Berdasarkan telaah interaksi antara bahasa-bahasa tersebut di atas maka tampak sekali hubungan genetik antara bahasa Moi, Karon, dan Moraid (Cowan). Hal ini kemungkinan disebabkan oleh hubungan perkawinan antara suku-suku di wilayah mereka tinggal.
Bahasa Moi merupakan salah satu dari lima phylum mayor terkecil bahasa Papua (yakni phylum Papua Barat) di mana didalamnya terdapat 24 bahasa.
Berry & Berry, (1987), menyebutkan bahwa Bahasa Moi asli, bahasa induk, dipakai oleh sekitar 4.600 penutur di wilayah Sorong. Bahasa Moi memiliki banyak dialek dan masing-masing dialek memiliki perbedaan yang tidak terlalu besar. Berry & Berrymengklasifikasikan menjadi tiga: Amber ( dari pegunungan), Klasa (dari hulu sungai), dan Kelim (pedalaman).
Bahasa Moi merupakan bahasa yang berbeda dengan Bahasa Moraid, namun masih satu keluarga bahasa Kepala Burung bagian Barat Daya.
Bahasa Moi, menurut Berry & Berry, dikelompokkan dalam 3 dialek besar yakni:
1. Moi Amber/Asli/Besar meliputi penutur bahasa Moi di wilayah Makbon, Malaumkarta, Batulubang, Asbakin, Malanu, Klasaman, Aimas, dan Klamono dengan jumlah penutur diperkirakan sebanyak 3.000orang pada tahun 1987.
2. Klasanyang meliputi penutur bahasa Moi di wilayah Megan dan Dela dengan penutur 800 orang
3. Kelim yang meliputi penutur bahasa Moi di wilayah, Maladofok, dan Klayili sebanyak 4.600orang.
Dengan demikian, pada saat itu Bahasa Moi masih digunakansecara luas oleh lebih dari 60% penduduk di daerah Moi Asli dan 70% di Klasan, serta 25% di Kelim.
Nama : Irfan Nursyam
TTL : Sorong, 30 Agustus 1990
Hobby : Bermain Bulu Tangkis & Futsal
Email : irfan.nursyam1990@gmail.com
Saat ini saya adalah Mahasiswa UMS (Universitas Muhammadiyah Sorong).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H