Mohon tunggu...
Irfan Fandi
Irfan Fandi Mohon Tunggu... Buruh - Menulis dan Membaca adalah suatu aksi yang bisa membuat kita terlihat beda dari orang yang disekitar kita

Email : irvandi00@gmail.com || Suka Baca dan Nonton Film || Pekanbaru, Riau ||

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mal Tidak Lagi Pusat Perbelanjaan, Tempat Sepi untuk Tongkrongan

7 Agustus 2023   16:30 Diperbarui: 10 Agustus 2023   15:15 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah warga tengah memilih dan mencoba pakaian di salah satu gerai di Mal. (Foto: YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA/KOMPAS.ID)

Saat ini Indonesia sudah memasuki fase endemi, setelah melewati dua tahun lamanya masa pandemi virus corona atau lebih akrab dikenal dengan Covid-19. 

Tepat mulai 21 Juni 2023, Presiden Jokowi menyebutkan bahwa Indonesia dinyatakan  telah beralih dari masa pandemi menjadi endemi. 

Apakah ini kabar baik? Tentu saja, karena semua orang sudah bisa beraktivitas bebas tanpa harus ribet seperti masa pandemi sebelumnya. 

Namun, dengan demikian kita harus tetap sadar akan menjaga kesehatan dan kondisi tubuh agar tetap sehat dan bisa beraktifitas dengan baik dan produktif. 

Dilain sisi, saya sebagai pekerja lapangan yang bergelut di bidang marketing sales di salah satu pusat perbelanjaan Mall yang ada di Jambi. 

Saya merasakan banyak perubahan dari kebiasaan kebanyakan orang dari sebelum hingga sesudah dari masa pandemi beralih ke masa endemi.

Mal tidak lagi tempat pusat transaksi jual beli yang aktif

Dalam hal ini saya melihat banyak perubahan dari sikap dan pemikiran yang dulu dari kebanyakan orang, dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih. 

Orang tidak lagi datang membeli sebuah keperluan dengan mengunjungi pusat perbelanjaan, melainkan dengan menggunakan aplikasi untuk memudahkan orang dalam memenuhi segala kebutuhan tanpa harus repot membawa barang belanjaan. 

Kondisi mall sepi dari pengunjung (sumber foto: dokumentasi pribadi) 
Kondisi mall sepi dari pengunjung (sumber foto: dokumentasi pribadi) 

Dengan satu klik saja saat ini kita sudah bisa memesan dan membeli apa yang kita inginkan. Namun yang membedakan adalah kita harus menunggu beberapa hari waktu untuk bisa menggunakan atau memakai barang yang kita butuhkan. 

Hal ini sangat terasa sekali bagi saya yang bekerja di pusat perbelanjaan di salah satu mall. Orang datang hanya untuk cuci mata dan melihat-lihat saja tanpa membeli. 

Kasus ini terjadi untuk bisnis fashion, retail dan supermarket multinasional mengalami banyak penurunan. Berbeda untuk bisnis F&B yang semakin marak dan bermunculan brand baru untuk siap menggali cuan dari pengunjung yang datang. 

Perkembangan teknologi membuat orang banyak melakukan transaksi di online dari pada datang langsung ke toko atau outlet yang menyediakan barang yang sama. 

Walau tidak terlalu tampak signifikan, namun hal ini sudah mulai terasa. Penjualan yang biasanya mulai naik pada saat awal bulan di week pertama, kini tidak lagi dan jauh mengalami penurunan. Apalagi sudah masuk weekend yang harusnya ramai tapi malah sepi dari pembeli. 

Mall tidak lagu seperti dulu untuk orang berbelanja melainkan sebagai tempat temu kangen dan nongkrong bersama orang-orang terdekat di salah satu pusat perbelanjaan yang memiliki food court lengkap. 

Apa yang harus dilakukan?

Saya percaya akan satu hal, setiap toko memiliki pembelinya sendiri untuk datang dan melakukan transaksi di tempat pusat perbelanjaan yang nyaman, ramah dan santun. 

Tidak semua orang suka berbelanja dengan menggunakan aplikasi online. Lebih banyak juga yang suka datang langsung ke toko melihat barangnya, mengecek koleksi dan mulai tertarik untuk membelinya langsung dengan barang yang disukai. 

Tipe pelanggan seperti ini juga sangat mementingkan pelayanan dari karyawan yang ada di dalam outlet atau tenant. Attitude dan penampilan juga harus dijaga agar tetap membuat pengunjung nyaman dan suka melihat kita. 

Selain itu, pembenahan dari fasilitas yang tersedia dalam gedung harus dijaga dengan baik. Setiap masukan atau kritil yang diberikan oleh pengunjung atau penyewa yang ada didalam harus dilakukan pembenahan untuk perbaikan yang bisa memberikan keuntungan timbal balik dari pihak manajemen mall dan yang lainnya. 

Salah satu contoh yang saya alami adalah gedung yang ada di tempat saya bekerja sangat cuek dengan apa yang jadi masukan diberikan kepada pihak manajemen. Untuk hal ini saya tidak menyebut nama mallnya secara jelas untuk menjaga nama dari pusat perbelanjaan tersebut. 

Bila dibandingkan  dengan tempat yang lain disini sungguh sangat jauh dan berbeda. Mall ini lebih sepi dari pengunjung dan banyak beralih ke tempat lain yang jauh lebih nyaman dan enak untuk berkunjung dan melakukan kegiatan di dalamnya. 

Salah satu contoh permasalahannya adalah pendingin ruangan yang tidak berfungsi secara maksimal, saya merasakan baru kali ini memasuki sebuah mall yang panas dan gerah ketika berada didalamnya. 

Padahal mall ini memiliki potensi dan peluang yang besar untuk menarik perhatian pengunjunh dengan banyaknya outlet brand ternama dan pusat perbelanjaan yg dikatakan paket lengkap. 

Mall ini merupakan salah satu mall yang memiliki akses hotel tempat penginapan yang bisa menggaet par pengunjung atau pendatang dari luar kota untuk berbelanja di sini. Banyak yang mengeluhkan tapi belum ada tindakan yang real untuk menanggulangi permasalahan ini. 

Saya berharap ini bisa menjadi poin dari pihak Manajemen untuk memperbaiki performance dan kualitas tempat untuk mendukung peningkatan transaksi di dalam mall tersebut. 

Apalagi saat ini telah banyak yang mengalami penutupan massal dari beberapa brand terkenal di Indonesia. Sebut saja Giant yang dulu menguasai wilayah retail malah mundur, dan banyak lagi brand lainnya melakukan hal yang sama. 

Semua telah banyak perubahan, namun kita harus tetap bertahan dan mencoba mencari cara agar terus bisa buka dan mencoba melakukan yang terbaik agar bisa memberikan pelayanan yang terbaik untuk setiap pelanggan yang datang. 

Salam semangat, Irfan Fandi

Jambi, 07 Agustus 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun