Dalam pendakian kita pasti memiliki satu team yang terdiri dari beberapa orang. Saya berusaha untuk terbuka dan saling mengenal antara satu dengan pendaki yang lainnya untuk membangun komunikasi. Dari awal yang tidak kenal hingga dengan adanya komunikasi dan pembicaraan membuat keakraban dan kebersamaan mulai terbangun. Saya mulai menikmati perjalanan dengan bercengkrama dan bercanda dengan semua para pendaki, dengan demikian pendakian pun berlangsung dengan sangat baik dan seru sekali.
Dalam proses perjalanan kita harus bersikap jujur antara diri sendiri dengan orang-orang yang ada di dalam satu team kita. Jika ada satu yang capek maka semuanya berhenti untuk beristirahat, begitu juga halnya ada kejadian yang tidak terduga kita bersama-sama harus melewatinya dan membangun semangat untuk bisa terus kembali melanjutkan perjalanan sampai ke tujuan.
Hal ini sangat penting untuk diri kita dalam melatih kesabaran, keegoisan dan simpati dalam kebersamaan satu team. Pembangunan karakter ini membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik dan pengertian dengan segala kondisi keadaan yang terjadi secara tiba-tiba. Sebagai pemula saya dapat merasakan pembelajaran dari sebuah perjalanan mendaki puncak gunung marapi.
Melawan rasa ketakutan
Sebagian orang mungkin ada yang memiliki keberanian yang tinggi dalam menaklukkan sesuatu hal yang diluar kemampuannya. Saya sangat takut akan ketinggian setelah berada di tepi puncak gunung marapi. Ketika melihat kebawah dengan tidak sengaja, semua mental yang awalnya bersemangat langsung pudar dan hilang seketika itu juga.
Saya berusaha untuk meyakinkan diri agar bisa menaklukkan rasa ketakutan ini. Bang Ricky selalu mencoba meyakinkan dan memberikan semangat kepada saya untuk bisa melewati perjalanan ini hingga bisa sampai ke puncak gunung marapi yang tinggal selangkah lagi. Teman-teman yang lain juga bersedia menunggu saya untuk melewati selangkah demi selangkah perjalanan pendakian menuju puncak.
Dengan kesabaran dan kegigihan yang saya bangun dalam hati dan diri sendiri, akhirnya puncak merapi terlihat dengan sangat jelas di depan hadapan saya. Dibawah terpaan sinar cahaya matahari, saya hanya bisa membaringkan badan tergeletak di puncak merapi dengan mengucapkan Alhamdulilah dan Allahu Akbar. Sebuah rasa haru dan kebanggan bagi diri saya sendiri untuk bisa berhasil menuju puncak, terima kasih buat Bg Ricky dan teman-teman semuanya.
Menambah wawasan
Dalam perjalanan pendakian puncak gunung marapi, banyak cerita dan pengalaman yang bisa kita dapat kan selama proses berjalan. Saya berusaha untuk menjadi pendengar setia dan mencoba memperlajari dan memikikan sendiri untuk merenungkan apa pelajaran yang bisa diambil dari kisah dan cerita yang disampaikan oleh rekan-rekan yang berada di sekitar saya.
Pendakian gunung marapi banyak memberikan saya wawasan baru tentang akan banyak hal. Satu contoh nyata dalam proses perjalanan ini adalah adanya dua pilihan jalan yang harus kita pilih dan putuskan untuk melangkah dan menyesuaikan sesuai batas dan kemampuan yang kita miliki. Ada jalan yang melandai dan ada juga jalan yang butuh effort untuk bisa kita lalui. Pilihan ada ditangan kita dan jangan sungkan atau gengsi dalam memilihnya.
Kita harus ingat bahwa sesuatu hal yang dipaksakan dalam segala hal yang ingin kita lakukan, akan mendapatkan hasil yang tidak baik dan bisa merugikan diri kita sendiri. Lebih baik kita jujur dan menyesuaikan dengan kemampuan yang kita miliki dan sanggupi, itu jauh lebih baik dari pada memikirkan gengsi atau gaya-gayaan saja.
Menjaga sikap dan kepercayaan
Sebelum memulai perjalanan pendakian puncak gunung marapi, sesuai dengan penjelasan saya diawal bahwa guide melakukan sebuah arahan (briefing) kepada kami semua. Dalam perjalanan menuju puncak segala ucapan dan sikap selama mendaki lebih bisa dikontrol dan tidak takabur dengan apa yang kita percaya dan sanggupi.