Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Memberi Maaf Dulu Sebelum Meminta Maaf

26 Mei 2020   07:24 Diperbarui: 26 Mei 2020   07:27 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti penjelasan khatib jumat yang akhirnya saya dengarkan, ada 4 ciri orang yang bertakwa. Dasarnya tentu dari Alquran. 5 ciri tersebut adalah, (1) dermawan di segala situasi, (2) sabar dan mampu menahan amarah, (3) mudah memaafkan dan meminta maaf, serta (4) bersegera dalam memohon ampun.

Khatib juga menjelaskan bahwa keempat ciri orang yang bertakwa ini bermuara pada satu tujuan, yaitu upaya demi meraih maghfiroh (ampunan) Allah. Karena sejatinya manusia pasti selalu punya salah maka kita diperintahkan untuk selalu memohon ampunan kepada Allah.

Dasar dari ciri orang bertakwa yang bakal mendapat maghfiroh atau ampunan Allah ada dalam Alquran, Surat Ali 'Imran ayat 133-135.

"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa," (QS: Ali 'Imran: 133)

"(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS: Ali 'Imran: 134)

"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui." (QS: Ali 'Imran: 135)

Kondisi pandemi covid-19 yang berbarengan dengan momen ramadan dan idul fitri memang menjadi ujian dan cobaan kita. Kita diuji dengan kondisi serba tak pasti, banyak fenomena pelanggaran aturan, hingga aktivitas yang terhenti dan finansial yang terpuruk.

Selama pandemi, kita diuji solidaritasnya. Membantu sesama walau kondisi diri sendiri sedang tak baik-bak saja. Seperti ciri orang bertakwa yang pertama, dermawan baik di waktu lapang maupun kesusahan.

Selama pandemi kita juga dituntut sabar. Sabar melihat banyaknya orang yang tak disiplin selama masa PSBB atau KLB. Sabar karena tak dapat berkumpul dengan keluarga di momen lebaran. Kita juga semestinya mampu menahan amarah melihat segala fakta itu.

Sabar dan menahan amarah itulah yang akan membantu kita mendapat ridha dan ampunan Allah. Puasa sendiri mengajari kita untuk menahan amarah dan melatih hawa nafsu bukan?

Puasa ramadan di tengah pandemi juga mengajarkan kita untuk melatih maaf. Melatih saraf memaafkan dan meminta maaf. "Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat". (HR Tirmidzi 2499, Shahih at-Targhib 3139)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun