Mohon tunggu...
Irene Octavia
Irene Octavia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Malang

Hobi saya sendiri adalah menulis dan membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Korupsi Jejak Pelanggaran Etika dan Dampaknya

23 November 2023   00:44 Diperbarui: 23 November 2023   00:54 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mungkin banyak dari kita yang tak asing lagi mendengar kata “KORUPSI”, korupsi  ada di sekitar kita, tapi mungkin kita tidak menyadari hal tersebut. Pada awalnya orang yang melakukan korupsi kadang menganggap remeh hal yang dilakukan tersebut. Kejadian ini sangat mengkhawatirkan, karena sebagaimana pun, apabila suatu organisasi dibangun dari korupsi, maka tak akan lama korupsi tersebut akan merusaknya.

Korupsi adalah suatu tindakan yang menyalahgunakan kekuasaan atau posisi yang bertujuan guna memperoleh keuntungan pribadi, biasanya dalam bentuk uang atau keuntungan material lainnya, dengan cara yang demikian maka dapat merugikan kepentingan umum atau organisasi yang terlibat.

Korupsi yang ada di Indonesia merujuk pada tindakan yang menyalahgunakan kekuasaan atau posisi untuk meperoleh keuntungan pribadi dengan tidak sah, baik dalam bentuk uang, jabatan ataupun fasilitas lainnya. Hal tersebut melibatkan praktik-praktik seperti suap, nepotisme, kolusi, dan juga penyalahgunaan wewenang dalam berbagai lapisan pemerintahan dan sektor swasta. Upaya pemberantasan korupsi akan terus dilakukan melalui berbagai lembaga dan regulasi.

Korupsi juga memiliki dampak yang signifikan dalam masyarakat. Beberapa poin relevansi dan dampaknya meliputi :

  • Penghambatan Pembangunan : korupsi dapat menghambat pembangunan ekonomi dan sosial pada suatu negara karena sumber daya yang seharusnya digunakan untuk proyek-proyek pembangunan justru disalahgunakan.
  • Ketidaksetaraan : korupsi cenderung meningkatkan ketidaksetaraan dalam masyarakat orang yang memiliki akses atau kemampuan guna memberi ataupun menerima suap dapat memperoleh keuntungan yang tidak adil, meninggalkan sebagian masyarakat dalam keadaan sulit.
  • Penghancuran institusi : korupsi juga dapat merusak integritas institusi public maupun swasta. Hal ini melemahkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan sektor bisnis.
  • Kerusakan sosial : dalam konteks sosial ini, korupsi dapat menciptakan ketidakpuasan, ketidakadilan, dan ketidakpercayaan antar warga, memicu konflik sosial dan merusak ikatan sosial.
  • Kerusakan lingkungan : korupsi dalam sektor lingkungan dapat mengakibatkan eksploitasi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan, merugikan lingkungan, serta dapat merugikan generasi yang akan datang.
  • Ketidaksetaraan akses layanan publik : korupsi dapat menyebabkan ketidaksetaraan dalam akses layanan publik seperti pendidikan dan kesehatan yang di mana orang-orang mampu membayar suap akan mendapatkan pelayanan yang lebih baik daripada yang tidak mampu.

Pemberantasan korupsi menjadi kunci untuk menciptakan masyarakat yang adil, berkelanjutan dan sejahtera.

Faktor penyebab korupsi di Indonesia melibatkan beberapa elemen, diantaranya adalah lemahnya sistem pengawasan, termasuk kurangnya transparansi, rendahnya akuntabilitas, serta kurangnya penegakan hukum yang efektif. Ketika individu atau kelompok memiliki kendali ekonomi yang besar, mereka mungkin akan lebih mudah untuk memanipulasi kebijakan atau menghindari pertanggungjawaban atas tindakan koruptif mereka. Lemahnya pengawasan memungkinkan pelaku korupsi untuk beroperasi tanpa terdeteksi atau dihadapi sanksi yang memadai.

Yang berikutnya dikarenakan kurangnya transparansi, hal ini dapat menjadi faktor penyebab korupsi karena dapat menciptakan ruang untuk praktik-praktik yang tidak etis dan penyalahgunaan kekuasaan tanpa adanya pengawasan publik yang memadai. Transparansi memainkan peran peenting terhadap upaya mencegah praktik korupsi dengan memungkinkan pemantauan serta pertanggungjawaban yang lebih baik.

Faktor penyebab korupsi yang terakhir adalah ketidaksetaraan sosial dan ekonomi sebagai salah satu pemicu. Ketidaksetaraan dapat menciptakan kesempatan bagi praktik korupsi, karena orang yang merasa tidak adil secara ekonomi cendurung akan mencari cara guna memperoleh keuntungan secara illegal atau melalui jalur yang tidak sesuai dengan aturan.

Perlu diingat lagi bahwa ini adalah faktor kompleks dan interkoneksi antara berbagai aspek, dan solusi guna mengatasi korupsi seringkali melibatkan upaya yang terintegrasi di berbagai sektor.

Korupsi dalam skala besar, ataua yang sering disebut sebagai “Grand Corruption”, melibatkan tindakan korupsi yang dilakukan oleh pejabat tinggi maupun elit politik yang memiliki dampak besar pada tingkat nasional atau bahkan internasional. Beberapa bentuk korupsi grand melibatkan :

  • Suap dalam proyek besar
  • Penyogokan dalam keputusan politik
  • Penggelapan dana publik
  • Perdagangan pengaruh
  • Korupsi di sektor keuangan
  • Penyelewengan dana kemanusiaan dan bantuan

Bentuk-bentuk korupsi grand ini seringkali menciptakan dampak yang merusak pada stabilitas politik, ekonomi, dan sosial suatu negara, serta berdampak akan merugikan suatu negara, serta dapat merugikan banyak orang. Pemberantasan korupsi grand ini memerlukan upaya bersama, termasuk penegakan hukum yang kuat dan sistem pengawasan yang efektif.

Korupsi petty merupakan korupsi yang memiliki skala kecil dilakukan oleh pejabat publik yang berinteraksi dengan masyarakat. Adapun jenis korupsinya antara lain seperti pungutan liar, gratifikasi, penyuapan, uang pelican, atau pemerasan untuk memuluskan pelayanan publik ataupun birokrasi. Yang dimana, harusnya pelayanan tersebut murah atau bahkan gratis untuk masyarakat.

Contoh dari korupsi petty adalah seorang petugas lalu lintas menerima suap dari seorang pengemudi untuk menghindari denda karena pelanggaran yang dilakukannya saat berlalulintas

Korupsi politik merupakan bentuk korupsi yang berhubungan dengan kekuasaan politik dan pengaruh politik. Hal tersebut melibatkan tindakan korupsi yang berhubungan dengan proses politik, seperti pemilihan, pencalonan, ataupun pengaruh politik terhadap kebijakan.

Contoh dari korupsi politik adalah suap yang diberikan kepada politisi untuk memengaruhi pemilihan umum atau keputusan politik tertentu. Contoh lain adalah penyalahgunaan kekuasaan oleh pejabat pemerintah guna menghalangi pesaing politik atau mengubah undang-undang pemilihan.

Korupsi dapat memiliki dampak yang dapat merusak di bidang ekonomi. Beberapa dampak yang yang mungkin akaan terjadi diantaranya adalah :

  • Pengalihan dana public

Korupsi dapat menimbulkan dana publik dialihkan ke rekening prbadi para koruptor atau digunakan untuk kepentingan pribadi mereka, bukan untuk membiayai proyek publik yang semestinya.

  • Merusak investasi

Korupsi dapat merusak iklim investasi karena menyebabkan ketidakpastian dan juga tidak adanya jaminan atas pengembalian modal. Hal yang demikian dapat menyebabkan investor enggan memasukkan modal ke dalam suatu negara atau bisnis.

  • Menurunkan kualitas infrastruktur

Korupsi dapat mengakibatkan proyek-proyek infrastruktur yang dibangun tidak memenuhi standar serta spesifikasi yang semestinya, karena uang yang dipergunakan untuk membangun proyek tersebut dialih fungsikan untuk kepentingan koruptor. Hal tersebut dapat menyebabkan kualitas infrastruktur menurun jdan memerlukan biaya perbaikan yang jauh lebih besar di masa depan.

  • Memburuknya kesejahteraan masyarakat

Korupsi dapat mengurangi dana yang tersedia untuk membiayai layanan publik seperti kesehatan, pendidikan, dan juga perumahan yang layak. Hal tersebut dapat menyebabkan kesejahteraan masyarakat menurun serta tingkat kemiskinan meningkat.

  • Merusak citra negara

Korupsi dapat merusak citra sebuah negara serta dapat mengurangi kepercayaan masyarakat dan investor dalam pemerintah dan beberapa lembaga public. Hal yang demikian, dapat menyebabkan pengaruh buruk terhadap hubungan diplomatik dan perdagangan antarnegara.

Korupsi memiliki dampak yang cukup serius terhadap pencemaran etika dan moral dalam kehidupan masyarakat. Praktik korupsi menciptakan budaya di mana tindakan tidak jujur dan penyalahgunaan kekuasaan telah dianggap wajar. Hal tersebut merusak nilai-nilai moral, memperlemah kepercayaan publik, serta menghancurkan integritas sistem. Pencemaran etika dan moral dapat mempengaruhi perkembangan sosial dan ekonomi, menciptakan lingkungan di mana kejujuran dan keadilan sulit berkembang.  

Dampak korupsi terhadap pidana dan hukuman sangatlah serius. Secara hukum, korupsi dapat menyebabkan kerugian finansial yang besar dan merusak kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pemerintah. Pidana bagi pelaku korupsi dapat mencakup hukuman penjara, denda, atau sanksi lainnya, tergantung pada tingkat korupsi yang telah dilakukan oleh pelaku. Hukuman ini bertujuan untuk memberikan efek jera dan mendisiplinkan serta menjaga keadilan dalam sistem hukum.

Institusi anti korupsi memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya pemberantasan korupsi. Mereka bertugas menyelidiki, menuntut, dan mencegah tindak korupsi. Dengan memberikan sanksi kepada pelaku tindak korupsi institusi ini mendukung penegakan hukum dan menciptakan iklim yang tidak toleran terhadap korupsi. Selain itu, Langkah-langkah pencegahan dan edukasi yang diambil oleh institusi ini juga berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran mesyarakat tentang dampak negatif korupsi serta mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam berbagai sektor.

Peningkatan transparansi dapat melibatkan langkah-langkah seperti mengimplementasikan sistem laporan keuangan yang jelas, memperkuat lembaga pengawas independen, dan meningkatkan akses masyarakat terhadap informasi public. Upaya ini dapat membantu mencegah serta mengatasi korupsi dengan melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat dan meningkatkan akuntabilitas pemerintah.

Pendidikan dan kesadaran masyarakat juga menjadi upaya serta memegang peran penting dalam pemberantasan korupsi. Pendidikan yang baik dapat membentuk karakter dan nilai moral, sementara kesadaran masyarakat dapat mendorong partisipasi aktif dalam mengawasi dan melaporkan tindakan korupsi. Sinergi antara pendidikan dan kesadaran masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang tidak mendukung korupsi, mendukung transparansi, serta memperkuat sistem penegakan hukum.

Adapun beberapa contoh kasus korupsi yang terkenal diantaranya adalah sebagai berikut :

  • Kasus “e-KTP” di Indonesia.

Mantan ketua DPR Setya Novanto telah terlibat dalam skandal korupsi terkait dengan proyek penerbitan Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP). Novanto diduga terlibat dalam manipulasi anggaran proyek tersebut, menyebabkan kerugian negara yang signifikan. Pada tahun 2018, pelaku tersebut dihukum penjara oleh Pengadilan Tipikor Jakarta.

Kasus ini mencerminkan tantangan serius terkait korupsi di sektor publik, yang memerlukan langkah-langkah pencegahan serta penegakan hukum yang kuat untuk mengatasi masalah tersebut.

  • Kasus “Century Bank” di Indonesia.

Kasus ini terjadi pada tahun 2008, yang melibatkan dugaan korupsi dalam penanganan krisis keuangan yang melibatkan dana talangan negara untuk menyelamatkan bank-bank yang sedang mengalami kesulitan. Beberapa oejabat tinggi pada saat itu diduga terlibat dalam manipulasi dan penyalahgunaan wewenang.

Pelaku korupsi dalam kasus ini melibatkan beberapa pejabat pemerintah dan perbankan. Salah satu tokoh sentral dalam kasus ini adalah mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Miranda Goeltom. Dia diduda terlibat dalam pengaturan yang merugikan keuangan negara.

Kasus ini telah menciptakan polemic dan juga kontroversi di masyarakat, serta menyoroti masalah korupsi dalam pengelolaan kauangan publik di Indonesia. Penanganan kasus korupsi seperti ini menjadi bagian dari upaya pemberantasan korupsi di berbagai negara.

Urgensi pemberantasan korupsi sangat penting karena korupsi dapat merugikan negara, merusak tatanan sosial, dan menghambat pembangunan. Pemberantasan korupsi diperlukan untuk memastikan penggunaan sumber daya publik yang efisien dan adil, serta memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pemerintah.

Adapun beberapa tantangan dalam upaya pemberantasan korupsi yang melibatkan kompleksitas sistem, resistensi terhadap perubahan, dan kurangnya transparansi. Harapannya adalah adanya komitmen yang kuat dari pemerintah, partisipasi masyarakat, serta penguatan lembaga penegak hukum dan pengawas untuk menciptakan lingkungan yang tidak toleran terhadap korupsi. Kesadaran akan dampak negatif korupsi juga perlu ditingkatkan untuk memotivasi kolaborasi seluruh lapisan masyarakat dalam memerangi fenomena ini.

Kesimpulan yang dapat diambil adalah hukum serta peraturan dalam masyarakat sangatlah penting guna menjaga ketertiban dan keadilan. Pelanggaran hukum seperti suap, korupsi, dan penyuapan sangatlah merugikan bagi masyarakat dan negara. Oleh karena itu, hukuman yang berat harus diberikan untuk mencegah terjadinya pelanggaran semacam itu. Selain itu, dalam lingkungan masyarakat juga membutuhkan sikap disiplin, amanah, dan kerjasama agar kehidupan dapat berjalan dengan baik dan harmonis. Semua orang perlu mematuhi aturan dan juga hukum yang berlaku agar tercipta masyarakat yang adil juga makmur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun