Mohon tunggu...
Irra Fachriyanthi
Irra Fachriyanthi Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Ibu 2 putra dan 1 putri yang tinggal di Doha Qatar bersama suami tercinta. Mantan jurnalis majalah remaja yang masih ingin terus menulis!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rindu Ramadan di Kampung Halaman

30 Juni 2015   20:48 Diperbarui: 30 Juni 2015   20:48 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun lalu mamah saya tidak bisa jalan, ada penyempitan tulang belakang yang membuatnya tidak bisa jalan. Ramadan dan Idul Fitri tahun itu hanya dilewatkannya di rumah. Setelah menjalani berbagai pengobatan, Alhamdulillah sekarang ini mamah saya sudah bisa jalan kembali. Dan itulah keinginannya pergi ke mal untuk beli baju dan sepatu lebaran, hahahaha….

Saya pun terbayang ramadan-ramadan yang lalu ketika kami pergi ramai-ramai ke luar kota untuk berburu baju lebaran. Di kota kecil kami waktu itu belum ada mal. Mamah dan bapak saya akan antusias sekali memilih baju, celana, sandal, dan sepatu. Bolak-balik ke ruang ganti untuk memcobanya sambil terus bertanya, bagus nggak, cocok nggak? Saya tersenyum haru melihatnya. Mungkin dulu ketika kecil, sayalah yang seperti itu, dan kedua orangtua saya sabar menemani. Ya, orangtua saya memang biasanya hanya setahun sekali membeli baju dan sepatu, pada saat mau lebaran itu.

Namun tak ada yang lebih membahagiakan dan membuat hati saya gerimis, ketika saya btakerlalu dari hadapan kasir sambil menenteng tas belanjaan dan memberikannya pada kedua orangtua saya. Momen itu, momen yang akan selalu membekas dalam hati. Ketika mata mereka berkaca-kaca namun tersenyum penuh bahagia menerima tas-tas belanjaan itu.

“Makasih Teh. Makasih Aa. Mamah dan Apa doain rezekinya semakin bertambah.” Begitu selalu kata-kata mereka yang diucapkan dengan tertahan.

Kata-kata itu juga yang diucapkan mamah saya hari ini di telepon ketika saya mengabari setelah mentransfer sejumlah uang untuk keperluan lebaran nanti. Kata-kata penuh doa yang diucapkan dengan suara tercekat, hingga saya tak kuasa mendengarnya.

Ya Allah, padahal bila dibandingkan dengan pengorbanan mereka membesarkan kami anak-anaknya, harga barang itu mungkin tak seberapa. Tapi bagi mereka, itu sangat berarti. Bila lebaran tiba, mereka akan memakainya dengan penuh kebanggaan. Bapak saya akan membanggakan baju koko yang dipakainya sebagai hadiah dari anaknya. Begitu juga mamah saya. Kadang saya risih dan malu mendengarnya.

Ternyata membahagiakan mereka begitu sederhana. Sejatinya membahagiakan orangtua adalah membahagiakan diri kita sendiri. Tak pernah ada kata cukup dan selesai untuk memberikan yang terbaik dan membahagiakan mereka. Bahkan bila mereka dipanggil lebih dulu menghadap-Nya, kita masih bisa terus memberikan yang terbaik pada mereka dalam bentuk doa dan amalan saleh. 

Selamat menunaikan ibadah ramadan buat seluruh kaum muslim :)

 

Oya bila ada yang memerlukan, berikut resep Martabak Manis andalan saya. Resep diambil dari sini http://ricke-ordinarykitchen.blogspot.com/2010/07/martabak-manis-terang-bulan.html

Bahan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun