Sikap wasit di laga tersebut juga perlu disorot. Ketika terjadi perlakuan rasis ketika laga berlangsung perlu sikap ketegasan dari wasit untuk mencegah perlakuan rasis yang lebih parah. Pertanyaan saya adalah kenapa wasit-wasit di eropa masih banyak yang pasif ketika rasisme terjadi?
Tapi sepertinya kita perlu belajar dari kasus rasisme yang terjadi di kompetisi kasta ketiga Jerman. Laga antara Wuzburger Kickers melawan Preussen Munster sempat diwarnai nyanyian rasis yang mengarah ke pemain Wuzburger Kickers, Leroy Kwadwo. Mendengar ejekan suporter lawan, Kwadwo menghentikan pertandingan ketika ia berduel dengan pemain lawan sebagai bentuk kekesalannya.
Tapi apa yang terjadi selanjutnya? Suporter yang yang ada di bangku penonton mencari pelaku ujaran rasis itu dan melaporkannya kepada pihak keamanan stadion. Penonton itupun digiring keluar stadion oleh pihak keamanan stadion. Bagaimana dengan pemain yang berada di lapangan?Â
Tak peduli kawan maupun lawan, mereka memeluk Kwadwo sebagai bentuk dukungan kepadanya. Penonton pun memberi tepuk tangan kepada Kwadwo dan meneriakkan "Nazis out" untuk menolak segala bentuk intoleransi. Wasit di laga tersebut juga mencoba meyakinkan Kwadwo untuk melanjutkan pertandingan.
Sebagai contoh adalah keputusan Cagliari di Liga Italia yang banyak terjadi kasus rasis. Manajemen Cagliari memutuskan menghukum tiga fans rasis mereka dengan melarangnya masuk ke stadion Cagliari dengan alasan apapun seumur hidup.
Selama ini yang selalu dituntut adalah pihak UEFA dan federasi. Padahal tindakan pertama terhadap rasisme di lapangan adalah semua pihak yang sedang terlibat pertandingan, baik pemain, pelatih, official pertandingan, wasit, hingga penonton yang hadir.Â
Apa yang terjadi di kompetisi kasta ketiga Jerman adalah contohnya. Kalau kejadian rasial dibiarkan dan pelaku tetap bisa berada di stadion bukankah sudah membiarkan rasisme menang?
Sepak bola eropa melalui UEFA dan organisasi Kick It Out memang terus melakukan kampanye pemberantasan rasisme di sepak bola dengan slogan mereka, "Let's Kick Racism Out of Football". Hal itulah yang membuat banyak kapten tim eropa yang memakai ban kapten bertuliskan "unite against racism".Â
Kasus rasis di sepak bola memang sering terjadi dan sudah sejak lama terjadi. Konflik ras, suku, politik, hingga etnis yang terjadi di eropa memang bisa jadi latar belakang kejadian rasis di sana.Â
Sejarah panjang negara-negara eropa yang saling konflik dan dominasi kulit putih di eropa adalah salah satu pemicunya. Bukan hanya rasisme tapi juga kejadian sejenis seperti intoleransi dan xenophobia (ketidaksukaan terhadap orang dari negara lain) juga terjadi.