Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Piala Dunia Antarklub, Turnamen Bergengsi atau Ajang Invitasi?

20 Desember 2019   10:02 Diperbarui: 20 Desember 2019   18:25 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trofi Piala Dunia Antarklub selalu menjadi milik wakil UEFA dan CONMEBOL (sumber: FIFA)

Pertandingan final Piala Dunia Antarklub 2019 (FIFA Club World Cup 2019) akan mempertemukan Liverpool melawan Flamengo. 

Sang juara UEFA Champions League 2019, Liverpool, melaju ke final setelah mengalahkan Monterrey, juara CONCACAF Champions League 2019 dengan skor tipis, 2-1 di semifinal. 

Sebelumnya, Flamengo (juara Copa Libertadores 2019) telah melaju ke babak final terlebih dahulu setelah mengalahkan Al-Hilal (juara AFC Champions League 2019) dengan skor, 3-1.

Pertandingan final antara Liverpool vs Flamengo akan digelar Minggu (22/12/2019) dinihari waktu Indonesia di Khalifa International Stadium, Qatar. 

Sementara perebutan tempat ketiga antara Monterrey vs Al-Hilal akan digelar pada hari Sabtu malam. Namun, artikel ini tidak membahas peluang Liverpool menjadi juara atau sebaliknya. Akan tetapi membahas gelaran Piala Dunia Antarklub yang kurang meriah.

Ajang Piala Dunia Antarklub 2019 diadakan di Qatar, 11-21 Desember 2019 (sumber: FIFA)
Ajang Piala Dunia Antarklub 2019 diadakan di Qatar, 11-21 Desember 2019 (sumber: FIFA)
Tahun 2019 ini merupakan gelaran Piala Dunia Antarklub edisi ke-16 sejak pertama kali dipertandingkan di tahun 2000. Sempat tidak digelar di tahun 2001 hingga 2004, turnamen ini kembali digelar tiap tahunnya sejak 2005. 

Seperti yang kita ketahui, format terbaru Piala Dunia Antarklub mempertemukan juara dari tiap konfederasi ditambah juara liga dari negara tuan rumah. Tujuannya satu, mencari klub terbaik dunia di tahun tersebut.

Dari 15 edisi Piala Dunia Antarklub, klub asal konfederasi UEFA sangat mendominasi dengan 11 trofi berbanding 4 trofi milik klub konfederasi CONMEBOL. 

Real Madrid untuk sementara menjadi pengoleksi trofi terbanyak dengan 4 trofi disusul Barcelona dengan 3 trofi. Dominasi Eropa inilah yang menjadi kontroversi terutama di Amerika Selatan. Perdebatan sengit terjadi karena gengsi turnamen tersebut dirasakan berbeda dan seolah menjadi ajang gengsi klub Eropa saja.  

Seperti yang terjadi di tahun 2019 ini, Liverpool begitu difavoritkan dan menjadi berita utamanya. Sementara Flamengo, apakah ada yang rela mengulik beritanya? 

Dengan hanya diikuti 7 peserta dan diadakan di akhir tahun, turnamen ini berjalan cukup cepat dengan format yang dirasa tidak adil. Klub asal UEFA dan CONMEBOL otomatis masuk babak semifinal, sementara klub asal OFC (Oseania) harus memulai dari babak play-off dan tak jarang harus langsung angkat koper. Format yang dirasa kurang adil ini membuat turnamen ini menjadi sepi peminatnya.  

Draw Piala Dunia Antarklub 2019, Liverpool dan Flamengo langsung masuk babak semifinal. (sumber: liverpoolfc.com)
Draw Piala Dunia Antarklub 2019, Liverpool dan Flamengo langsung masuk babak semifinal. (sumber: liverpoolfc.com)
Atas bebagai permasalahan, gengsi, dan kontroversinya itu, FIFA membuat rencana perubahan format Piala Dunia Antarklub dengan sangat signifikan. 

Namun, wacana dari FIFA tersebut malah membuat kontroversi baru sebelum diresmikan. Bagaimana tidak, jumlah peserta Piala Dunia Antarklub akan ditambah hingga 24 tim dan nantinya Piala Dunia Antarklub akan diadakan tiap empat tahun sekali dan diadakan antara bulan Juni-Juli.

Wacana ini sangat diprotes UEFA, karena dalam rencana tersebut, UEFA diminta mengirim hingga 8 wakilnya (bahkan bisa lebih) ke ajang Piala Dunia Antarklub. 

Sekedar informasi, format baru ini akan digunakan pada ajang Piala Dunia Antarklub 2021 di Cina. Tetapi, apabila benar diresmikan jelas akan merubah banyak jadwal kompetisi sepakbola dunia dan membuat makin padatnya jadwal yang bisa berimbas ke performa pemain.

Gengsi yang tinggi dan dominasi klub Eropa membuat FIFA mengeluarkan wacana tersebut. Tak heran memang, klub eropa sangat mendominasi, sementara yang mampu mengalahkan mereka hanya tim asal Amerika Selatan, itupun cuma 4 kali. Klub asal konfederasi Asia, Afrika, Concacaf, atau bahkan Oseania belum mampu mengusik dominasi mereka.

Menurut penulis, selama 15 edisi, ada 3 edisi Piala Dunia Antarklub paling menarik, yaitu terjadi pada tahun 2005, 2006, dan 2012. Ketika itu, klub asal Eropa gagal menjadi juara setelah kalah dengan skor identik, 1-0 dari juara Copa Libertadores di tahun tersebut. 

Di tahun 2012, Chelsea yang secara mengejutkan menjadi juara Liga Champions Eropa kandas di final Piala Dunia Antarklub dari Corinthians. Chelsea yang secara dramatis menjadi juara Liga Champions 2012 dibawah asuhan Roberto Di Mateo gagal mengulang kisah heroik mereka di ajang Piala Dunia Antarklub.

Di tahun 2006, Barcelona yang kala itu masih diperkuat Ronaldinho, Deco, hingga Carles Puyol secara mengejutkan kalah dari Internacional di partai final. Namun akibat Piala Dunia Antarklub tersebut, nama Alexandre Pato melambung berkat penampilan impresifnya yang berujung transfer ke AC Milan.

Tahun 2005 lebih tragis lagi. Kala itu, Liverpool yang membuat keajaiban di Istanbul gagal mendapat predikat klub terbaik dunia. Di partai final, Liverpool harus mengakui kekalahan dari Sao Paolo. Hasil itulah yang sebetulnya tak ingin diulang Juergen Klopp dan anak asuhannya di tahun 2019 ini.

Daripada menyoroti kesuksesan klub Eropa, sebagai orang Asia, penulis lebih tertarik dengan kiprah tim-tim asal AFC. Selama 16 edisi, juara AFC Champions League hanya mampu menjadi runner-up dua kali saja dan belum pernah menjadi juara. 

Kashima Antlers (2016) dan Al-Ain (2018) mejadi wakil Asia yang sukses mencapai babak final. Tetapi hasil serupa dipastikan gagal diraih di tahun 2019 ini setelah Al-Hilal dan Al-Sadd (tuan rumah) sudah terlebih dulu kandas. Tetapi, hasil wakil Asia terus membaik dengan mencapai babak final di 3 edisi terakhir.

Pada akhirnya, kembali seperti biasa, partai final menyajikan persaingan antara juara Copa Libertadores dan juara Liga Champions UEFA. Sebuah hasil yang mononton, tapi apa hendak kita, mereka memang memiliki kompetisi yang kompetitif. 

Apa lebih baik Piala Dunia Antarklub langsung mempertemukan dua juara Copa Libertadores dan juara Liga Champions UEFA seperti dulu? Lalu, apa benar ajang Piala Dunia Antarklub akan menarik apabila klub Eropa tidak menjadi juaranya?

Semoga saja ajang sekelas Piala Dunia Antarklub tidak hanya menjadi ajang gengsi dan invitasi semata, namun benar-benar menjadi ajang penentuan klub terbaik di dunia. Salam olahraga.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun