Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola

On This Day: Nigel de Jong Bawa Milan Menangi Derby Della Madonnina

4 Mei 2020   19:00 Diperbarui: 4 Mei 2020   20:40 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi Nigel de Jong semasa membela AC Milan. | sumber foto: EPA via dailymail.co.uk

Jika kita membicarakan satu momen di partai final Piala Dunia 2010 selain gol Iniesta, maka momen tendangan kungfu Nigel de Jong ke dada Xabi Alonso pasti akan selalu dikenang. Nah, sekarang jika kita membicarakan tentang sosok Nigel de Jong itu sendiri, maka para pendukung Milan pasti akan selalu mengenangnya. 

Nigel de Jong sendiri pernah berkostum AC Milan selama kurang lebih 3,5 musim. Selama masa pengabdiannya di Milan ada satu momen penting yang ia buat ketika laga derby. 

Pada 4 Mei 2011, tepat 9 tahun lalu, matchday 36 Serie A mempertandingkan laga derby antara AC Milan vs Internazionale di San Siro. Dalam laga yang bertajuk Derby Della Madonnina itu, Milan yang tengah memburu poin demi tiket ke eropa tampil lebih apik daripada Inter. Ketika peluit panjang pertanda berakhirnya pertandingan ditiupkan, Milan berhasil mengantongi 3 poin berkat kemenangan tipis 1-0.

Kemenangan Milan di laga Derby Milan itu tak lepas dari satu sosok pembeda, yaitu Nigel de Jong. Di laga itu, pemain timnas Belanda tersebut sukses mencetak gol dengan cara brilian ke gawang Inter. Di menit ke-65, Milan mendapat tendangan bebas di sisi kiri pertahanan Inter. Balotelli yang menjadi eksekutor mengirim umpan lambung ke depan gawang Inter yang dipenuhi pemain kedua kesebelasan.

Ajaibnya, de Jong berhasil lolos dari kawalan pemain-pemain Inter dan menyambut tendangan bebas Balotelli dengan sundulan keras. Boomm... bola masuk ke gawang Inter hingga membuat Handanovic tak sempat berekasi. Gol itupun langsung disambut riuh pendukung Milan. Dan kini milanisti tengah kembali mengenang gol penanda kemenangan Milan di Derby Della Madonnina 9 tahun lalu itu.


Namanya juga de Jong ya, setelah mencetak gol di laga itu, ia mendapat kartu kuning sebelum laga masuk masa injury time. Laga itu memang berjalan keras dengan catatan 3 kartu kuning untuk masing-masing kesebelasan. Sayangnya walau menang dari inter, Milan tetap gagal lolos ke kompetisi eropa untuk pertama kalinya sejak 1999. Menempati posisi 8 dengan 57 poin, Milan kalah selisih gol dengan Torino di peringkat 7 yang mendapat tiket kualifikasi babak ketiga Liga Europa menggantikan Parma yang terkena masalah pajak.   

Tapi walaupun begitu, kemenangan di laga derby pada musim itu jelas sangat membahagiakan bagi milanisti. Dan sosok yang sukses membuat pendukung Milan berbahagia adalah Nigel de Jong.

Selama membela Milan, de Jong telah tampil sebanyak 96 kali dengan catatan 7 gol dan 3 assist. Berposisi sebagai gelandang bertahan membuatnya sedikit terlibat dalam proses gol timnya. De Jong sendiri dikenal sebagai tipikal pemain keras bahkan dijuluki sebagai "The Destroyer" karena cara bermainnya yang merusak irama serangan tim lawan. Tak jarang bahkan sering, cara ia memutus alur serangan lawan adalah dengan tackling kerasnya.

Selain kepala plontosnya, de Jong memang dikenang sebagai seorang defensive midfielder yang lebih berorientasi pada pertahanan. Tak diragukan memang cara bertahannnya di lini tengah. Tackling kerasnya pun juga tak dapat diragukan keganasannya. Beruntungnya, sering tackling itu hanya berbuah kartu kuning.

Berdasarkan data transfermarkt, selama membela Milan saja ia sudah menerima 26 kartu kuning dan 1 kartu merah. Jika ditotal selama ia berkarier di klub, de Jong sudah menerima 116 kartu kuning dimana 2 diantaranya berbuah kartu kuning kedua. Uniknya, ia hanya 3 kali memperoleh kartu merah secara langsung. Beruntung banget bukan. Padahal tackling-nya itu telah memakan korban lo.

Setidaknya ada 3 korban tackling de Jong. Eh tapi bukan Xabi Alonso lo, dia sih masih selamat nyawanya, tapi beberapa pemain ini harus masuk meja operasi setelah kena tackle de Jong. Yang pertama adalah Stuart Holden, pemain Bolton itu ia buat cedera di laga persahabatan Belanda vs Amerika, Maret 2010 lalu. Holden dibuat meninggalkan lapangan pertandingan setelah kakinya patah dan harus absen 6 minggu lamanya.

Kasus Holden saya rasa belum paling parah. Tak lama setelah itu, bulan Oktober 2010 ketika ia masih berseragam Manchester City, de Jong kembali membuat seorang pemain Newcastle cedera parah. Adalah Hatem Ben Arfa yang kala itu menjadi korban keganasan tackle de Jong. Tak tanggung-tanggung, Ben Arfa harus merasakan efek damage dari tackle de Jong hingga membuat tulang tibia dan fibula kaki kirinya patah. Ben Arfa pun harus absen selama hampir semusim lamanya akibat tackle itu.

Korban ketiga dari de Jong berikutnya adalah Darlington Nagbe yang ia buat cedera ketika masih membela LA Galaxy. Nagbe menerima nasib yang lebih baik dari 2 korban lainnya, ia hanya mendapat cedera ankle. Ya walaupun setelah menerima tackle de Jong, Nagbe harus meninggalkan lapangan dengan kursi roda, namun ia beruntung masih bisa melanjutkan kariernya tanpa cedera kambuhan seperti dua korban lainnya.

Walau bertipe kejam, nyatanya de Jong sering menjadi andalan timya. Di Milan pun ia selalu menjadi andalan untuk memutus serangan lawan. Di Milan, de Jong meneruskan daftar pemain lulusan Ajax yang membela Milan sebelum dirinya ke pindah ke LA Galaxy di musim dingin 2016. Kehadiran sosok seperti de Jong kini juga dirindukan Milan. Sebelum de Jong, ada nama Ambrosini dan van Bommel yang bertipe defensive midfielder (DMF) di Milan. Setelah masa de Jong, Milan punya DMF dalam diri Kucka lalu Bakayoko. Untuk alasan kebutuhan taktikal, Milan kini tengah mencari DMF baru untuk membantu Bennacer di lini tengah dimana Kessie yang diharapkan memiliki peran seperti de Jong dianggap tak maksimal.

Walau kejam, nyatanya de Jong memang patut dirindukan gaya bermainnya kan? Namun sekejam-kejamnya de Jong masih ada fakta menarik lainnya dari mantan pemain timnas Belanda ini. Adalah fakta bahwa de Jong memiliki garis keturunan Indonesia dari ibunya. Wah kalau dulu PSSI tanggap mungkin saja kita bisa punya gelandang bertahan kelas dunia di timnas ya, haha.

Sekian. Forza Milan

  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun