Sebagai seorang bek, jumlah gol Theo memang sangat impresif. Namun sebagai seorang bek, kontribusinya terhadap pertahanan patut dievaluasi. Banyak pengamat dan pendukung Milan yang berpendapat bahwa Theo bermain baik ketika menyerang tetapi bermain buruk ketika bertahan.
The Next Gareth Bale?
Piatek yang jadi andalan sejak musim lalu malah kesulitan setelah berganti nomor punggung 9. Sementara striker muda Milan, Rafael Leao baru mencetak 1 gol dan Borini tak mendapat tempat di starting eleven.Â
Satu fakta menarik dari Theo adalah, ia merupakan topskor sementara Milan musim ini. 4 golnya menyamai raihan gol dari Piatek, Bedanya, Piatek mencetak 3 dari 4 golnya musim ini dari titik penalti, sementara Theo murni dari open play.Â
Bahkan tak jarang, gol Theo juga menentukan kemenangan Milan. Tiga dari empat gol Theo berhasil membawa Milan memenangkan pertandingan.
Penampilan apik Theo ketika menyerang mengingatkan pendukung Milan dan penikmat bola akan sosok Gareth Bale. Bale mengawali kariernya sebagai seorang bek kiri, tetapi lambat laun ia bertransformasi menjadi seorang penyerang.
Bale memiliki kecepatan yang luar biasa sebagai seorang pesepakbola. Keunggulan inilah yang menjadikannya berubah posisi dari bek menjadi penyerang. Berbeda dengan Bale, Theo tak secepat Bale namun insting di depan gawang lawan patut diapresiasi.
Capaian gol Theo selama 12 laga juga tak bisa dianggap remeh. Capaian gol Bale pun dulu ketika berposisi sebagai bek kiri di Spurs mirip dengan Theo.Â
Dan semakin bertambahnya musim, jumlah gol Bale semakin melejit, awalnya dibawah sepuluh lama-lama ia menjadi ujung tombak Spurs ketika itu.
Sebuah mimpi dan harapan Milanisti Theo Henandez mampu mencapai level seperti Bale. Tak perlu meniru kecepatan Bale, namun bermain apik ketika menyerang dan bertahan sudah cukup membantu permainan Milan yang masih terseok-seok.