Begitu terdengar lagu Pilih Menantu (maaf kalau salah judul), Bu Indri menerawang. Rupanya dia teringat Bing Slamet. Katanya semua suara dari para pelamar dengan berbagai karakter suara, semua dinyanyikan Bing Slamet seorang. Wow!
Kemudian terdengar suara Sam Saimun yang menawan, menyuarakan suara Mas Toto yang bernyanyi menggoda gadis yang duduk di depan pintu. Ketika tokoh Nana bernyanyi, Bu Indri nyeletuk, “Itu suara Mieke sendiri, memang dia pandai nyanyi.”
Sebetulnya Bu Indri sempat ngomong bahwa semua crew ikut kebagian peran. Sayang saya lupa nama-nama mereka dan peran apa yang diperankan. Kayaknya sih, mereka memerankan saudara-saudara si Tiga Dara, anak-anak Paman Tamsil yang tinggal di Bandung.
Ternyata, Usmar Ismail sendiri juga ikut berperan. Ia mendapat peran sebagai Paman Tamsil yang tinggal di Bandung. Sementara Joni 'Si Jagoan Cilik', putera bungsu Paman Tamsil, diperankan oleh Irwan, putera Usmar Ismail sendiri. Nah, surprise kan?
Mungkin karena larut dalam suasana, terungkap berapa honor yang diterima Indriati Iskak untuk berperan sebagai Neni si bungsu dari tiga bersaudara. Sepuluh ribu rupiah, sedangkan gaji ayahnya dari Angkatan Laut, hanya seribu rupiah per bulan. Astaga!
Saking terpukau, saya lupa bertanya, berapa lama waktu shooting film Tiga Dara.
“Bu Indri, rasanya Neni itu, Bu Indri banget, deh. Mimik dan gerak tubuh persis sama, benarkah?”
“Iya emang, saya mana mau disuruh-suruh acting.”
Saya rasa di sinilah kunci keberhasilan film ini. Semua wajar tidak ada yang berlebihan, sangat natural.
Saya akan akhiri tulisan ini dengan sepenggal kisah yang luar biasa. Ingat foto Bung Karno, Mieke Widjaja dan Indriati Iskak di awal artikel ini? Bung Karno berkenan menonton film Tiga Dara di Istana Bogor, maka mereka semua diundang ke sana. Ibu Indri mengenang perkataan Bung Karno, ”Saya bangga, ini film Indonesia terbaik yang pernah saya tonton.” Wow, kereeen!
Pernyataan Bung Karno itu tentu sangat menggembirakan semua yang terlibat dalam pembuatan film Tiga Dara, tidak terkecuali Indriati Iskak, sehingga perkataan itu diingatnya sampai sekarang. Karena Bung Karno adalah pelaku dan penikmat seni yang hebat, maka tidak ada yang berani meragukan penilaian Bung Karno itu. Kemudian terbukti, film Tiga Dara diputar di bioskop terkemuka ibu kota selama dua belas minggu dengan jumlah penonton yang selalu membludak.