Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Hanya Terpeleset dan Haters yang Bisa Gagalkan Liverpool Juara Liga Inggris

7 Mei 2020   16:09 Diperbarui: 10 Mei 2020   04:40 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trio Firmansah - Firmino, Mane, Salah produktif dengan catatan total 38 gol dan 20 assist bagi Liverpool musim ini. | sumber foto: AFP/OLI SCARFF via KOMPAS

Selisih gol Liverpool juga yang terbaik, mereka menjadi tim kedua setelah Man. City soal urusan membobol gawang lawan dengan catatan 66 gol. Sementara pertahanan Liverpool menjadi yang terbaik musim ini dengan hanya kemasukan 21 gol dari 29 laga.

Trio Firmansah - Firmino, Mane, Salah produktif dengan catatan total 38 gol dan 20 assist bagi Liverpool musim ini. | sumber foto: AFP/OLI SCARFF via KOMPAS
Trio Firmansah - Firmino, Mane, Salah produktif dengan catatan total 38 gol dan 20 assist bagi Liverpool musim ini. | sumber foto: AFP/OLI SCARFF via KOMPAS
Kiper Liverpool, Alisson juga telah mencatat 10 cleansheet sejauh ini. Mohamed Salah juga sedang produktif dengan catatan 16 gol, menempati posisi ketiga dibawah Vardy (19) dan Aubameyang (17). Musim ini berbagai rekor juga telah Liverpool torehkan.

Per 9 Maret 2020, Liverpool telah memecahkan rekor Liga Inggris dengan 22 kemenangan beruntun di kandang. Rekor ini juga mengalahkan rekor 18 kemenangan beruntun yang Liverpool raih di musim 1972.  

Liverpool juga hampir memecahkan longest unbeaten run in premier league yang dipegang oleh Arsenal dengan 49 laga tanpa kekalahan. Sejak 21 Januari 2019, Liverpool sudah menjalani laga tanpa kekalahan di liga sebanyak 44 kali sebelum dikalahkan Watford 3-0 pada 29 Februari lalu.

Dengan catatan gemilang itu, maka Liverpool memang pantas, layak, dan harusnya segera dinobatkan sebagai juara. Tetapi saya yakin, pihak Liverpool dan fans ingin juara secara layak dan adil dengan menyelesaikan liga.

Bisa dipahami demikian mengingat kondisi psikologis Liverpool yang telah puasa gelar liga selama 30 tahun dan selama beberapa tahun mereka hanya nyaris juara sebelum terpeleset di pekan-pekan terakhir liga.

Seperti pada era Brendan Rodgers musim 2013/2014 lalu. Kala itu kesempatan The Reds untuk memenangi liga kandas setelah Steven Gerrard terpeleset di laga melawan Chelsea yang membuat Liverpool akhirnya menyerah 0-2.

Sayangnya poin Liverpool dan Man. City sama saat itu dan City unggul selisih gol. Dengan dua laga sisa, Luis Suarez dkk. malah membuang keunggulan 0-3 ketika melawan Crystal Palace di matchday 37. Di sisi lain City terus menang dan Liverpool harus rela mengakhiri liga di posisi kedua.  

Lalu tentu yang masih diingat adalah kegagalan Liverpool musim lalu yang hanya kalah 1 poin saja dari Man. City. Di musim 2018/2019 itu Liverpool malah tampil inkonsisten selepas winter transfer.

Pasukan Jurgen Klopp membuang banyak poin kala meraih banyak hasil imbang. Kendati di 9 laga terakhir terus menang, poin yang Liverpool kumpulkan tak mampu menyalip perolehan poin Man. City.

Akan tetapi, apakah musim ini Liverpool akan kembali terpeleset? Mari kita analisa dari 9 lawan Liverpool di 9 pekan terakhir liga apabila liga diizinkan berlanjut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun