.
Ada yang pernah ngirimi foto Romo Widi naik kuda masuk gereja. Kayaknya itu peristiwa prosesi arak-arakan pada hari Minggu Palma. Melakonkan Yesus masuk kota Yerusalem sambil dielu-elukan dengan daun palma. Romo Widi pasti sangat senang, dan semua itu menjadi kenangan buat kami.
Kami tidak sempat bertemu lagi, bahkan sampai beliau wafat tadi subuh. Karena itulah duka yang mendalam di hati sangat terasa.
Banyak kenangan yang masih sangat membekas di hati saya. Walau "cerewet" saya tahu hatinya sangat baik. Beliau selalu siap menolong orang yang membutuhkan pertolongan, tanpa banyak komentar. Saya juga pernah merasakan pertolongannya. Terima kasih ya, Mo...
Sifatnya yang ramai dan selalu ramah memudahkan kami dalam menjalankan tugas kami di paroki. Saya boleh ngomong apa saja, ga pernah takut karena paling usulan ditolak tapi tidak dimarahi.
Itulah sebagian kenangan saya terhadap Romo Widi yang akan selamanya saya kenang. Selamat jalan Romo Widi...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H