Belakangan ini saya sangat kagum dengan kualitas film dari para sineas Indonesia yang semakin serius dalam memajukan dunia industri perfilman. Tahun ini saja sudah banyak film Indonesia yang berhasil meraih jumlah penonton yang sangat besar dengan genre yang berbeda.
Sebut saja KKN di Desa Penari, Pengabdi Setan 2 : Communion, Ngeri-Ngeri Sedap, Ivana, Kukira Kau Rumah, Mencuri Raden Saleh, dan masih banyak lagi. Salah satu yang ingin saya bahas kali ini yaitu Film Miracle in Cell No. 7 yang berhasil meraih 1 juta penonton dalam 4 hari.
Film Miracle in Cell No 7 merupakan wistlist dari daftar tontonan yang harus saya lihat di hari pertama. Namun hal itu tidak dapat terjadi karena suatu lain hal, hari ini saya akhirnya memiliki kesempatan untuk bisa menyaksikan langsung aksi Vino G. Bastian dalam karakter barunya dalam film Miracle in Cell No 7.
Untuk informasi menarik yang harus kalian ketahui adalah film Miracle in Cell No 7, merupakan adaptasi dari sebuah karya dari film Korea Selatan dengan judul yang sama. Film ini sudah diadaptasi ke beberapa negara yaitu Turkey, Filipina dan Indonesia. Falcon Picture mempercayakan film ini untuk disutradarai oleh Hanung Bramantyo.
Pemain yang ikut bermain dalam film ini juga ramai sekali dengan bintang-bintang ternama Indonesia, mereka adalah : Vino G. Bastian, Indro Warkop, Tora Sudiro, Mawar De Jongh, Bryan Domani, Indra Jegel, Rigen, Graciella Abigail, Denny Sumargo dan masih banyak lagi.
Review Film Miracle in Cell No. 7 karya Hanung Bramantyo
Film Miracle in Cell No. 7 menceritakan tentang seorang ayah bernama Dodo Rozak (Vino G. Bastian) yang memiliki keinginan simple yaitu bisa menjadi seorang ayah yang baik untuk anaknya, Kartika (Graciella Abigail/Mawar De Jongh). Ia bukanlah seorang ayah yang seperti kebanyakan orang melainkan memiliki keterbatasan yang menyandang disabilitas (memiliki kecerdasan yang terbatas, bertingkah dan berperilaku seperti anak-anak).
Dalam kehidupan antara anak dan ayah ini terjalin dengan sangat harmonis, Kartika terlihat sangat telaten dalam menjaga dan merawat ayahnya. Mereka hidup dalam penuh kebahagiaan. Namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama ketika keduanya harus dipisahkan oleh sesuatu lain hal yang sangat menguras perasaan yang penuh emosional.
Dodo ditangkap atas tuduhan memperkosa dan membunuh gadis kecil bernama Melati. Dodo dimasukkan dalam sel tanahan No. 7 yang dihuni oleh napi-napi beringas lainnya (Indro Warkop, Tora Sudiro, Bryan Domani, Indra Jegel dan Rigen). Setelah banyaknya peristiwa yang terjadi di dalam sel, Dodo berhasil mendapatkan bantuan untuk bisa memasukkan Kartika ke dalam sel.
Melihat kedekatan Dodo bersama Kartika selama di dalam sel, mereka berhasil menularkan kebahagian yang dimiliki seorang anak dan ayah bagi napi dan sipir yang ada di penjara. Hal ini pun sekaligus membuat semua orang yang ada di dalam penjara mulai ragu apakah lelaki penyayang seperti Dodo, tega membunuh seorang anak kecil bernama Melati.