Mohon tunggu...
Irfan Fandi
Irfan Fandi Mohon Tunggu... Buruh - Menulis dan Membaca adalah suatu aksi yang bisa membuat kita terlihat beda dari orang yang disekitar kita

Email : irvandi00@gmail.com || Suka Baca dan Nonton Film || Pekanbaru, Riau ||

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Orphan: First Kill", tentang Psikologi yang Menegangkan dan Penuh Rahasia Misteri

31 Agustus 2022   12:00 Diperbarui: 31 Agustus 2022   12:06 1245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster resmi film "Orphan : First Kill" di Indonesia (sumber foto : imdb)

Entertainment One berkolaborasi dengan Paramount Pictures kembali membuat lanjutan dari kisah film Orphan yang dulu rilis pertama kali pada tahun 2009. Kini dibuat sekuel keduanya dari lanjutan kisah dari seorang wanita muda yang mengalami gangguan jiwa.

Dengan sutradara William Brent Bell film ini dibuat lebih seru dan menegangkan dari yang pertama. Kisah yang ditampilkan dalam film kedua ini lebih mengerikand ari film pertama, genre film ini masih tergolong Horror dan Thriller. Semua penonton akan merasakan ketegangan dan ketakutan dalam durasi 98 menit di dalam bioskop.

Film "Orphan : First Kill" dibintangi oleh pemain baru dengan tokoh utama yang sama, sebut saja Isabella Fuhrman, Julia Stiles, Rossif Sutherland, Hiro Kanagawa, Matthew Finlan, Samantha Walkes, Dave Brown, Lauren Cochrane, Gwendolyn Collins dan masih banyak lagi.

Review Film Orphan : First Kill karya William Brent Bell

Film "Orphan : First Kill" menceritakan tentang kisah gadis muda bernama Esther Albright (Isabella Fuhrman) yang memiliki gangguan kejiwaan dan psikologi. Setelah berhasil kabur dari rumah sakit jiwa, ia kembali menyamar sebagai putri yang hilang dari keluarga kaya raya.

Alur cerita yang ditulis oleh David Coggeshall sangat berbeda dengan film pertamanya. Dalam film ini terlihat lebih sadis dan mengerikan untuk ditonton oleh semua kalangan, wajar jika film ini mendapatkan rating penonton untuk kategori Dewasa 17+.

Cerita yang disusguhkan dari awal film ini dimulai hingga akhir, penonton dibuat seperti menaiki sebuah roller coaster yang membuat penonton tidak nyaman berada di bangkunya masing-masing. Hal itu dikarenakan cerita yang disajikan lebih menegangkan dan penuh banyak kejutan.

Penonton juga akan mendapatkan plot twist kisah yang menarik dari ending film ini. kisah Esther yang menyamar sebagai putri hilang dari salah satu keluarga kaya raya memiliki sebuah rahasia yang sangat menimbulkan rasa penasaran dari penonton untuk melihat bagaimana ending dari kisah ini berakhir.

Saya melihat film ini ikut merasa tidak nyama dari awal penayangan hingga akhir dengan pembunuhan yang diperlihatkan oleh Esther. Semua penonton yang menyaksikan film ini di dalam biosko dan setelah keluar melihat film ini ikut merasakan ketegangan dengan adanya obrolan dan diskusi mengenai film ini.

Ibu tiri Esther di dalam film Orphan :First Kill (sumber foto : imdb)
Ibu tiri Esther di dalam film Orphan :First Kill (sumber foto : imdb)

Sinematografi dan visual efek yang ditampilkan dalam film ini seperti hal biasanya film horror kelar Hollywood. Setiap adegan yang ditampilkan dengan teman pembunuhan membuat penonton tidak bisa bergeming dari tempat duduk untuk menyaksikan teror dari Esther yang datang setiap saat.

Selain itu dengan diddukung sound dan musik yang keras dan kuat, membuat adrenalin penonton turun naik seperti menaiki sebuah wahana permainan. Saya sangat suka kombinasi film horror dengan sentuhan thriller, film ini lebih menegangkan dari film sebelumnya.

Secara keseluruhan saya sangat menikmati menonton film ini dari awal hingga akhir, saya beri rating film ini 8.5/10. Banyak kejutan yang ditampilkan oleh pembuat film yang membuat penonton penasaran dan ingin tahu lebih lanjut bagaimana akhir dari kisah film kedua ini. film ini berhasil membuat saya dan penonton lain kagum dengan peran tokoh utama dalam memainkan karakternya yang misterius penuh tanda tanya.

Tentang Dunia Psikologi yang Menegangkan dan Penuh Rahasia Misteri

Film "Orphan : First Kill" kini berlanjut kepada kisah Esther yang mencari keluarga baru dengan menemukan sebuah keluarga yang kehilangan anak perempuan nan kaya raya. Selain itu Ester masih memiliki gangguan kejiwaan psikologis yang ahrus disembuhkan pada salah satu rumah sakit jiwa.

Namun, ia memiliki kecerdikan dan tipu daya yang membuat semua penonton terpana. Dengan gaya kekanak-kanakan membuat ia selalu menajdi perhatain dan mendapat perlakuan manis dan baik. Padahal dibalik itu semua ia memiliki tipu muslihat yang mengelabui banyak orang.

Dengan sikap manipulasi yang dimilikinya ternyata keluarga baru yang akan menjadi orang tuanya,  rahasia yang tidak diketahui orang. Penonton akan menyadari misteri dan rahasia itu setelah melihat film itu  tengahan tayang ak kejutan dan membuat ahti tidak tenang.

Aksi Isabella Fuhrman  dalam film Orphan First Killer (sumber foto : imdb)
Aksi Isabella Fuhrman  dalam film Orphan First Killer (sumber foto : imdb)

Setiap aksi yang ada di dalam film ini memiliki jalan cerita yang saling berkaitan atara satu peristiwa ke peristiwa berikutnya. Benang merah akan terungkap pada baan akhir film yang mencengangkan dan tidak diduga sama sekali oleh para penontonnya.

Film "Orphan : First Kill" sudah dapat disaksikan diseluruh bioskop-bioskop tanah air serentak rilis pada tanggal 31 Agustus 2022. Mari ajak seluruh keluarga dan orang-orang terdekat untuk datang ke bioskop melihat aksi Isabella Fuhrman. Bagi anak-anak remaja yang ingin melihat film ini harus dalam pengawasan orang tua.

Banyak adegan pembunuhan sadis yang diperlihatkan dalam setiap aksi Esther yang halangi tujuannya. Maka dari itu film ini dibuat untuk kategori Dewasa 17+,yang melihat film ini telah sesuai dengan usianya agar bisa mencerna dengan baik tujuan dari maksud film ini dibuat.

Saya lebih suka film kedua ini dibandingkan dengan film pertama. Banyak kejutan dan plot twist yang membuat kagum sendiri dengan penulis cerita yang berhasil menyuguhkan sebuah film yang berhasil membuat saya duduk manis dan diam dalam menikmati isi filmnya.

Sepanjang film saya juga merasakan ketakutan dan ketegangan jika ada aksi pembunuhan dan teror. Semua itu ditampilkan dengan sangat baik sesuai dengan alur cerita yang runut dna teratur. Film ini berhasil membuat saya mengikuti kelanjutan film ini untuk sekuel berikutnya, karena ending dari film ini belum tuntas dan bagi saya pasti aka nada sekuel lanjutannya.

Selamat menontodan Salam Inspirasi, Irfan fandi

Pekanbaru, 31 Agustus 2022


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun