Tapi hasilnya apa? Material baja karbon yang dihasilkan memang kekuatan dan kekerasannya turun (tapi tetap keras dan kuat), namun baja menjadi ulet dan tangguh. Dengan menghasilkan sifat ulet dan tangguh tapi tetap mempertahankan kekerasannya tentu hasilnya adalah baja dengan sifat yang lebih baik dan manfaatnya lebih banyak.
Lagi-lagi perumpamaan ini bisa kita tarik ke realita menuntut ilmu. Segalanya butuh proses dan waktu yang tidak singkat. Ingat, jika kita terburu-buru dan menghendaki hasil instan, ilmu yang kita peroleh tidak sempurna.
Proses tempering mengajarkan kita bahwa belajar itu butuh waktu, prosesnya panjang, butuh pengorbanan. "Jer basuki, mawa bea" Keberhasilan itu butuh pengorbanan. Sabar dalam menuntut ilmu, tak terburu-buru dan menikmati proses yang dilalui.
Dengan menikmati segala prosesnya, ilmu yang kita terima dari berbagai disiplin ilmu, dari berbagai pengalaman hidup menjadikan kita tak hanya berilmu namun juga bermental tangguh. Tahan banting, kuat, tangguh dan ulet bagaikan baja yang tak patah ketika dikenai beban (ujian dan cobaan) yang kadang datangnya tiba-tiba.
Sekian, semoga berkenan. Apabila ada kesalahan mohon dimaafkan. Teruslah menuntu ilmu tanpa lelah dan salam hangat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H