Pergeseran penyakit telah terjadi pada satu dasawarsa belakangan ini. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia, menggeser angka kematian akibat penyakit menular (PM). Jumlah kematian akibat PTM pun terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data WHO, dua per tiga penduduk dunia telah meninggal akibat PTM.Menurut data WHO tahun 2013, kanker menjadi penyebab kematian nomor dua di dunia sebesar 13 persen setelah penyakit kardiovaskular.
Diperkirakan pada 2030 insidens kanker dapat mencapai 26 juta orang dan 17 juta di antaranya meninggal akibat kanker, terlebih untuk negara miskin dan berkembang, kejadiannya akan lebih cepat.Insidens kanker meningkat dari 12,7 juta kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012. Sedangkan jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008 menjadi 8,2 juta pada tahun 2012.Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang. Kanker merupakan penyebab kematian nomor 7 di Indonesia. Kanker payudara dan kanker serviks adalah dua jenis kanker yang menjadi penyebab kematian terbanyak pada wanita di Indonesia.Sayangnya sampai saat ini data mengenai prevalensi dua kanker tersebut masih belum memadai.
Untuk mendapatkan data prevalensi tumor payudara dan lesi prakanker serviks pada wanita usia 25-64 tahun di Indonesia, Badan Litbangkes berencana melaksanakan Riset Penyakit Tidak Menular (Riset PTM) pada tahun 2016. Kegiatan ini akan dilaksanakan di 34 provinsi yang terdiri dari 76 kabupaten dan 76 kecamatan.”Sirkesnas dilaksanakan agar diperolehnya informasi terkini tentang pencapaian indikator pembangunan kesehatan dalam Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019 secara Nasional, sedangkan Riset PTM untuk mendeteksi tumor payudara dan lesi pra-kanker serviks”. Demikian pernyataan Kepala Badan Litbang Kesehatan Dr. Siswanto, MHP, DTM dalam acara Rakerkesnas dengan tema “Keluarga Sehat Pilar Utama Bangsa Yang Kuat”
Selanjutnya, responden diberi undangan untuk melakukan tes pemeriksaan clinical breast examination (CBE) dan inspeksi visual asam asetat (IVA) keesokan harinya di Puskesmas Magelang Utara oleh bidan atau dokter yang sudah terlatih.Hasil pemeriksaan tersebut akan disampaikan kepada responden setelah pemeriksaan selesai. Apabila pemeriksaan leher rahim menunjukkan hasil positif (IVA positif) akan dilakukan krioterapi di Puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat yang memiliki krioterapi. Apabila hasil pemeriksaan payudara dan leher rahim perlu dirujuk, responden akan diberikan surat pengantar ke fasilitas kesehatan rujukan terdekat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H