Entertainment One berkolaborasi dengan Paramount Pictures kembali membuat lanjutan dari kisah film Orphan yang dulu rilis pertama kali pada tahun 2009. Kini dibuat sekuel keduanya dari lanjutan kisah dari seorang wanita muda yang mengalami gangguan jiwa.
Dengan sutradara William Brent Bell film ini dibuat lebih seru dan menegangkan dari yang pertama. Kisah yang ditampilkan dalam film kedua ini lebih mengerikand ari film pertama, genre film ini masih tergolong Horror dan Thriller. Semua penonton akan merasakan ketegangan dan ketakutan dalam durasi 98 menit di dalam bioskop.
Film "Orphan : First Kill"Â dibintangi oleh pemain baru dengan tokoh utama yang sama, sebut saja Isabella Fuhrman, Julia Stiles, Rossif Sutherland, Hiro Kanagawa, Matthew Finlan, Samantha Walkes, Dave Brown, Lauren Cochrane, Gwendolyn Collins dan masih banyak lagi.
Review Film Orphan : First Kill karya William Brent Bell
Film "Orphan : First Kill" menceritakan tentang kisah gadis muda bernama Esther Albright (Isabella Fuhrman) yang memiliki gangguan kejiwaan dan psikologi. Setelah berhasil kabur dari rumah sakit jiwa, ia kembali menyamar sebagai putri yang hilang dari keluarga kaya raya.
Alur cerita yang ditulis oleh David Coggeshall sangat berbeda dengan film pertamanya. Dalam film ini terlihat lebih sadis dan mengerikan untuk ditonton oleh semua kalangan, wajar jika film ini mendapatkan rating penonton untuk kategori Dewasa 17+.
Cerita yang disusguhkan dari awal film ini dimulai hingga akhir, penonton dibuat seperti menaiki sebuah roller coaster yang membuat penonton tidak nyaman berada di bangkunya masing-masing. Hal itu dikarenakan cerita yang disajikan lebih menegangkan dan penuh banyak kejutan.
Penonton juga akan mendapatkan plot twist kisah yang menarik dari ending film ini. kisah Esther yang menyamar sebagai putri hilang dari salah satu keluarga kaya raya memiliki sebuah rahasia yang sangat menimbulkan rasa penasaran dari penonton untuk melihat bagaimana ending dari kisah ini berakhir.
Saya melihat film ini ikut merasa tidak nyama dari awal penayangan hingga akhir dengan pembunuhan yang diperlihatkan oleh Esther. Semua penonton yang menyaksikan film ini di dalam biosko dan setelah keluar melihat film ini ikut merasakan ketegangan dengan adanya obrolan dan diskusi mengenai film ini.
Sinematografi dan visual efek yang ditampilkan dalam film ini seperti hal biasanya film horror kelar Hollywood. Setiap adegan yang ditampilkan dengan teman pembunuhan membuat penonton tidak bisa bergeming dari tempat duduk untuk menyaksikan teror dari Esther yang datang setiap saat.