Mohon tunggu...
Irfandy Dharmawan
Irfandy Dharmawan Mohon Tunggu... Lainnya - Freelancer

Mengarungi Samudra Hukum, berlabuh di Dermaga Filsafat, dan Berlayar di Lautan Politik. Seorang Sarjana Hukum yang sedang menambahkan cerita di Perpustakaannya

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Hak Veto PBB, Keuntungan Eksklusif dan Kendala bagi Keadilan Internasional

21 April 2024   08:58 Diperbarui: 22 April 2024   03:41 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang sidang Majelis Umum PBB.(un.org/UN Photo/Manuel Elias via Kompas.com)

Selanjutnya, hak veto juga berfungsi sebagai alat pengaruh dalam negosiasi internasional, memperkuat tawar-menawar diplomatik anggota tetap. Dengan kemampuan untuk menghentikan resolusi apapun, negara-negara ini sering menggunakan hak veto sebagai alat leverage untuk mengarahkan diskusi dan keputusan sesuai dengan agenda mereka. 

Ini memastikan bahwa perubahan besar dalam kebijakan atau intervensi internasional tidak dapat terjadi tanpa persetujuan mereka, memberikan keuntungan strategis dalam menjaga status quo atau menyesuaikan dinamika internasional untuk menguntungkan mereka.

Pengaruh yang diberikan oleh hak veto ini tidak hanya memperkuat posisi anggota tetap dalam forum internasional, tetapi juga mencegah adopsi keputusan yang mungkin memicu ketegangan geopolitik atau konflik militer. 

Keuntungan ini berarti bahwa, meskipun sering dikritik, hak veto menjadi sarana penting dalam memelihara stabilitas global dengan menahan tindakan yang terlalu agresif atau tidak dipertimbangkan dengan baik yang mungkin memburuk dalam konteks internasional yang sensitif. 

Oleh karena itu, dalam banyak situasi, hak veto dianggap sebagai komponen krusial untuk menjaga keseimbangan kekuasaan internasional yang sangat sensitif.

Kendala bagi Keadilan Internasional

Hak veto di Dewan Keamanan PBB sering kali menjadi kendala besar bagi keadilan internasional, terutama ketika digunakan untuk menghalangi intervensi kemanusiaan dan resolusi konflik yang mendesak. 

Dalam banyak kasus, negara yang memegang hak veto menggunakan kekuasaannya untuk memblokir tindakan yang mungkin membantu mengakhiri pelanggaran hak asasi manusia atau konflik bersenjata. 

Hal ini terlihat dalam situasi seperti krisis di Suriah, di mana veto digunakan berulang kali, menghentikan upaya internasional untuk intervensi yang bisa menyelamatkan nyawa dan memulihkan keadilan di wilayah tersebut. Situasi ini menyoroti ketidakseimbangan yang memprihatinkan antara kekuasaan politik dan kebutuhan kemanusiaan.

Kemampuan untuk menggunakan veto juga menciptakan persepsi negatif terhadap PBB dan mengurangi kredibilitasnya sebagai mediator dalam konflik internasional. 

Ketika beberapa negara mempunyai kekuatan untuk secara sepihak menghentikan resolusi yang didukung oleh mayoritas anggota Dewan Keamanan, ini mengirimkan pesan bahwa kepentingan beberapa negara bisa mengatasi kebutuhan dan aspirasi global. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun