Sosrokartono merupakan inspirasi bagi banyak intelektual muda Indonesia pada masanya. Meskipun ia tidak menjadi pendidik formal seperti adiknya, Raden Ajeng Kartini, ia sering memberikan bimbingan dan nasihat kepada para pemuda. Ia berusaha menanamkan kesadaran akan pentingnya pendidikan sebagai alat pembebasan bangsa dari penjajahan.
Salah satu kontribusi pentingnya dalam hal ini adalah memberikan teladan sebagai sosok yang terpelajar. Ia adalah orang Indonesia pertama yang berhasil menempuh pendidikan tinggi di Eropa, di Universitas Leiden, Belanda. Hal ini menjadi inspirasi bagi banyak orang Indonesia bahwa pendidikan tinggi bukanlah hal yang mustahil untuk dicapai, bahkan di tengah-tengah penjajahan.
3. Pendukung Pendidikan Multidisiplin
Sosrokartono menguasai lebih dari 25 bahasa dan memiliki minat dalam berbagai bidang ilmu, mulai dari filsafat, linguistik, sejarah, hingga ilmu kejiwaan. Ia mencontohkan bahwa seorang intelektual seharusnya tidak terpaku pada satu disiplin ilmu saja, melainkan terbuka untuk mempelajari berbagai hal.
Dengan pengetahuannya yang luas dan multidisiplin, Sosrokartono mendorong pentingnya pendidikan yang tidak hanya berfokus pada satu bidang, tetapi memberikan pemahaman yang komprehensif kepada para siswa. Konsep pendidikan seperti ini memungkinkan seseorang untuk memiliki pemikiran yang lebih luas dan terbuka, mampu memahami berbagai sudut pandang, dan tidak mudah terjebak dalam pemikiran sempit.
4. Penyebar Gagasan melalui Tulisan
Selain sebagai diplomat, Sosrokartono dikenal sebagai penulis yang sering menyebarkan gagasannya melalui artikel dan esai. Melalui tulisannya, ia berbagi pandangan tentang pentingnya pendidikan, kebijaksanaan, dan spiritualitas. Gagasan-gagasan yang ia tuangkan dalam tulisan memberikan pengaruh yang besar, terutama dalam membentuk cara berpikir generasi muda Indonesia yang mulai bangkit melawan kolonialisme melalui pendidikan.
Tulisan-tulisannya sering kali menekankan pentingnya menjaga identitas bangsa di tengah pengaruh kebudayaan Barat. Namun, ia juga tidak menolak ilmu pengetahuan dari Barat, melainkan justru mendorong untuk menggabungkan yang terbaik dari kedua budaya tersebut. Dengan demikian, Sosrokartono berperan dalam membentuk pola pikir yang progresif namun tetap berakar pada nilai-nilai lokal.
5. Pengembangan Pendidikan Moral dan Spiritual
Selain pendidikan formal, Sosrokartono juga memberikan perhatian besar pada pendidikan moral dan spiritual. Ia meyakini bahwa pendidikan spiritual merupakan aspek penting dalam pembentukan manusia yang utuh. Dalam hal ini, Sosrokartono sering memberikan nasihat dan bimbingan spiritual kepada orang-orang yang datang kepadanya, terutama di kliniknya di Bandung. Di tempat ini, ia tidak hanya memberikan layanan kesehatan fisik, tetapi juga bimbingan moral dan spiritual.
Pendekatan ini relevan dalam konteks pendidikan, karena menekankan bahwa sekolah bukan hanya tempat untuk belajar ilmu pengetahuan, tetapi juga untuk membangun karakter dan kesadaran spiritual yang kuat. Sosrokartono mengajarkan bahwa keseimbangan antara pendidikan intelektual dan pendidikan moral adalah kunci bagi kemajuan individu dan bangsa.