Mohon tunggu...
Irene Maria Nisiho
Irene Maria Nisiho Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga

Nenek 6 cucu, hobby berkebun, membaca, menulis dan bercerita.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Unti Bulaeng, Pisang Khas Makassar

15 Desember 2016   17:22 Diperbarui: 15 Desember 2016   19:53 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya adalah penikmat pisang, maka jangan kaget bila saya sekali lagi menulis tentang pisang. Mengapa saya sangat kagum akan pisang? Di samping rasanya yang enak dan mudah ditanam, makan pisang juga bergizi.

Selain itu, saya merasa pohon pisang adalah pohon yang unik. Bila saya merenung, kok hidupnya mirip dengan kehidupan manusia ya. Begini, coba simak. Pohon pisang setelah ditanam akan berbiak berupa tunas sebelum berbuah. Setelah buahnya dipanen, pohonnya akan mati. Demikian seterusnya. Sama tidak dengan manusia? Setelah menyelesaikan tugas di kehidupan ini, kita akan mati dan digantikan oleh anak-anak kita. Dari generasi ke generasi dan seterusnya.

Hehehe... hasil renungan yang ada-ada saja, ya?!  Entahlah, tapi ini betul hasil renungan saya, lho.

Sekarang kita ke topik, Unti Bulaeng, pisang khas Makassar.

Unti dalam bahasa Makassar berarti 'pisang', sedangkan bulaeng berarti 'emas'. Jadi artinya 'pisang mas', begitu biasa sebutan untuk pisang kecil-kecil yang warnanya memang kuning keemasan. Saking cantiknya, oleh perajin Bali dibuat pohon dan buah tiruan dari kayu. Tapi itu adalah pisang mas pada umumnya, bukan pisang mas khas Makassar atau unti bulaeng.

Jenis-jenis pisang di Makassar namanya diawali unti, tapi ada juga yang tidak. Di bawah ini beberapa contoh-contoh pisang yang kami kenal.

Unti Te’ne’ = Pisang Raja

Unti Bainang = Pisang Kepok

Unti Tanruk = Pisang Tanduk

Unti Dadi = Pisang Raja Sereh

Dan masih ada yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun