Mohon tunggu...
Irfan Hamonangan Tarihoran
Irfan Hamonangan Tarihoran Mohon Tunggu... Penulis - Dosen

Menulis karya fiksi dan mengkaji fenomena bahasa memunculkan kenikmatan tersendiri apalagi jika tulisan itu mampu berkontribusi pada peningkatan literasi masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jangan Bawa Putriku Kedua Kali

3 Juli 2024   06:52 Diperbarui: 3 Juli 2024   19:33 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber gambar Pixabay.com/Iechenie-Narkomanii

Refli kemudian melihat jam dinding di cafe. Waktu sudah menunjukkan tengah malam. Cafe itu pun sudah mulai ditutup. Rasa kesal pada penelepon yang ingkar janji semakin besar. Semua kecewa namun masih terlihat bahagia karena pelayanan yang diberikan si gadis pelayan.

***

Sudah 3 bulan Refli dan istrinya tidak kembali ke cafe itu. Ada rasa rindu ingin bertemu dengan Ririn. Refli dan istrinya pun melaju ke sana lagi untuk berkunjung.

Suasana cafe terlihat lengang. Toko-toko di sampingnya juga tutup. Entah kenapa kawasan yang dulunya ramai terlihat seperti kawasan berhantu. Saat mereka akan berbalik pulang, tiba-tiba segerombolan geng motor menyerang sekelompok pemuda yang ternyata dari tadi sembunyi dari balik gang. Adu senjata tajam dan balok kayu pun terjadi. Dalam sekejap, banyak yang tumbang bergelimangan darah.

Di dalam mobil, Refli dan istrinya melihat kejadian yang mengerikan itu langsung di depan mata. Dari salah satu gang, muncullah seorang gadis berkacamata dengan topi dan jaket serba hitam dengan sebuah pemukul baseball di tangan kanannya.

"Serang!" perintah gadis itu.

Puluhan pemuda berlari mengejar geng motor yang terkepung. Jumlah mereka hampir berimbang. Api dari motor yang dibakar menggelora membuat suasana semakin mencekam. Mata Refli dan istrinya tertuju pada gadis pemberani itu.

"Pa, bukannya itu Ririn?" tanya istrinya pada Refli.

Mata Refli tak berkedip saat melihat kelihaian gadis yang ternyata mahir bela diri itu. Sudah beberapa orang musuh yang berhasil dia lumpuhkan seorang diri.

Sekitar 30 menit mereka menyaksikan tontonan yang mengerikan. Suara sirene dan tembakan ke udara beberapa kali membubarkan perang yang terjadi. Terlihat gadis yang bernama Ririn itu diborgol oleh petugas berseragam dan memasukkannya ke dalam mobil tahanan.  Refli dan istrinya mengikuti mobil itu ke kantor polisi.

Saat Refli dan istrinya menunggu di luar ruangan, mereka mendapatkan informasi yang mencengangkan. Ternyata Ririn yang mereka kenal sebagai gadis cantik namun cacat mata itu bukan orang sembarangan. Dia sudah lama menjadi buronan. Ayahnya dikenal sebagai ketua geng preman yang menguasai kawasan cafe dan sekitarnya. Kasus perebutan wilayah kekuasaan adalah sumber keributan yang sering terjadi dengan kelompok preman yang lain. Ririn menjadi ketua geng setelah ayahnya tewas dibunuh anggota geng lain dengan cara diracun saat berada di rumah sakit. Dia bersumpah untuk membalaskan dendamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun