Pada film ini telah digambarkan dengan kondisi sebuah sekolah yang diperuntukkan untuk seseorang yang akan berubah menajdi jahat dan baik. Semua itu tergantung dari sisi kemanusian yang ada di dalam diri manusia itu sendiri. Hal ini dibuktikan langsung oleh dua karakter penting dalam film ini yaitu Agatha dan Sophie.
Dua orang gadis muda ini memiliki persamaan di dalam kehidupannya sehari-hari. Mereka selalu dianggap aneh dan berbeda dari orang-orang yang memiliki usia yang sama dengan dirinya. Dengan sebuah pertemuan yang tidak disengaja, mereka tumbuh saling melengkapi dan menjalin sebuah hubungan persahabatan.
Persahabatan mereka diuji ketika berada di sekolah yang memisahkan kedudukan mereka. Pencarian jati diri dan pengorbanan untuk sebuah persahabatan sangatlah dipertaruhkan selama mereka berada di sekolah tersebut. Namun kekuatan jalinan persahabatan menguatkan mereka dan memberikan sebuah keajaiban yang tiada tara nilainya.
Pesan yang diangkat dalam film ini sesungguhnya baik. Tapi ada salah satu adegan yang membuat saya kembali memikirkan tentang isu sosial yang ditonjolkan di dalam film ini. Menurut saya pun jika film ini ditayangkan di bioskop mungkin akan diangkat isu sosial ini untuk tidak bisa tayang. Sangat disayangkan sih, tapi dengan tayang di platform OTT jadi aman.
Film The School for Good and Evil sudah bisa disaksikan lansung di platform streaming Netflix. Film ini rilis pada tanggal 21 Oktober 2022 dan semua orang bisa mengaksesnya di mana pun dan kapan pun. Pembaca bisa menikmati film ini bersantai di rumah bersama keluarga dan orang-orang terdekat dengan melihat film terbaru dari Netflix.
Selamat menonton dan salam inspirasi, Irfan Fandi
Pekanbaru, 05 November 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H