Mohon tunggu...
Irene Maria Nisiho
Irene Maria Nisiho Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga

Nenek 6 cucu, hobby berkebun, membaca, menulis dan bercerita.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pak Ahok, Selain Rumah Sakit, Kami juga Butuh Gedung Parkir

27 Juli 2015   17:18 Diperbarui: 27 Juli 2015   17:18 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Rencana pembangunan Rumah Sakit Kanker oleh pak Ahok, sungguh patut diapresiasi. Kabar itu sungguh sangat menggembirakan, laksana kado buat kota Jakarta yang berulang tahun ke 488.

Ya, semoga pelaksanaannya bisa segera terealisasi dalam waktu dekat.

Kebutuhan rumah sakit, apalagi rumah sakit kanker dengan fasilitas penunjang yang lengkap, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan, tentu sangat dibutuhkan.

Dengan meningkatnya pelayanan BPJS, kebutuhan rumah sakit pasti meningkat pula.

Selama ini, banyak pasien terpaksa harus ngantri dan menunggu berminggu-minggu untuk mendapatkan pelayanan.

Saya pernah mendengar, bahwa ada pasien BPJS yang terdiagnosis usus buntu, harus ngantri menunggu giliran untuk pelayanan operasi. Apa usus buntu akut, bisa menunggu?

Pasien kanker yang perlu menjalani kemoterapi sudah antri, tapi obat Fludarabine kosong di pasaran. Masih banyak hal lain yang dikeluhkan masyarakat. Pak Ahok, kami memang sangat butuh rumah sakit, terutama buat masyarakat menengah ke bawah. Semoga rumah sakit yang sudah ada pun, bisa ditingkatkan kapasitas dan kemampuannya.

Tapi, mengapa saya juga minta gedung parkir?

Mau tahu ceritanya? Sebetulnya tanpa mendengar kisahku, semua warga Jakarta pasti pernah mengalami sulitnya mencari tempat untuk memarkir kendaraan di Jakarta, khususnya di area rumah sakit.

Beberapa waktu lalu, saya menemani suami berobat ke RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo). Walaupun kami sudah sampai di halaman rumah sakit pada pukul tujuh pagi hari, sangat sering kami sudah tidak kebagian parkir.

Daripada parkir di pinggir jalan yang juga sudah hampir penuh walau ada tanda dilarang parkir, kami terpaksa parkir ke RS Carolus, lalu berjalan kaki kembali ke RSCM. Kalau sudah agak siang, parkiran RS Carolus juga sudah penuh.

Belakangan RSCM punya gedung parkir canggih, mobil-mobil disusun vertikal ke atas dengan sistem elektronik. Nah, keadaan lebih mending, tapi tetap saja masih banyak mobil yang tidak kebagian parkir dan terpaksa parkir di jalan. Konsekuensi kalau lagi apes, waktu mau pulang, mobil sudah dikempesin bannya atau digembok rodanya oleh aparat.

RS Kanker Dharmais sama saja kondisi parkirnya, begitu juga dengan rumah sakit yang lain dan tempat-tempat umum lainnya. Masalah parkir sangat menyusahkan.

Memang sudah waktunya, bahkan mungkin malah sudah agak terlambat, gedung-gedung parkir dibangun di tempat-tempat strategis. Masyarakat harus belajar membiasakan diri untuk tidak parkir sembarangan.

Biaya investasi pembangunan gedung parkir, pasti tinggi. Kapan modal kembali? Ah, biarlah pak Ahok yang memikirkannya. Gedung parkir pasti tetap masih dibutuhkan, sekalipun transportasi masal MRT (Mass Rapid Transit) sudah rampung. Kendaraan pribadi pasti masih dominan, percayalah...!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun