Padahal jika mereka coba sedikit belajar dan memahami tujuan dari politik maka ungkapan-ungkapan tentang politik diatas adalah sebagai pencegahan agar orang dapat berpolitik sesuai tujuan murni dari politik itu.
Coba dilihat di media sosial bahkan di kehidupan nyata banyak sekali orang yang memblokir/unfriend pertemanan hanya karena temanya ikut andil dalam politik.
Please jangan ngomong politik, yang ngomong politik saya unfriend
Sungguh sebuah sifat pengecut dengan pemikiran yang dangkal.
Orang Yang Tidak Belajar Politik Ikut Politik
Ketimpangan yang kedua yang menyebabkan GAP pada politik adalah orang yang tidak belajar politik dan ikut aktif dalam berpolitik. Hasil dari sini sangat jelas, bahwa ini akan mengarah kepada politik praktis pragmatis, tidak ada filter dan imun dalam tindakan politiknya.
Belajar politik tidak mesti harus menempuh pendidikan formal saja, tapi harus tetap wajib belajar politik. Ada banyak hal yang bisa dilakukan, misalkan dengan mengikuti pengkaderan partai politik.
Sekarang ini bisa dilihat banyak orang yang terjun ke dunia politik hanya karena memiliki uang, politik dinilai dan diukur sebagai sebuah barang komuditas, punya akan dan dapat dibeli. Lihatlah bagaimana lahirnya banyak caleg-caleg baru yang tidak melalui rekrutmen politik dan pengkaderan politik.
Jika dulu seorang kader partai yang ikut caleg mementingkan kepentingan partainya dulu, saat ini mungkin sudah tidak lagi. Caleg berjuang untuk dirinya sendiri. bagaimanapun caranya agar bisa terpilih.
Akhirnya jelas, kebijakan-kebijakanya sangat pragmatis hanya berdasarkan kebenaran pribadi dan keberhasilan-keberhasilan yang sudah dicapai. Inilah tanda orang yang salah berpolitik.
Orang Yang Belajar Politik, Paham Politik dan Salah Praktek
Faktor yang ketiga bukan hanya parah, namun berbahaya. seorang yang belajar politik dan paham politik namun sangat pragmatis dan oportunis. Orang pandai seperti ini dapat menjerumuskan 2 faktor diatas. dengan keilmuan dan pemahaman yang dia miliki sangat sulit untuk dibantah. Sehingga praktek politik yang salah bisa di anggap benar dan benar bisa disalahkan.
Sikap politik itu pasti berbeda, beda namun politik tidak boleh melahirkan perbedaan, karena tujuannya hanya satu, yaitu agar mendapatkan kehidupan lebih baik di dunia ini. Seorang politikus wajib merebut kemenangan dengan cara-cara yang dibenarkan, ada etika dan estetika serta tidak menyalahi konstitusi.