ChatGPT mengalami perkembangan yang sangat cepat, sejak generasi pertama di perkenalkan pada 2018, dan terakhir dirilis ChatGPT generasi keempat yahun 2023, yang kemampuannya lebih dari 10 kali lpat generasi pertama. Namun, seperti halnya hal-hal baru di dunia ini, selain membawa kebaruan dan keuntungan, ternyata AI juga membuka jendela bagi hal-hal yang berpontesi disruptif.
Dalam bidang pendidikan, mahasiswa dan murid bisa menanyakan soal ujian dari bidang ilmu apa saja, bahkan dapat dimanfaatkan untuk penyusunan karya tulis hanya dengan memasukan kata kunci tertentu.
Meski begitu, kemampuan ChatGPT yang sangat tinggi membuka peluang terbukanya fenomena paralel atau dua sisi mata uang, yakni teknologi yang luar biasa di bidang pendidikan. Banyak sekolah dan universitas terkemuka di dunia, termasuk di Prancis, Inggris dan Amerika Serikat melarang penggunaan ChatGPT dalam proses belajar mengajar.
Mereka khawatir bahwa penggunaan ChatGPT akan meningkatkan potensi plagiarisme dan dikhawatirkan mengancam integritas akademik. Tapi, kecerdasan buatan telah mulai digunakan dalam bidang kesehatan, keperawatan, dan diperdebatkan kegunaaanya dalam sains.
Jika kita lihat dari perspektif yang berbeda, ada banyak hal yang dapat kita manfaatkan dari kemuktahiran kecerdasan buatan (artificial intelligence, AI) untuk mempermudah pekerjaan kita di dunia akademik. Misalnya, para dosen bisa memperkenalkan ChatGPT di dalam kelas sekaligus mengedukasi mereka untuk lebih bijak dalam penggunaannya.
ChatGPT juga bisa kita gunakan untuk mendukung penelitian.
ChatGPT untuk membantu riset
Desember 2022 lalu, dunia digegerkan dengan suatu program AI bernama ChatGPT. ChatGPT (Generative Pre-Trained Transformer), adalah sebuah program keluaran perusahaan OpenAI yang dapat menjawab segala pertanyaan dalam bentuk percakapan, atau bahasa alami manusia.
Berbeda dengan Google, ChatGPT adalah suatu "chat bot". Ia bisa diajak "chat" mengenai apa saja.