Ketika saya sangat kangen dengan Tiga Dara, saya merayu bu Indri agar meminjamkan VCD nya, atau apalah namanya. Akhirnya saya boleh pinjam USB nya dengan catatan jangan kecewa. Ternyata rekamannya itu kurang bagus, banyak “hujan”nya dan suaranya pun agak “serak”.
Kata bu Indri, “Tunggu saja, film Tiga Dara sedang direstorasi.”
Tunggu-tunggu kok ga muncul-muncul. Ternyata butuh waktu 3 tahun untuk restorasi. Bukan main!
Penantian panjang saya tidaklah sia-sia. Ada kabar dari bu Indri, restorasi sudah selesai dan segera akan diputar di bioskop.
Saya juga kehilangan Bambang Irawan dan Fifi Young pemeran nenek.
Dulu sewaktu nonton film Tiga Dara, saya dan kawan-kawan sangat bersimpati kepada Herman (Bambang Irawan) dan tidak menyukai Nana ( Mieke Widjaja) juga mas Toto (Rendra Karno). Untung ceritanya berakhir happy end.
Ini mungkin bisa sedikit memberi gambaran, bagaimana remaja pada masa itu.
Agar saya pasti nonton film Tiga Dara ini, anak saya menggandeng kami, saya dan suami, menonton di 21 Kemang Village. Asal tahu saja, film Tiga Dara Restorasi ini, adalah film bioskop saya yang pertama setelah puluhan tahun.
Saya sungguh bernostalgia, sampai saya ikutan bernyanyi, walau hanya berbisik. Setelah film usai, saya baru tahu bahwa yang duduk di belakang kami ada Cynthia Lamusu, personal B3. Untung saya hanya nyanyi berbisik, “....bukan kusedih, bukan kukecewa, hatiku rasa pilu, ditinggalkan dara...”