Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Fakta Menarik Hellas Verona, Menjegal Juventus dan Pernah Scudetto

13 Februari 2020   10:23 Diperbarui: 13 Februari 2020   13:38 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ivan Juric, juru taktik asal Kroasia yang jadi kunci permainan apik Verona. (sumber foto: Emilio Andreoli/Getty Images)

Hellas Verona! Namanya tiba-tiba mencuat dan menjadi buah bibir pecinta Liga Italia dan penikmat bola dunia. Wajar saja, tim ini berhasil mengalahkan Juventus, juara Liga Italia 8 kali berturut-turut dengan skor 2-1 di kandang mereka.

Bermain di stadion Marc'Antonio Bentegodi, Hellas Verona tampil meyakinkan setelah mampu membalas gol Ronaldo lewat sepakan Fabio Borini dan Giampaolo Pazzini. Kemenangan ini membuat tim asal Verona ini menjadi perbincangan baru.

lantas, sebenarnya siapa sih Hellas Verona ini? Bukankah mengalahkan Juventus walau mereka penguasa Italia sekarang ini, itu hal yang biasa dalam sepak bola bukan?

Ya, tim kecil mengalahkan tim kuat dalam sepak bola memang biasa, istilah kerennya Giant Killer. Tetapi Verona melakukannya bukan hanya sekali saja. Sebelum mengalahkan Si Nyonya Tua, Verona mampu menahan imbang Milan (1-1) dan Lazio (0-0).

Sejak dikalahkan Atalanta 3-2 di pertengahn Desember 2019 lalu, Verona belum sekalipun menelan kekalahan lagi. Hingga kemenangan versus Juve Minggu (9/2) lalu, Verona sudah menjalani 8 laga tanpa kekalahan! Rinciannya 4 kali menang 4 kali imbang.

Dan menariknya, fakta berbicara bahwa dari 4 laga kandangnya, Verona nyaris memetik poin sempurna di tiap laga. Hanya laga melawan Torino saja yang berakhir 1 poin, sisanya 3 poin berhasil mereka dapat di kandang dari Genoa, Lecce, dan Juventus.

Sementara ketika menjalani laga away, Verona tidak kehilangan poin. 4 laga away terakhir, Verona berhasil meraih satu kemenangan dari SPAL dan 3 kali imbang ketika bertandang ke Bologna, Milan, dan Lazio.

Oke itu mungkin bukan sebuah pencapaian wah, tapi apa jadinya jika yang melakukan adalah sebuah tim promosi? Menariknya lagi, faktanya Verona promosi ke Serie A Italia melalui jalur play-off!

Dibanding Verona, sejatinya Brescia yang promosi ke kasta tertinggi Liga Italia sebagai kampiun Serie B lebih difavoritkan sebagai kuda hitam. Lecce yang menjadi runner-up Serie B musim lalu dibawah Brescia juga lebih difavoritkan.

Namun, hingga giornata 23, Brescia justru berada di zona degradasi tepatnya di posisi 19 klasmen dengan 16 poin dari 23 laga! Sementara Lecce berada di peringkat 17 klasmen dan hanya berjarak 3 poin saja dari zona degradasi.

Bagaimana dengan Hellas Verona?

Secara mengejutkan, mereka sekarang justru menempati peringkat 6 klasmen. Itu artinya untuk sementara mereka masuk zona eropa dan berkesempatan lolos ke Liga Europa musim depan!

Keberhasilan Verona hingga saat ini tak bisa lepas dari racikan strategi Ivan Juric sebagai allenatore. Ivan Juric telah bertugas sebagai allenatore atau pelatih Verona sejak Juni 2019.

Dari 24 laga mendampingi Verona di semua kompetisi, Verona mampu ia bawa meraih 9 kemenangan, 7 kali imbang, dan 8 kali menelan kekelahan.

Persentase kemenangannya memang hanya 37,5% saja, tapi itu cukup baik bagi tim promosi yang memiliki dana terbatas dan skuad yang apa adanya.

Ivan Juric memang bisa dibilang hanya mengandalkan pemain yang ada. Tanpa bintang, itulah kondisinya di Verona. Bahkan dari 28 pemainnya, 11 di antaranya berstatus pemain pinjaman dari klub lain. Sejatinya hanya 9 pemain saja yang berstatus pinjaman, tapi sejak winter transfer lalu bertambah menjadi dua pemain.

Adalah Amir Rrahmani dan Sofyan Amrabat yang faktanya mereka baru didatangkan Verona di musim panas ini tapi di winter transfer Januari kemarin mereka telah dilego ke Napoli dan Fiorentina lalu dipinjamkan ke Verona terlebih dahulu sebelum musim depan resmi membela Napoli dan Fiorentina. Unik bukan?

Verona juga mencatat hasil positif di bursa transfer musim ini. Total pengeluaran mereka untuk biaya transfer pemain sesuai data transfermarkt mencapai 20,24 juta euro. Tapi Verona sukses menjual beberapa pemainnya yang jika ditotal hasil penjualannya mencapai 41,30 juta euro! Transfer Amir Rrahmani ke Napoli mencapai angka 14 juta euro, padahal ia didatangkan dari Dinamo Zagreb hanya dengan modal 2,1 juta euro saja.

Sofyan Amrabat lebih menguntungkan lagi. Ia didatangkan dari Club Brugge dengan mahar 3,5 juta euro lalu dilego ke Fiorentina Januari lalu dengan biaya 20 juta euro. Market value mereka yang tinggi tidak lepas dari permainan ciamiknya bersama Verona musim ini. 

Keduanya juga menjadi andalan Ivan Juric dan selalu menjadi pilihan utama. Dengan mengusung formasi 3-4-2-1, Rrahmani menjadi komandan dalam formasi 3 bek, sementara Amrabat adalah poros bertahan dan menyerang Verona berduet dengan Miguel Veloso di lini tengah.

Ivan Juric, juru taktik asal Kroasia yang jadi kunci permainan apik Verona. (sumber foto: Emilio Andreoli/Getty Images)
Ivan Juric, juru taktik asal Kroasia yang jadi kunci permainan apik Verona. (sumber foto: Emilio Andreoli/Getty Images)
Dengan formasi 3-4-2-1, Verona memang bukan tim yang produktif. Dibanding klub lain yang berada di zona eropa, Verona adalah yang terburuk. Verona hanya mampu mencetak 28 gol dari 23 laga Serie A tapi pertahanan mereka cukup kokoh dan salah satu yang terbaik. 

Verona menempati posisi keempat pertahanan terbaik dengan hanya kebobolan 24 gol dari 23 laga. Mereka hanya kalah dari Juventus, Lazio, dan Inter Milan. Penyebabnya adalah permainan Verona dibawah Ivan Juric yang bermain agresif.

Ya, Verona adalah tim yang bermain agresif dengan mengandalkan pressure ketat sejak babak pertama. Juventus saja dibuat kewalahan dengan tekanan yang Verona lancarkan di giornata 23 lalu. Si Nyonya Tua dibuat tak mampu mengembangkan penyerangan hingga babak pertama usai, bahkan Verona mempu unggul terlebih dulu di babak pertama kalau saja golnya tidak dianulir VAR.

Pressure ketat dan aliran bola yang rapat membuat pertahanan Verona sulit ditembus. Dari statistik pertandingan Verona vs Juve saja, Ronaldo cs hanya mampu membuat 3 tendangan ke arah gawang.

Sementara ketika bersua Lazio, memang Verona kalah dalam hal penguasaan bola, tapi 4 shots on target Immobile dkk gagal berbuah gol. 

Pun sama ketika away ke kandang Milan, Verona digempur dengan 5 shots on target tapi mereka hanya kebobolan 1 gol saja dan membawa pulang 1 poin. Ya, dibalik pertahanan ketatnya, mereka punya kiper yang tampil cukup solid.

Dari 23 giornata, Silvestri total sudah melakukan 72 saves dengan total saves per game 3,1. Berdasarkan total saves-nya sepanjang musim ini, ia menempati posisi ke-8 berdasarkan statistik yang dirilis whoscored.

Permainan ketat dan pertahanan yang solid membuat Verona tidak terlihat bermain menyerang. Dari total gol yang mereka cetak musim ini memang benar, top skor mereka adalah Giampaolo Pazzini yang hanya mencetak 4 gol saja. Tapi sejatinya Verona memang tak punya ujung tombak pasti. 

Dari daftar pencetak gol mereka, selalu ada pemain dari berbagai posisi yang mampu mencetak gol. Dari sektor bek ada Faraoni yang sudah mencetak 3 gol.

Di posisi gelandang, Valerio Verre dan Matteo Pessina juga mampu mencetak 3 gol musim ini. Sementara di posisi striker selain Pazzini ada Di Carmine yang sudah mencetak 3 gol.

Torehan gol Verona membuktikan bahwa mereka tak punya pakem penyerangan yang pasti. Verona hanya bermain agresif dengan penuh resiko dan bermain rapat mencari celah kosong di pertahanan lawan. Itulah yang selama ini Ivan Juric inginkan dan anak asuhannya mampu menerapkannya dengan baik hingga giornata 23.

Akan tetapi, apa yang Verona capai musim ini belum tentu akan terulang musim berikutnya. Diakui oleh Ivan Juric, memang target Verona adalah bertahan di Serie A. Permainan apik dari pemain Verona jelas akan membuat tertarik klub-klub besar untuk merekrut pemain kunci Verona musim ini. 

Terbukti, faktanya sudah ada 2 pemain Verona yang akan berganti kostum klub lain musim depan. Bisa jadi di sisa laga musim ini sudah ada pencari bakat dari klub lain yang sudah siap memantau pemain Verona.

Intinya, skuad yang sekarang belum tentu bertahan untuk musim depan. Tapi itulah sepak bola modern saat ini dan Ivan Juric pun sadar akan kemungkinan ke depan.

Saya rasa Ivan Juric tidak akan terlalu kesulitan membangun ulang timnya untuk musim depan, toh memang setiap tahunnya tiap tim bakal membangun ulang skuad mereka bukan?

Yang jelas nikmati saja kejutan-kejutan Hellas Verona di sisa giornata musim ini. Siapa tahu mereka bisa bertahan di zona eropa dan lolos ke kompetisi antarklub eropa musim depan sejak terkahir kali terjadi di musim 1987-1988.

Oiya, satu fakta lagi, dibanding saudara mudanya, Chievo Verona, nama Hellas Verona cukup asing bagi penggemar Serie A di Indonesia. Tapi, fakta membuktikan bahwa Hellas Verona adalah klub tersukses di kota Verona dengan trofi Coppa Italia sebanyak 3 yang didapat di musim 70-an dan 80-an.

Puncak kesuksesan Hellas Verona terjadi di musim 1984-1985 ketika mendapat scudetto pertama. Itulah beberapa fakta Hellas Verona. Forza Hellas Verona!

Sekian, Salam sepak bola.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun