Mereka berdua terdiam, hanyut dalam pemikiran masing-masing.
"Buat kedepan jangan coba - coba lagi deh pak minjem lewat pinjol, terutama yang ilegal. Kalau terdesak, lebih baik pinjam dari teman atau keluarga" saran Nanda, menutup pembicaraan mereka dengan sebuah nasehat yang tulus.
Pak Joko, kini dengan senyum tipis "Yah, kalau nggak karena kepepet kemarin saya juga ndak pernah main ginian mas. Nyesel sekali saya. Makasih ya mas, udah agak plong ini."
Dengan suasana yang mulai santai, Nanda menawarkan sebatang rokok, "Sudah, Pak. Kita Santai dulu. Nikmati malam dengan sebatang rokok, biar pikiran sedikit terlepas dari masalah."
Malam semakin larut, dan percakapan antara Nanda dan Pak Joko perlahan mereda. Dalam keheningan yang hanya sesekali dipecah oleh suara gemericik angin malam dan kerlap-kerlip lampu angkringan, ada sebuah kesadaran baru yang tumbuh di antara mereka. Nanda, dengan bijaksana, mengingatkan sekali lagi, "Pak Joko, dunia pinjaman online itu ibarat hutan belantara. Ada jalannya, ada pula jeratnya. Yang ilegal itu seringkali menawarkan jalan paling mudah, tapi justru di situlah letak bahayanya."
Pak Joko mendengarkan dengan seksama, seraya menganggukkan kepala. Nanda melanjutkan, "Jangan sampai terjebak lagi, Pak. Ingat, tidak semua yang berkilau itu emas. Pinjaman online ilegal itu mirip kilauan palsu yang menyesatkan. Dan jika teror datang menghampiri, ingatlah bahwa Bapak tidak sendirian. Ada hukum yang melindungi, ada langkah yang bisa diambil. Tak perlu merasa takut atau malu untuk mencari bantuan."
Di tengah alunan rokok yang mengepul, ada pesan kuat yang tersirat; sebuah peringatan untuk semua yang mungkin tergoda oleh janji manis pinjol ilegal, serta sebuah pengingat bahwa dalam menghadapi teror dan intimidasi, ada keberanian yang harus dipupuk, serta langkah nyata yang bisa diambil.
Mereka berdua, sejenak menikmati kesunyian malam, merenungkan perjalanan hidup yang penuh liku, tapi selalu ada hikmah di balik setiap kesulitan. Di angkringan biru kecil itu, sebuah persahabatan terjalin, sebuah pelajaran diambil, dan sebuah harapan diperbaharui, dan dibawah lampu remang angkringan biru seakan memberikan penerangan dan kehangatan di tengah gelapnya kehidupan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H