Mohon tunggu...
Irene Maria Nisiho
Irene Maria Nisiho Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga

Nenek 6 cucu, hobby berkebun, membaca, menulis dan bercerita.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Agar Jantung Tetap Sehat, Hentikan Rokok Sekarang!

19 Desember 2017   09:57 Diperbarui: 19 Desember 2017   10:14 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya beruntung berkesempatan mengikuti Forum Diskusi Kesehatan Kompas- Rumah Sakit Siloam dengan tema "Penyebab, Gejala & Penanganan Serangan Jantung", Sabtu 16 Desember 2017 di Tanamera Cuisine, Kebayoran Jakarta.

Pembicara yang hadir adalah Ibu Syahlina Zuhal, Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia(YJI), Dr. Sunanto Ng, Sp JP, PhD, FIHA  dari RS Siloam Lippo Village, Dr. Michael Triangto Sp KO dari Slim + Health Sports Therapy, Mbak Evy Rachmawati (wartawan Kompas) sebagai moderator, serta Mbak Tasya dari Radio Sonora dan Bapak Rusdi dari Harian Kompas.

Menariknya, acara ini disiarkan langsung oleh Radio Sonora dan para pendengar boleh bertanya langsung pada narasumber.

Acara Diskusi Kesehatan ini didahului dengan Demo Masak oleh Chef Tanamera Cuisine yang memperlihatkan bagaimana menggoreng ikan Salmon dengan sedikit minyak.

Maaf saya tidak akan menulis resepnya, tapi tips yang saya ingat supaya ikan tidak gosong ketika menggoreng atau memanggang: bila terasa wajan sudah terlalu panas, kita boleh mengangkat wajan dari kompor dan ketika suhunya sudah berkurang boleh diletakkan kembali ke atas kompor.

Ibu Syahlina Zuhal selaku Ketua Umum YJI menerangkan bahwa yang paling berpotensi mengidap penyakit jantung adalah Perokok, penderita Diabetes, Hipertensi, Orang dengan pola makan tidak benar, tidak bergerak alias tidak ber olahraga dan stres.

Bagaimana pola makan sehat? Pola makan ini memperhatikan komposisi makanan yaitu: separuh porsi berupa sayur, seperempat bagian lainnya adalah lauk berupa protein (daging, ikan, ayam, tahu tempe), sisa seperempat bagian lainnya adalah nasi atau penggantinya (karbohidrat). Dihimbau mengurangi gula, garam dan lemak.

Yayasan Jantung Indonesia membentuk Klub Jantung Sehat yang sudah tersebar di mana-mana di seluruh Indonesia. Senamnya pun sudah diuji. Jadi jangan ragu-ragu untuk segera bergabung.

YJI sudah membantu banyak operasi jantung dari keluarga pra sejahtera, sampai menyediakan rumah singgah buat pasien dari luar kota. Kalau sampai hal yang tidak diharapkan terjadi, pasien gagal disembuhkan, maka YJI akan mengfasilitasi pemulangan jenazah sampai di kampung halamannya, bahkan menyelenggarakan tahlilan.

Ibu Syahlina pun mengatakan sangat setuju jika iklan rokok dihentikan. Saya yang pertama bertepuk tangan menyokong pandangan beliau. Hal ini sudah pernah saya tuliskan dalam tulisan "Saya Butuh Hidup Bukan Rokok".

Pada dasarnya untuk menghindari penyakit jantung, kita diajak hidup sehat, sering/ teratur mengontol tekanan darah, olahraga teratur dan menghindari stres.

Saya senang berjumpa Ibu Syahlina, karena jadi terkenang masa lalu yang pernah saya tuliskan di artikel Saya Pernah Mendaftar Menjadi Pendonor Jantung. 

dokpri
dokpri
Dr. Sunanto dari RS Siloam Lippo Village sepakat dengan apa yang sudah dipaparkan oleh Ibu Syahlina. Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa sebetulnya ada banyak penyakit jantung, ada karena kelainan bawaan dari lahir, klep bocor, ada karena gangguan listrik pada jantung. Jadi jantung kita juga ada listriknya. Kalau titik-titik listriknya bermasalah maka bisa mengganggu irama jantung.

Dalam diskusi kali ini beliau membahas lebih dalam penyakit jantung koroner. Mengapa Jantung Koroner? Karena ini berhubungan dengan serangan jantung. Serangan jantung terjadi apabila pembuluh darah koroner jantung tersumbat yang mengakibatkan kelumpuhan otot jantung. Kondisi ini bisa mengakibatkan kematian bila tidak cepat ditangani. 

Sebetulnya, dokter Sunanto memperlihatkan gambar kerusakan yang terjadi pada serangan jantung, dari jam pertama, kedua dan seterusnya. Makin lama makin banyak yang rusak dan ini tidak bisa diperbaiki dan bila terlambat maka akibatnya fatal. Karena itu ada istilah golden period6 jam.

Karena itu, kalau ada gejala serangan jantung, beri aspirin atau cedocard di bawah lidah (mengenai obat ini harap ditanyakan ke dokter, siapa tahu saya salah menyimak, terima kasih) dan segera bawa ke rumah sakit terdekat yang mempunyai peralatan untuk jantung.

Apa gejalanya? Nyeri dada berat di sebelah kiri kadang ke tengah, sesak, berkeringat dingin hingga terasa mau pingsan. Kondisi ini terjadi tidak selalu pada saat melakukan aktivitas, malah mungkin pada saat sedang tidak melakukan sesuatu.

Untuk deteksi dini, pemeriksaan EKG( Elektrokardiogram) tidak cukup, sebaiknya diikuti oleh pemeriksaan Treadmill. Menggunakan CT Scan juga bisa, tetapi sebelum pemeriksaan perlu dicek fungsi ginjal, karena pemeriksaan ini memakai zat kontras, sementara kontras bisa mengganggu fungsi ginjal.

Bagaimana pencegahannya? Sama dengan yang sudah dipaparkan Ibu Syahlina Zuhal, hanya ada satu cara yaitu pola makan dan hidup yang sehat.

Lebih lanjut Dr. Sunanto menjelaskan bagaimana rokok merusak lapisan endotel. Oh iya, lapisan endotel adalah lapisan tipis di dalam pembuluh darah yang bersentuhan langsung dengan darah yang mengalir. 

Jika lapisan mulus maka darah mengalir lancar. Karena itu kita harus menjaga kemulusan lapisan endotel untuk menghindari terjadinya penyumbatan koroner yang bisa menyebabkan serangan jantung.

Dr. Sunanto mengibaratkannya dengan dinding yang memiliki cat yang masih mulus, maka kotoran tidak mudah menempel tapi bila cat sudah terkelupas di sana-sini maka kotoran pasti mudah menempel.

Kalau tidak salah dengar, pengobatan jantung dengan BPJS/KIS bisa ditangani di Rumah Sakit tempat Dr. Sunanto bekerja.

Pembicara berikutnya adalah Dr. Michael. Beliau sangat menganjurkan demi menjaga kesehatan jantung di samping tidak merokok, hendaknya kita berolahraga secara teratur.

Jadi ketiga pembicara sepakat dalam hal menjaga kesehatan pada umumnya dan kesehatan jantung pada khususnya.

Karena terpukau pada kisah Marathon, saya lupa akan kisah-kisah lain. Tetapi intinya tetap saya ingat; berolahraga itu di mana pun bisa, yang di diperlukan kesiapan dan tekad. Cukup 30 menit, lima kali seminggu.

Beliau minta seorang relawan yang bersedia memperagakan sit up di depan dan akan diberi buku. Sebetulnya saya mau, tapi di tengah keraguan saya, sudah didahului seorang bapak.

Astaga! Sit up ala dokter Michael betul-betul praktis. Kami semua berpikir akan disuruh berbaring, ternyata Sang Relawan disuruh duduk di atas kursi sambil kedua tangan berpegang pada sisi kiri dan kanan dudukan kursi.

Kedua kaki diangkat lalu diluruskan, kemudian lutut ditekuk dan diangkat ke atas.Cuma begitu, sangat mudah, kan?! Maka melayanglah buku yang seharusnya bisa saya raih seandainya saya lebih gesit mengacung tangan. He he he...

Yang berikut ini adalah kesaksian saya, berolahraga teratur memang sangat baik untuk kesehatan. Dulu, setiap hari saya berjalan selama 50 menit (kemudian menjadi 30 menit saja)  kecuali hari Minggu. Ketika kebiasaan ini saya lalaikan, maka saya terdeteksi mulai diabetes.

Mari kita hindari rokok, merubah pola hidup, terus berolahraga, melakukan hobi maka niscaya stres hilang dan kita pasti sehat dan bugar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun