Produk kosmetika seperti shampoo,  produk  perawatan  rambut,  produk  perawatan  kulit,  bedak  dan  deodoran  serta produk  obat-obatan  yaitu  produk  yang  mengandung  vitamin  A  dan antibiotik. Negara tujuan  ekspor  untuk  produk  makanan  dan  kosmetik  adalah  Malaysia,  Arab  Saudi  dan  Uni Emirat Arab, sedangkan untuk produk obat-obatan terbanyak diekspor ke Nigeria, Malaysia dan Arab Saudi.
Negara penduduk non muslim banyak mengembangkan industri halal :Â
Adanya beberapa negara Islam lainnya yang menjadi pesaing seperti  Malaysia. Faktanya, banyak produk muslim yang justru diproduksi dan diekspor oleh negara non muslim. Misalnya, negara pengekspor makanan halal terbesar masih Brazil, Thailand, dan Republik Rakyat China (RRC). Produk halal yang diekspor ke negara-negara OKI sebagian besar diproduksi oleh negara-negara minoritas Muslim. Hal ini telah mempengaruhi pandangan komunitas internasional bahwa Halal adalah isu internasional dan bukan hanya untuk komunitas Muslim.
-
Banyak pelaku usaha terutama UMKM belum melakukan sertifikasi halal  :Â
Beberapa  pelaku  UMKM  masih  belum  menyadari  pentingnya  sertifikasi  halal,  padahal sertifikasi  halal  dapat  meningkatkan  nilai  jual  produk  dan  daya  saing  produknya  di  pasar global. Padahal Sertifikasi  halal telah diterima  oleh  masyarakat  dunia sebagai suatu standar produk yang perlu dipenuhi untuk memastikan jaminan kehalalannya.
Selain itu, sebagian masyarakat belum mengetahui konsep halal sehingga mempengaruhi perkembangan industri halal. Mendag juga menyampaikan bahwa 90% makanan dan produk yang beredar di Indonesia halal, namun banyak yang tidak memiliki sertifikat halal atau bahkan mengurusnya, agar lebih mudah diatur dan dikelola oleh lebih banyak pelaku usaha.
Lalu bagaimana cara mewujudkannya? Indonesia dapat membangun strategi untuk peningkatan ekspor produk halal, seperti :Â