Jika kompasianer dapat berita dari surat kabar/media asing, jangan cuma copy-paste hasil terjemahannya. Gaya penulisan artikel berbahasa Indonesia dan asing itu beda.
Jangan hanya meniru isi beritanya, terapkan aturan anti plagiarism.
Tahukah anda? Mayoritas jurnalis bola berusaha netral ketika menulis berita agar beritanya berupa fakta dan informasi. Kasus ini banyak saya jumpai di media/surat kabar bola lokal. Isinya benar-benar berita saja. Â
Maka dari itu, ketika mau menulis di kompasiana, gunakan bahasa sendiri, jangan asal copy-paste dari translator atau sumber beritanya langsung. Tulis ulang dengan gaya bahasa sendiri. Tambahkan pandangan pribadi.
*saran: jika kompasianer mau nulis berita klub eropa/dunia mending langsung cari infonya di surat kabar/media internasional. sumbernya lebih dekat soalnya.
BACA JUGA : Hanya Terpeleset dan Haters yang Bisa Gagalkan Liverpool Juara Liga Inggris
Kembali ke poin pertama soal opini. Sebagai kompasianer yang menulis artikel bola jangan malu menunjukkan keberpihakan.
Tunjukkan saja anda fans klub mana. Jujurlah, dan tulislah opini atau tanggapan terhadap suatu berita dari klub kesayangan anda. Jangan malu menunjukkan emosi dukungan anda terhadap klub kesayangan.
Mau mendukung, mau protes, mau meledek, sah-sah saja asal tidak mengandung ujaran kebencian, SARA, pornografi, dan judi. Pokoknya jangan melanggar aturan tata tertib kompasiana aja.
Sudut pandang orisinal dari seorang fans itulah yang tak dipunyai jurnalis bola. Dan sudut pandang ini sangat menarik disimak.
Sebagai kompasianer yang menulis artikel bola coba tirulah pundit bola. Mereka dengan pedenya (kadang sok tahu) mengulas sebuah pertandingan bola atau gosip bola. Tidak kaku, informatif tapi menimbulkan rasa penasaran.