Mohon tunggu...
Irfan Fandi
Irfan Fandi Mohon Tunggu... Buruh - Menulis dan Membaca adalah suatu aksi yang bisa membuat kita terlihat beda dari orang yang disekitar kita

Email : irvandi00@gmail.com || Suka Baca dan Nonton Film || Pekanbaru, Riau ||

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Menjawab Kritik dengan Gelar Juara, Jojo dan Fajar/Rian Berhasil Meraih Kemenangan di Swiss Open 2022

28 Maret 2022   07:00 Diperbarui: 28 Maret 2022   07:08 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : PBSI | Ilustrasi hasil pertandingan Final Jojo melawan Prannoy asal India

Pertandingan Final Swiss Open 2022 sedang berlangsung di Barsel, Swiss di mana kita semua tahu bahwa sudah ada dua wakil yang akan berlaga di Final malam ini. 

Jonathan Christie mewakili  untuk sektor Tunggal Putra dan Muhammad Rian Ardianto/Fajar Alfian untuk sektor Ganda Putra. Kedua wakil ini akan berhadapan dengan lawan yang tidak mudah.

Jonathan Christie pada babak Final kali ini akan berhadapan dengan pemain Tunggal Putra India Prannoy H. S, pertemuan mereka secara head to head sudah bertemu sebanyak tujuh kali dan keunggulan masih dipegang oleh Jonathan Christie. 

Pertemuan terakhir mereka pada turnamen Victor Denamrk Open 2021 pada babak pertama yang dimenangkan oleh Jojo dengan straight game langsung 21-18 dan 21-19.

Muhammad Rian Ardianto/Fajar Alfian pada babak Final Swiss Open 2022 tahun ini, ia kembali berhadapan dengan lawannya dari Ganda Putra negara tetangga Malaysia yaitu Goh Sze Fei/Nur Izzuddin. 

Dari pertemuan dilapangan mereka sudah empat kali menjalani pertandingan dan keunggulan masih di miliki oleh pasangan Ganda Putra Indonesia. pertemuan terakhir di babak Quarter Final di Victor Denmark Open 2021 pasangan Malaysia berhasil membalas kekalahan mereka dengan straight game.

Sebelum kita menelaah hasil pertandingan dari wakil Indonesia di babak Final Swiss Open 2022 yang berhasil meraih kemenangan. 

Ternyata dibalik itu ada latar belakang yang harus diketahui oleh para pembaca Kompasiana dan peminat serta penggemar olahraga tepuk bulu angsa ini.

Kritik Rudy Hartono untuk Tunggal Putra Indonesia

Dikutip dari postingan salah satu wartawan olahraga Mas Ainur Rohman yang sempat heboh di media social Twitter. 

Sang Legenda Bulu Tangkis Indonesia Rudy Hartono menyampaikan kelebihan dari masing-masing pemain unggulan dari Tunggal Putra Terbaik Indonesia saat ini. 

Dalam pujian itu terdapat sebuah kritikan membangun dari Sang legenda yang membuat sontak semua Badminton Lover Indonesia.

Menurut Sang Juara All England sebanyak delapan kali ini menjelaskan tentang pemain level dunia sebagai sosok yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi, memiliki mindset yang tangguh, tak gentar, dan siap lelah untuk bertarung sampai selesai dalam pertandingan yang panjang serta intens.

Jika bersandar dengan beberapa kriteria yang disebutkan oleh Sang Legenda diatas, maka Jonathan Christie belum memilikikeistimewaan itu. 

Menurut Rudy Hartono, Jonathan pemain yang kaku, tak atletis, dan tidak enak dilihat. Pukulannya juga tidak mematikan terhadap lawan. Membaca pernyataan yang disampaikan oleh Rudy Hartono merupakan kritikan yang keras untuk pemain Tunggal Putra Indonesia.

Jika diamati dengan positif dan keapla dingin, wajar jika sebuah kritikan itu muncul dari seorang yang telah memiliki pengalaman dan catatan karir yang sangat luar biasa yang telah mereka lewati sbeelumnya hingga mereka berhasil.

Rudy Hartono menyampaikan pendapatnya juga sesuai dengan apa yang dilihat dan diamatinya ketika pemain Tunggal Putra Indonesia kita sedang bertanding.

Dengan adanya kritikan akan jauh lebih baik dan lebih berguna untuk sebagai lecutan semangat kepada generasi penerus olahraga bulu tangkis yang menjadi kebanggaan di negeri ini. 

Sebuah kebanggan jika Sang Legenda masih memeprhatikan dan mau memberikan kritikan serta masukan yang baik kepada para pemian muda Indonesia, agar mereka lebih dewasa dan tidak cepat puas dengan prestasi yang beru didaptkan saat sekarang ini.

Menjadi juara itu adalah hal yang gampang bagi semua orang untuk bisa meraihnya. Hal yang paling tersulit untuk pemenang adalah memeprtahankan kemenangan itu agar bisa tetap bertahan menajdi pemain yang tangguh dan kuat tak terlkalahkan dengan konsistensi dan latihan yan sungguh-sungguh mereka ciptakan sendiri dari niat, kemauan dari dalam hati dan diri mereka sendiri. Itulah yang disebut dengan pemenang yang sejati.

Dominasi Pemain Junior dan Masukan dari Para Pelatih untuk Rian dan Fajar

Sumber foto : PBSI | Ilustrasi Fajar/Rian berhasil menang setelah mengalahkan Ganda Putra Malaysia
Sumber foto : PBSI | Ilustrasi Fajar/Rian berhasil menang setelah mengalahkan Ganda Putra Malaysia

Penampilan Fajar dan Rian belakangan ini semakin disorot oleh seluruh penggemar olahraga bulu tangkis didunia. 

Dengan memiliki enam pasang pemain Ganda Putra Indonesia, fajar/Rian mengalami kemunduran dari segi penampilan ketika berada di dalam lapangan. 

Hal itu terlihat jelas ketika line--up turnamen belakangan ini, mereka sering bertemu dengan Junior-nya dan mengalami kekalahan.

Tidak sampai disitu saja, tekanan terus berdatangan setelah Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana yang berhasil dalam debutan pertama mereka mengikuti turnamen All England 2022. 

Juniornya itu berhasil kembali membuat posisi Fajar dan Rian disudutkan kembali oleh para penggemar bulu tangkis, sehingga hal ini banyak ditanyakan langsung kepada sang Pelatih Herry IP untuk mempertanyakan apa yang membuat mereka menurun dalam penampilannya.

"Mungkin ada tekanan dan pressure mental yang dihadapi Fajar/Rian. Mereka sudah sadar dengan kondisi ini. Terutama setelah dikalahkan oleh Leo/Daniel di Thailand Open 2020. Saya sudah cukup kasi mereka kesempatan, saya juga sudah memberikan motivasi." Kutip Pelatih Ganda Putra Indonesia -- Herry IP dengan wartawan media.

Dengan banyaknya bermunculan pemain-pemain muda yang bertalenta, Fajar/Rian kembali memperbaiki mindset dan kesungguhan hati mereka dalam ingin meraih gelar juara di setiap turnamen. 

Mungkin perjuangannya dalam Piala Thomas Cup emang sangat perlu diapresiasi, tapi para penggemar ingin melihat mereka juga bersinar dan tampil garang seperti para junior dan teman sejawat mereka The Minions yang berusaha untuk terus konsisten menjaga penampilan ketika bertanding.

Fajar dan Rian sadar akan hal itu seperti yang telah diungkapkan oleh sang pelatih diatas. Saat ini yang di butuhkan pembuktian dari kerja keras mereka dan kemauan dalam diri kedua pasangan ini untuk tetap konsisten dan terus memebrikan penampilan terbaik mereka disetiap turnamen. 

Semua butuh proses tapi mereka sudah duluan mendapatkannya dari para juniornya, mereka harus lebih kerja ekstra untuk mempertahankan apa yang telah mereka bina dan bangun bersama untuk terus maju dalam sektor Ganda Putra.

Menjawab Kritik dari legenda dan Pelatih, Hasil Pertandingan Final Swiss Open 2022

Indonesia berhasil mengantarkan dua wakilnya ke babak Final Swiss Open 2022, Jonathan Christie dan Muhammad Rian/Fajar Alfian akan bertanding di nomor tiga dan empat setelah Ganda Putri dan Tunggal Putri di pertandingkan. Jojo pada pertandingan ketiga sedangkan Fajar/Rian pertandingan di posisi keempat.

  • Jonathan Christie Vs Prannoy H. S

Sumber Foto : PBSI | Ilustrasi hasil pertandingan Final Jojo melawan Prannoy asal India
Sumber Foto : PBSI | Ilustrasi hasil pertandingan Final Jojo melawan Prannoy asal India

Jonatahan Christie berhadapan kembali dengan Tunggal Putra asal India Prannoy H. S, pertandingan game pertama berlangsung alot dan ketat dalam perolehan angka poin dari masing-masing pemain. 

Jonatahn yang mengambil start game pertama dengan pola permainan menyerang, berhasil mendominasi game pertama dalam mengungguli lawannya dengan merebut game pertama dengan skor 21-12.

Pada pertandingan babak kedua tidak mau kehilangan fokus denganm tekanan yang diberikan oleh Tunggal Putra Prannoy H. S, Jojo terlihat berhati-hati dalam menerima setiap serangan yang akan didapatnya. 

Jojo berusaha tenang dan tetap fokus pada permainan yang telah di atur bersama pelatih untuk diterapkan dilapangan. Alhasil game kedua juga berhasil direbut oleh Jonathan Christie dengan skor 21-18.

"Hasil ini sangat berarti buat saya, bukan hanya gelar juaranya tapi juga ke prosesnya. Saya bisa main disini dan All England kemarin saja sudah sebuah anugrah luar biasa setelah saya positif covid-19 di Jerman. Ini pasti campur tangan Tuhan , apalagi saya sudah tidak pernah juara hampir dua setengah tahun." Ujar Jojo kepada media wartawan (dikutip dari PBSI)

Kita semua tahu bahwa perjalanan dari Jonathan Christie beberapa minggu ini sungguh penuh dengan cobaan yang sangat berat.

Tapi semua itu terbalaskan dengan sebuah kemenangan yang berhasil diraihnya dengan hasil usaha serta kerja keras yang telah diupayak oleh dirinya. 

Manusiaa hanya bisa mengupayakan dan berusaha, tapi hasilnya Allah lah yang menentukan segalanya. Akhir yang manis dari sebuah ujian dan kesabaran yang telah diupayakan.

  • Muhammad Rian Ardianto/Fajar Alfian Vs Goh Sze Fei/Nur Izzuddin

Sumber Foto : PBSI | Ilustrasi Hasil pertandingan Fajar/Rian melawan pasangan Ganda Malaysia
Sumber Foto : PBSI | Ilustrasi Hasil pertandingan Fajar/Rian melawan pasangan Ganda Malaysia

Setelah semua penggemar bulu tangkis bahagia melihat kemenangan yang diraih oleh Jonathan Christie, pertandingan berlanjut kepada pasangan Ganda Putra Indonesia Muhammad Rian Ardianto/Fajar Alfian yang akan bertanding berhadapan dengan pasangan negara tetangga Malaysia Goh Sze Fei/Nur Izzuddin.

Pertandingan pertama sudah terlihat Fajar/Rian sudah mulai In dalam mengontrol permainan yang ada di lapangan. 

Namun perolehan angka yang diraih selalu mepet dan berdekatan dengan perolehan yang didapat oleh pasangan Ganda Putra Indonesia. 

Ketenangan mulai dirasakan oleh Fajar/Rian ketika lawan sudah melakukan banyak kesalahan sendiri, awalnya Fajar/Rian yang melakukan kesalahan terlebih dahulu tapi bisa langsung diatasi.

Pertandingan game pertama berlangsung sangat sengit dan membuat semua penonton tegang dan cemas melihat poin yang terus berdekatan. 

Service error sering terjadi dilakukan oleh pemain Ganda Putra Indonesia tapi bisa diselesaikan dengan bai dengan kemenangan skor 21-18. 

Fajar/Rian berhasil unggul dan bisa merebut game pertama untuk mengamankan kemenangan jika harus dipaksa rubber set ketika lawan berhasil merebut game kedua.

Tapi hal itu tidak terjadi karena Fajar/Rian tidak menurunkan intensitas pola permainan mereka seperti game pertama tadi. 

Mereka terus melakukan serangan yang membuat lawan merasa terintimidasi. Namun, poin semakin mendekati ketika penyakit service error kembali terulang dilakukan oleh pasangan Ganda Putra Indonesia.

Perolehan kejar mengejar angka poin terus terjadi kembali di game kedua setelah interval. Fajar/Rian kembali berusaha untuk bermain tenang dan tidak terprovokasi oleh permainan lawan yang mulai melakukan serangan. 

Setelah posisi poin mulai terkejar dan sama, Fajar/Rian kembali on fire untuk menyerang balik dan membuahkan hasil dengans ebuah kemenagan untuk prestasi mereka. Pertandingan game kedua ditutup dengan skor 21-19.

"Intimya kita selalu bersyukur apapun keadaannya. Jika kita berada dibawah, kita harus tahu bagaimana caranya untuk bangkit. Semoga di turnamen berikutnya bisa jauh lebih baik." Ujar Fajar Alfian didepan media (dikutip dari PBSI)

"Yang pasti tidak mau berpikir jauh, fokus step by step saja. Setelah juara disini pun statusnya bukan juara lagi. Jadi harus tetap kerja keras." Sambung Muhammad Rian Ardianto kepada media (dikutip dari PBSI)

Dengan hasil ini, mereka telah membuktikan bahwa sebuah kritikan bisa memberikan dampak positif bagi perkembangan dan semangat juang mereka ketika sedang bertanding. 

Kritikan-kritikan yang disampaikan oleh Rudy Hartono ternyata juga sempat dibahas oleh komentator ketika Jonathan Christie sedang bertanding melawan Tunggal Putra, mereka mengakuio bahwa kritikan yang diberikan dari sang legenda memiliki keampuhan untuk melecut semangat juang mereka untuk meraih prestasi yang lebih tinggi lagi.

Selamat kepada Jonathan Christie dan Muhammad Rian Ardianto/Fajar Alfian atas gelar juaranya di turnamen Yonex Swiss Open yang memiliki level Superseries 300. 

Dengan demikian, dominasi pemain Ganda Putra Indonesia semakin bervariasi dan memiliki warna yang cerah di kemudian hari. 

Mereka membuktikannya dengan meraih gelar secara bergantian dan membuat banyak kejutan di beberapa minggu ke belakang sehingga pemain dunia yang lain ikut terpukau akan kekuatan Ganda putra Indonesia semakin kuat dan tak terkalahkan.

Kita berharap di turnamen berikutnya Indonesia bisa semakin mendominasi dan menjuarai banyak gelar agar prestasi dan regenrasi terus bertambah dan tumbuh menajdi lebih baik lagi kedepannya. 

Selamat atas kemenangan di turnamen Yonex Swiss Open, kita akan bertemu lagi di kejuaraan Orlean Master 2022.

Salam Olahraga dan Salam Inspiratif buat kita semua

Pekanbaru, 28 Maret 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun