Mohon tunggu...
Irfan Fandi
Irfan Fandi Mohon Tunggu... Buruh - Menulis dan Membaca adalah suatu aksi yang bisa membuat kita terlihat beda dari orang yang disekitar kita

Email : irvandi00@gmail.com || Suka Baca dan Nonton Film || Pekanbaru, Riau ||

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selamat Hari Lahir Buya Hamka, Ketika Sastra Mengguncangkan Dunia

17 Februari 2022   08:00 Diperbarui: 17 Februari 2022   08:08 1376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : historia.id | Ilustrasi Buya Hamka sebagai sosok Ulama dan Sastrawan Indonesia

17 Februari 1908 adalah hari lahir sastrawan hebat dari kota asal Sungai Batang Maninjau (Sumatera Barat). Sastrawan yang bernama lengkap Dr. Haji Abdul Malik Karim Amrullah a.k.a HAMKA, memiliki seorang ayah bernama Dr. Haji Abdul Karim Amrullah yang merupakan seorang pembawa paham-paham pembaharuan Islam di Minangkabau. Ayahnya lebih akrab dikenal dengan panggilan Haji Rasul.

Buya Hamka dibesarkan dalam lingkungan pendidikan sekolah berbasis islam, seperti belajar tentang agama di pondok-pondok pesantren yang dikelola oleh ayahnya sendiri. Sejak saat itu beliau sangat tertarik dalam pergerakan-pergerakan Islam, hingga ia berguru ke tanah jawa bertemu dengan tokoh H.O.S Tjokroaminoto, H. Fakhruddin, R.M. Suryopranoto dan AR. St. Mansur yang berada di Pekalongan.

Pada tahun 1928, Buya Hamka mengeluarkan sebuah karya romansa yang berjudul "Si Sabariyah". Sekaligus pada masa itu Buya Hamka juga memimpin sebuah majalah, hampir semua tulisannya di muat ke dalam isi majalah dan semua karya tulisan selalu diminati dan ditunggu-tunggu oleh pembacanya yang setia dengan karya tulisan hebat dari seorang Buya Hamka.

Karya-Karya Buku Buya Hamka

Saya sebagai penggiat literasi dan penikmat bacaan fiksi dan non fiksi, Buya Hamka adalah salah satu idola yang saya sukai semua karya-karyanya. Awal mengenal sastrawan Buya Hamka ketika saya setelah menonton film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yang rilis pada tahun 2014. Filmnya pun berhasil masuk ke dalam jajaran film terlaris dan bergandeng dengan film-film box office lainnya di tanah air.

Sejak saat itu saya mengidolakan sosok Buya Hamka, saya mulai mencari-cari karya buku beliau untuk dibaca dan menambah kepustaakan koleksi yang sudah saya miliki. Karya Buya Hamka termasuk laris manis di pasaran literasi dan semua toko buku yang ada, karya buku beliau banyak di cetak ulang kembali oleh salah satu penerbit nasional bernama "Gema Insani".

Buya Hamka tidak saja menulis tentang romansa melainkan juga mengeluarkan buku-buku tentang agama dan Tafsir Al-Qur'an Al-Azhar 30 Juz juga beliau lakukan saking cintanya beliau terhadap dunia literasi pada masa itu. Karya Novel Romansa Buya Hamka seperti Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Dibawah Lindungan Ka'bah, Merantau ke Deli, Terusir, Keadilan Ilahi, Si Sabariyah dan masih banyak lagi yang berhasil saya temukan di toko buku dan penerbit yang telah mencetak ulang karya-karya beliau untuk bisa dinikmati oleh para pembaca setianya.

Pada masa pecahnya Revolusi di Indonesia, Buya Hamka juga berhasil mengguncangkan dunia dengan karya yang di buatnya. Seperti Revolusi Pikiran, Revolusi Agama, Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi, Negara Islam, Sesudah Naskah Renville, Muhammadiyah Melalui Tiga Zaman, Dan Lembah Cita-cita, Merdeka, Islam dan Demokrasi, Dilamun Ombak Masyarakat, dan Menunggu Beduk Berbunyi.

Tidak sampai disitu karya Buya Hamka dikenal oleh orang banyak, beliau juga berhasil menjadi sebagai Ulama dan berhasil juga dalam membuat sebuah karya tentang hal agama dan filsafat. Karya beliau ini seperti Tasawuf Modern, Falsafah Hidup, Lembaga Hidup, Lembaga Budi, Pedoman Muballigh Islam, Semangat Islam dan Sejarah Islam di Sumatera. Semua karya beliau masih dicari dan memiliki pembaca setia karena setelah membaca buku Buya Hamka banyak orang akan merasakan manfaat setelah membacanya sampai tuntas.

Buya Hamka Tokoh Agama dan Sastrawan Hebat

Siapa yang pernah menyangka bila seorang Buya Hamka pernah ditangkap oleh Pemerintahan dan ia disebut sebagai Pengkhianat bangsa. Kejadian ini terjadi pada 27 Januari 1964 tepatnya 12 Ramadhan 1385 H di siang hari, beliau dijemput paksa, ditangkap dan ditahan. Sungguh perjalanan yang sangat luar biasa hebat yang harus dilalui oleh seorang Buya Hamka.

Selama pemeriksaan Buya Hamka selalu diberikan siksaan hingga ia dipanggil seorang pengkhianat bangsa. Dalam kutipan buku "Tasawuf Modern" beliau menuliskan "Janganlah saya disiksa seperti itu. Bikinkan sajalah satu pengakuan bagaimana baiknya, akan saya tanda tangani. Tetapi kata-kata demikian janganlah saudara ulangi lagi!". Sungguh sudah terlihat bagaimana Buya Hamka mencintai negeri ini dan tidak mau disebut sebagai pengkhianat bangsa di tanah airnya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun