirkan Mei lalu adalah untuk memberi suntikan semangat untuk publik Korea yang tengah menghadapi pandemi Covid-19. Federasi sepak bola Korea Selatan (KFA) dan badan liga juga bermaksud untuk semakin mempromosikan K-League ke seluruh dunia di tengah tak adanya liga yang bergulir.
Namun sayangnya, pasar sepak bola berbeda dengan K-Pop dan K-Drama. Sepak bola didominasi oleh kaum adam. Minimnya pemain berlabel world class di liga Korea juga disinyalir menjadi sebab K-League tak selaku K-Pop dan K-Drama.
K-League juga membatasi pemain asing dengan aturan 3+1+1, 1 slot pemain AFC + 1 slot pemain ASEAN. Sayangnya hingga musim 2020 bergulir, slot pemain ASEAN ini belum terisi. Keberadaan pelatih asing di Korea juga sedikit.
Tercatat hanya Jeonbuk yang menggunakan pelatih asing. Yaitu Jose Morais, mantan asisten Jose Mourinho. Selebihnya kontestan K-League 1 menggunakan pelatih lokal dan banyak mengandalkan talenta lokal. Ini juga yang menjadi sebab pelatih Korea semakin berkualitas dan mulai dilirik negara lain serta timnasnya tak pernah kekurangan amunisi.
Namun tetap saja, K-League seolah gagal mengikuti jejak popularitas K-Pop dan K-Drama terutama di Indonesia. Mungkin salah satu sebabnya adalah tak ada pihak di Indonesia yang membeli hak siar K-League.
Nah, dengan segala kabar, fakta, dan keunikannya itu, apakah pembaca mulai tertarik dengan liga sepak bola Korea Selatan ini? Â