Mohon tunggu...
Irfania AuliaTsani
Irfania AuliaTsani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Peluang Ekspor Produk Halal Indonesia

14 Mei 2023   17:30 Diperbarui: 14 Mei 2023   17:29 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Peluang Ekspor Produk Makanan Halal Indonesia


Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Menurut laporan Royal Islamic Strategic Studies Center (RISSC), 231,06 juta orang Indonesia adalah Muslim. Penduduk muslim Indonesia juga mencapai 11,92 persen dari penduduk dunia. Berikutnya adalah Pakistan, India, dan Bangladesh, yang memiliki populasi Muslim terbesar di dunia. Populasi Muslim dunia diperkirakan mencapai 1,93 miliar orang. Jumlah ini mewakili 22 persen dari total populasi dunia yang diperkirakan mencapai 8,94 miliar orang.

Dengan jumlah penduduk muslim yang banyak menjadikan Indonesia didominasi oleh produk halal. Masyarakat memproduksi berbagai produk halal mulai dari umkm hingga perusahaan besar di Indonesia mengedepankan produk makanan yang halal. Meskipun begitu Indonesia termasuk ke dalam 5 besar importir makanan halal. 

Sedangkan negara non-Muslim menduduki 5 besar pengekspor produk halal. Ini harus menjadi peringatan bagi umat Islam karena sebagian besar makanan halal yang mereka konsumsi diproduksi dan diekspor oleh negara-negara non-Muslim. Menurut perkiraan baru-baru ini, hampir 85% makanan halal yang dikonsumsi oleh umat Islam di seluruh dunia dibuat di negara-negara di mana umat Islam merupakan minoritas.

Dari hal tersebut kita melihat masalah dan peluang. ada beberapa tantangan dalam terwujudnya capaian tersebut, yaitu :

  • Potensi industri halal belum dioptimalkan

Indonesia masih memiliki potensi untuk mengembangkan produk halal dan peluangnya terus berkembang. Berdasarkan data dari State of Global Islamic Economy Report 2019/2020, pengeluaran konsumen Muslim untuk makanan halal meningkat 3,1% pada 2019 dan diperkirakan akan mencapai US$1,38 triliun pada 2024. 

Potensi pengembangan industri halal Indonesia memang sangat besar karena beberapa faktor pendukung antara lain jumlah penduduk Indonesia yang besar, pertumbuhan industri halal lainnya seperti sektor keuangan dan pariwisata.

  • Belum fokus pada peningkatan ekspor produk halal

Komoditas unggulan ekspor Indonesia hingga saat ini masih didominasi oleh komoditas yang berbasis  pertambangan,  dan  perkebunan. 

Berdasarkan  data  dari  BPS, komoditas utama ekspor nonmigas Indonesia adalah lemak dan minyak hewan/nabati, bahan bakar  mineral  serta  besi  dan  baja. Saat ini produk halal Indonesia yang telah diekspor ke luar negeri antara lain adalah produk makanan seperti saus olahan,pasta,ikan olahan, kopi dan makanan olahan. 

Produk kosmetika seperti shampoo,  produk  perawatan  rambut,  produk  perawatan  kulit,  bedak  dan  deodoran  serta produk  obat-obatan  yaitu  produk  yang  mengandung  vitamin  A  dan antibiotik. Negara tujuan  ekspor  untuk  produk  makanan  dan  kosmetik  adalah  Malaysia,  Arab  Saudi  dan  Uni Emirat Arab, sedangkan untuk produk obat-obatan terbanyak diekspor ke Nigeria, Malaysia dan Arab Saudi.

  • Negara penduduk non muslim banyak mengembangkan industri halal : 

Adanya beberapa negara Islam lainnya yang menjadi pesaing seperti  Malaysia. Faktanya, banyak produk muslim yang justru diproduksi dan diekspor oleh negara non muslim. Misalnya, negara pengekspor makanan halal terbesar masih Brazil, Thailand, dan Republik Rakyat China (RRC). Produk halal yang diekspor ke negara-negara OKI sebagian besar diproduksi oleh negara-negara minoritas Muslim. Hal ini telah mempengaruhi pandangan komunitas internasional bahwa Halal adalah isu internasional dan bukan hanya untuk komunitas Muslim.

  • Banyak pelaku usaha terutama UMKM belum melakukan sertifikasi halal  : 

Beberapa  pelaku  UMKM  masih  belum  menyadari  pentingnya  sertifikasi  halal,  padahal sertifikasi  halal  dapat  meningkatkan  nilai  jual  produk  dan  daya  saing  produknya  di  pasar global. Padahal Sertifikasi  halal telah diterima  oleh  masyarakat  dunia sebagai suatu standar produk yang perlu dipenuhi untuk memastikan jaminan kehalalannya.

Selain itu, sebagian masyarakat belum mengetahui konsep halal sehingga mempengaruhi perkembangan industri halal. Mendag juga menyampaikan bahwa 90% makanan dan produk yang beredar di Indonesia halal, namun banyak yang tidak memiliki sertifikat halal atau bahkan mengurusnya, agar lebih mudah diatur dan dikelola oleh lebih banyak pelaku usaha.

Lalu bagaimana cara mewujudkannya? Indonesia dapat membangun strategi untuk peningkatan ekspor produk halal, seperti : 

  • Fokus pada produk dan pasar

  • Relaksasi ekspor & impor untuk tujuan ekspor

  • Peningkatan daya saing produk

  • Penguatan akses pasar

  • Optimalisasi E-commerce

  • Penguatan UMKM orientasi ekspor

  • Optimalisasi sistem resi gudang untuk komoditas ekspor

Sebagai generasi muda kita dapat mulai mengembangkan merek global dalam industri Halal, sehingga membantu meningkatkan pangsa pasar merek Halal milik Muslim. Namun, tantangannya adalah menawarkan produk yang konsisten dan dapat dikenali di mana saja. Siapkah kita menghadapi tantangan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun