Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filosofi Heat Treatment Baja Karbon pada Realita Kehidupan Manusia

21 Mei 2020   11:35 Diperbarui: 21 Mei 2020   15:57 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Lutz Krger dari Pixabay

Tapi hasilnya apa? Material baja karbon yang dihasilkan memang kekuatan dan kekerasannya turun (tapi tetap keras dan kuat), namun baja menjadi ulet dan tangguh. Dengan menghasilkan sifat ulet dan tangguh tapi tetap mempertahankan kekerasannya tentu hasilnya adalah baja dengan sifat yang lebih baik dan manfaatnya lebih banyak.

Lagi-lagi perumpamaan ini bisa kita tarik ke realita menuntut ilmu. Segalanya butuh proses dan waktu yang tidak singkat. Ingat, jika kita terburu-buru dan menghendaki hasil instan, ilmu yang kita peroleh tidak sempurna.

Proses tempering mengajarkan kita bahwa belajar itu butuh waktu, prosesnya panjang, butuh pengorbanan. "Jer basuki, mawa bea" Keberhasilan itu butuh pengorbanan. Sabar dalam menuntut ilmu, tak terburu-buru dan menikmati proses yang dilalui.

Dengan menikmati segala prosesnya, ilmu yang kita terima dari berbagai disiplin ilmu, dari berbagai pengalaman hidup menjadikan kita tak hanya berilmu namun juga bermental tangguh. Tahan banting, kuat, tangguh dan ulet bagaikan baja yang tak patah ketika dikenai beban (ujian dan cobaan) yang kadang datangnya tiba-tiba.

foto: Twitter @tadabburdaily
foto: Twitter @tadabburdaily
Baja karbon adalah salah satu material yang paling banyak kegunaannya dan banyak diaplikasikan untuk kebutuhan manusia, dari alat potong, poros, hingga bodi mobil. Nah, tinggal kita mau mencontoh sifat baja karbon yang mana? Apakah baja karbon tinggi yang keras saja atau baja karbon yang kuat dan keras tapi punya keuletan dan ketangguhan sehingga punya lebih banyak manfaat?

Sekian, semoga berkenan. Apabila ada kesalahan mohon dimaafkan. Teruslah menuntu ilmu tanpa lelah dan salam hangat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun