Menikah menjadi salah satu ibadah yang dianjurkan dalam agama Islam dan menjadi sunah Rasulullah Saw. Ada banyak anjuran menikah, baik yang dicantumkan dalam hadis maupun firman Allah Swt. Pernikahan adalah proses sakral yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan iman dan kebutuhan jasmani serta rohaninya bahkan Allah SWT menganjurkan umatnya untuk melaksanakan pernikaha lewat sunah Rosulullah Sa. Ada beberapa ayat tentang pernikahan yang tercantum dalam Al-Quran dan hadist Nabi.Â
Dalam Al-Qu'an Allah SWT berfirman lewat QS Az-Zariyat Ayat 49. Dalam ayat ini dijelaskan bahwasanya segala sesuatu yang ada di muka bumi diciptakan berpasang-pasangan oleh Allah Swt.
"Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah."
Dalam ayat lain, QS An Nisa Ayat 1 Allah SWT menegaskan bahwa Ia telah menciptakan manusia berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan agar manusia bisa berkembang biak dan mengembangkan keturunan.
:
"Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu Yang menciptakan kamu dari satu jiwa, dan darinya Dia menciptakan jodohnya, dan mengembang-biakan dari keduanya banyak laki-laki dan perempuan; dan bertakwalah kepada Allah swt. yang dengan nama-Nya kamu saling bertanya, terutama mengenai hubungan tali kekerabatan. Sesungguhnya Allah swt. adalah pengawas atas kamu."
Di salah satu Kampung yang terletak di Tasikmalaya, Jamanis, Jawa Barat yaitu Kampung Sindangmulya ada keunikan khusus sebelum melaksanakan pernikahan. Ada sebuah Tradisi yang dilaksanakan untuk mengantarkan mempelai pria/wanita sebelum besoknya melaksanakan akad pernikahan.Â
Tradisi yang dimaksud bertujuan supaya mempelai dapat melakukan akad dengan lancar dan tanpa hambatan dan nantinya keluarga dapat hidup bahagia serta dilimpahkan rezeki yang lancar.Â
Tradisi itu dinamakan liwet anjang. Liwet anjang adalah sebuah kegiatan dalam bahasa Sunda dinamakan Ngaliwet atau membuat masakan khas Sunda yang dibuat oleh keluarga pengantin lalu dimakan bersama oleh masyarakat.Â
Masyarakat datang kerumah pengantin lalu meramaikan kediaman pengantin dengan berbagai acara dan kegiatan. Kegiatan tersebut dinamakan "rojong ngariung" Lalu diakhiri dengan makan bersama atau Ngaliwet.Â
Menurut Aditya Deni Saputra salah satu pemuda yang WartaBarayawawancarai, iya mengungkapkan bahwa tradisi ini sudah berlangsung sejak lama, dan menjadi penghangat bagi masyarakat dalam mempererat silaturahmi dan memperkuat keyakinan kita terhadap Tuhan yang telah memberikan kenikmatan dalam menjalankan kehidupan ini.Â
Disisi lain, Aditya juga mengatakan bahwa agenda Ngaliwet ini sebagai bentuk syukur serta gambaran pemuda lainnya bahwa sebuah tradisi jangan sampai dihilangkan begitu saja, karena dalam tradisi tersebut ada ruh yang terkandung didalamnya.Â
"Didalam acara tersebut ada kekuatan besar yang tidak dapat orang lain temui, salah satunya kita saling bertemu dengan masyarakat dan keluarga yang jarang kita temui, ya paling ketemu satu tahun sekali atau tidak pernah. Maka dengan acara itu kita bisa saling bertatap muka dan saling bercakap ria kembali" Ungkap Aditya Ds
Selain Aditya, Sekretaris Pemuda yaitu Dede Roma Romadon ia juga mengatakan bahwa pernikahan adalah sesuatu yang sulit dan dalam kegiatan tersebut ada pelajaran khusus bagi kita nantinya yang akan melaksanakan pernikahan.Â
"Pernikahan adalah proses penyatuan perasaan hati yang berbeda untuk membangun keluarga yang harmonis, penyatuan perasaan dan kesepahaman adalah kunci rumah tangga. Dan hal itu diharapkan menjadi pelajaran bagi kita yang akan melakukan dan melaksanakan pernikahan" Tambah Dede Roma meyakinkan. (Irfan Amr)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H