Bottle neck tidak terhindarkan.
Inilah penyebab kemacetan yang parah. Bayangkan dari tiga lajur dipaksa nenjadi satu lajur, diperparah pula oleh ulah pengendara yang berebutan. Siapa yang kuat dan nekad, dia duluan yang jalan.
Ironisnya, tidak satu pun petugas yang hadir di situ.
Seandainya jalan tidak dipersempit dan pengendara mau antri dengan tertib, bergantian melewati jalan sempit itu, maka pengalaman yang tidak menyenangkan itu pasti bisa dihindari atau diminimalkan.
Iya, karena selepas Vimala Hills kendaraan langsung lancar.
Bayangkan, dari keluar tol Ciawi sampai terlepas di Vimala Hills butuh waktu satu jam lebih lima menit. Malah mungkin lebih. Seandainya saya tidak dalam kondisi kurang sehat, saya pasti akan turun ke jalan dan mendorong penghalang-penghalang tersebut. Hehehe...kan nggak ada Pak Polisi yang akan menangkap saya.
Saya tidak tahu ulah siapa itu yang menciptakan bottle neck.Â
Biasanya jalan itu dilalui dua lajur kendaraan dan kami happy-happy saja lewat, tidak harus sengsara kecapean dan menanggung lapar. Boros BBM pula, dan menambah polusi udara di daerah sekitarnya.
Kejadian ini berhari-hari mengusik saya, maka jadilah saya menulis artikel ini. Ya, cuma ini yang bisa saya lakukan. Â Hehehe...sayang, ya?!