Mohon tunggu...
Irene Maria Nisiho
Irene Maria Nisiho Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga

Nenek 6 cucu, hobby berkebun, membaca, menulis dan bercerita.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dua Tahun Sudah Ginjal Saya Diangkat

22 Juni 2020   17:42 Diperbarui: 22 Juni 2020   20:28 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menikmati hidup dengan satu ginjal (Foto: koleksi pribadi)

Ternyata kemarin tepat dua tahun ginjal saya diangkat. Hari ini saya bangun dalam keadaan bugar. Syukur, puji Tuhan, saya sudah melewati masa dua tahun pasca operasi pengangkatan ginjal saya yang kiri. Sebenarnya artikel ini sudah saya rencanakan sejak dua tahun yang lalu, tapi entah kenapa rasanya sangat sulit untuk memulainya.

Hari itu tanggal 19 Juni 2018 pagi, saya menerima kabar dari dr. Hafizar, dokter residen urologi agar saya hari itu datang ke Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo ( lebih dikenal sebagai RSCM )untuk persiapan operasi pengangkatan ginjal kiri saya.

Hari itu masih dalam masa cuti lebaran bersama, jadi suasana di RSCM betul betul sangat sepi, sepanjang sejarah pengalaman saya, RSCM tidak pernah sesepi itu. Halaman parkir kosong dan hanya beberapa orang yang berlalu lalang, maka semua menjadi mudah dan lancar.

Terima kasih kepada dr Hafizar yang telah mempersiapkan dan mengatur semua yang saya perlukan untuk check in rawat inap.

Menurut rencana operasi akan dilakukan pada tanggal 21 Juni 2018 saat cuti bersama usai dan semua aktivitas rumah sakit kembali dibuka. Selama dua hari di rumah sakit, saya menjalani istirahat dan pemeriksaan yang masih dibutuhkan. Yang repot adalah dr. Cahyo dan rekan rekannya yang kebagian tugas.

Gedung A RSCM sudah tidak asing buat saya, karena sebelumnya pada tanggal 3 April 2018 saya sudah pernah rawat inap untuk operasi pemasangan kantong nefros. Waktu itu saya mendapat kamar 420. (Baca Menjadi Penghuni Kamar 420)

Berbeda dengan waktu pertama dulu, kali kedua ini perasaan saya jauh lebih nyaman dan santai. Padahal operasi yang akan saya jalani lebih besar dari yang terdahulu, bukan tindakan kecil. Ginjal saya akan dibuang satu!

Mengapa? Karena saya mengalami hidronefrosis yang sudah cukup lama, tanpa saya sadari karena tidak merasakan keluhan berupa sakit pada pinggang. (baca Waduh, Satu Ginjalku Sudah Tidak Berfungsi!) Padahal saya rutin periksa fungsi ginjal dan hasilnya selalu baik.

Sayangnya saya lupa bahwa walau satu ginjal tidak berfungsi, ginjal yang masih bagus mengambil alih semua tugas, maka dari itu hasil Lab fungsi ginjal saya masih tetap bagus. Seharusnya di samping periksa Lab fungsi ginjal, kita juga harus menjalani USG ginjal/abdomen untuk hasil yang lebih akurat. Seandainya itu saya lakukan mungkin saya tidak harus kehilangan ginjal kiri saya.

Keputusan operasi untuk mengangkat ginjal tidak diputuskan begitu saja. Mula mula saya di pasang kantong nefros yang menampung urine langsung dari ginjal kiri saya. Itu karena ureter kiri saya tersumbat jadi urine tertahan di ginjal kiri. Akibatnya ginjal kiri saya menggelembung menampung urine sekian lama. Observasi memakai kantong nefros berminggu-minggu menyimpulkan fungsi ginjal kiri sudah sangat minim, hampir sama sekali tidak berfungsi. 

Sedang dikunjungi dr. Hafizar (foto: koleksi pribadi)
Sedang dikunjungi dr. Hafizar (foto: koleksi pribadi)

Kemudian saya melakukan renogram untuk lebih meyakinkan. Akhirnya ada 2 opsi. Operasi angkat ginjal atau tetap bertahan memakai kantong nefros yang setiap 3 bulan sekali harus diganti selangnya di kamar operasi. Berarti harus rawat inap paling tidak 2 hari.

Kata DR Ponco Birowo Sp U, " Untuk pertimbangan, dengan selang yang langsung tembus ke ginjal itu rentan infeksi. Kalau sampai infeksi berarti harus segera operasi. Operasi yang dipersiapkan pasti jauh lebih baik daripada yang mendadak."

Awalnya saya memang sangat bimbang dan ragu, karena itu Dokter residen mempertemukan saya dengan DR Ponco Birowo Sp U.

Membuat keputusan membuang ginjal, sebetulnya sangat berat tetapi berdasarkan pertimbangan usia, keadaan kesehatan umum saya dan dokter menjanjikan operasi laparoskopi, maka saya mantapkan hati untuk nefrektomi, tentu setelah saya berdoa terus menerus.

Tanggal 21 Juni 2018 pagi hari, dengan kursi roda saya dibawa ke kamar operasi. Saya ditungguin oleh suami, anak anak, adik saya, dan Bu Didiet sahabat saya. 

Setia menanti selesainya operasi (foto: koleksi pribadi)
Setia menanti selesainya operasi (foto: koleksi pribadi)

Di sana masih harus antri dan kalau tidak salah mungkin tensi darah saya sempat agak meningkat. Kurang jelas kapan saya siuman, tapi saya sadar operasi sudah selesai dan rasanya semua baik baik saja.

Syukur puji Tuhan. Kemudian mungkin saya kembali tertidur.

Jelang sore saya didorong keluar menuju Ruang HCU. Karena kondisi saya cukup stabil maka cukup ke HCU tidak jadi ke Ruang ICU seperti rencana semula. Ketemu sejenak dengan keluarga yang masih menunggu. 

Saya di kamar HCU (foto: koleksi pribadi)
Saya di kamar HCU (foto: koleksi pribadi)

Semalaman rasanya saya tidak bisa tidur karena pasien di sebelah saya sangat gelisah dan gaduh. Pagi pagi saya ditawarin sarapan. Syukur saya bisa sarapan sendiri.

Sekitar pukul 10 siang saya di dorong keluar dari HCU menuju ke kamar perawatan saya di 418. Saya bersyukur semua telah berjalan dengan baik, berkat pertolongan Tuhan melalui tangan tangan dokter dan para paramedis yang membantunya.

Walau saya kehilangan satu ginjal, saya tetap bersyukur bahwa semua telah berjalan dengan baik dan lancar. Saya juga sangat berbahagia karena tanpa terduga saya didatangi seorang Imam dan Prodiakon yang mengantarkan Komuni Kudus. Kalau tidak salah ingat pada hari ke empat setelah operasi, saya boleh pulang ke rumah.

Terima kasih yang tak terhingga kepada DR Ponco Birowo Sp U, DR Agus Rizal Sp U dan semua Dokter residen serta para Perawat di Gedung A maupun di Poli Urologi RSUPN Cipto Mangunkusumo. 

Ketika baru pulang dari RSCM (Foto: koleksi pribadi)
Ketika baru pulang dari RSCM (Foto: koleksi pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun