Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini adalah orang ketiga sebagai pengamat.
"Kalau saja boleh, Rania ingin memintanya menyingkir."(2)
Kalimat sederhana yang berjuta makna terselip di sini.
Retorik juga ikut campur tangan dalam novel ini.
"Tinggal bersama angin atau terbang ditemani rembulan?"(2)
Jika kau bersama angin, kau akan terpontang-panting mengikutinya. Sedangkan rembulan sebagai sosok yang membawa keteduhan dibawah serat cahayanya.
Gaya bahasa Ironi juga ada dalam novel ini.
"Kata-kata tak cukup buat menyimpan luka."(215)
Seberapa kasar kalimat yang kau lontarkan, kalimat itu tak akan pernah bisa menyembuhkan luka.
Amanat novel ini sungguh indah.
"Tak pernah ada masa dia berharap dan bersandar pada peri-peri yang meninabobokan anak-anak kecil dengan kekuatan magis mereka."(10)