Terutama jika manusia-manusia yang beriman kepada Allah, baik dari ahli kitab, Allah tentu akan menganugerahkan rezeki dari segala penjuru. Sebagai keutamaan orang beriman tentu mendapatkan anugerah yang lebih besar.
Lalu bagaimana dengan mereka yang bermaksiat kepada Allah, berbuat bohong dalam berdagang tetap diberi rezeki? Ini karena pemahaman rezeki kita sebatas pada harta, juga tidak mempertimbangkan "rezeki akhirat" yang disimpan Allah untuk orang yang beriman.
Hal ini akan dibahas pada pembahasan lain.
4. Buah-buahan adalah Rezeki dari Allah SWT
"Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui."
Allah telah mendesign bumi cocok untuk dapat dihidupi oleh manusia. Dilindungi dari panas, tanah yang lembut, serta air yang dapat menghasilkan buah-buahan untuk dapat menjadi rezeki bagi manusia.
Bersyukurlah kita tinggal di negara Indonesia dimana tanah subur makmur yang wajib kita jaga. Peribahasa "tongkat jadi pohon" bukan semata kesombongan, tapi anugerah Allah SWT agar manusia-manusia di Indonesia bersyukur dan semakin beriman kepada Allah SWT.
"Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai."
Sekali lagi, Air merupakan ayat atau tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Sebagai mahkluk Allah, air diperintahan untuk menjadi perantara rezeki. Meski begitu, air pun ternyata memiliki potensi untuk membahayakan manusia serta menjadi bencana, seperti banjir dan tsunami.