"The most important thing was not to win 3-0 or 4-0, the three points were a mental barrier. The boys are happy, and I really wanted them to be back to happiness."
Bagi Mou, menang berapapun tidak menjadi masalah dan kembali menang adalah jalan menuju kebahagiaan. Mou punya alasan kuat atas komentarnya itu. Laga di London Stadium (23/11/2019) itu berkesudahan untuk kemenangan Tottenham atas West Ham dengan skor 3-2. Kemenangan itu juga merupakan kemenangan away pertama Spurs sejak januari 2019.
Son-Heung Min, si oppa Korea berhasil mencetak gol pertama Spurs dibawah asuhan Mourinho. Son mencetak gol pada menit ke-36 disusul gol Lucas Moura pada menit ke-43. Harry Kane mencetak gol terakhir bagi Spurs di laga itu 5 menit selepas kick-off babak kedua dimulai. West Ham mampu memanfaatkan kelengahan dan fisik pemain Spurs yang kelelahan dengan mencetak dua gol pada menit ke-73 dan menit ke-90+6 lewat gol Antonio dan Ogbonna.
Yang jelas, laga comeback Mourinho ini sukses menjadi headline di berbagai surat kabar kenamaan dunia termasuk di Indonesia. Namanya juga Mourinho, karisma dan keberadaannya selalu sukses mengundang nyinyiran awak media.
Sejak sukses membawa Porto juara UCL, Mou selalu memiliki drama dan kontroversinya sendiri, apalagi berbagai kasusnya dengan awak media. Bukan hanya awak media yang gemes dengan kelakuan dan komentar Mou, beberapa pelatih dan fans klub yang ia latih juga kerap terlibat perselisihan dengannya.
Sebelum dipecat MU, pada laga melawan Chelsea (22/10/2018), Mourinho terlihat mengacungkan tiga jari ke kerumunan penggemar Chelsea. Gestur ini ia buat untuk mengingatkan fans Chelsea akan tiga gelar Liga Inggris yang ia persembahkan kepada Chelsea.
Ketika menangani Madrid, Mou juga pernah terlibat perselisihan dengan pemainnya sendiri. Casillas, kapten sekaligus kiper Madrid ia ganti dengan Diego Lopez, yang notabene kiper cadangan di Madrid akibat perseteruannya dengan kiper timnas Spanyol itu. Periode musim 2012-2013 bersama Madrid bahkan Mou sebut sebagai "periode terburuk dalam karirnya".
Mundur lagi ketika periodenya bersama Inter Milan di Serie A, Mou juga membuat masalah dengan awak media dan beberapa pelatih serta pendukung klub lain. Pada musim 2008-2009 ketika awal menangani Inter, Mou menyebut dua rival Inter saat itu, yaitu AC Milan asuhan Ancelotti dan AS Roma di bawah asuhan Spaletti bakal mengakhiri musim tanpa gelar satupun. Tak sampai disitu, Mou juga membuat kontroversi dengan menyebut jurnalis italia dengan sebutan "pelacur intelektual". Hm... kasar juga ya Mou, tapi pernyataan tersebut keluar akibat seringnya pers memanas-manasi ia dengan pelatih lain di Italia.
Sebagai penikmat bola, rasanya senang melihat Mourinho kembali melatih sebuah tim. Ketika ia menganggur, ia sempat beberapa kali tampil sebagai pundit. Namun, jika anda jeli, tak ada raut bahagia terpancar dari wajahnya, bahkan Mou sempat mengutarakan kerinduannya melatih sebuah tim.