Mohon tunggu...
Irene Cynthia Hadi
Irene Cynthia Hadi Mohon Tunggu... Editor - Editor

Just an ordinary girl from Surakarta, who writes perfect moments at the perfect time...

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Home Sweet Loan, Pahit Getir Kehidupan Sandwich Generation, Si Tumpuan Keluarga

7 Oktober 2024   13:45 Diperbarui: 7 Oktober 2024   13:51 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Home Sweet Loan (sumber: Cinemags)

Home Sweet Loan (sumber: Cinemags)
Home Sweet Loan (sumber: Cinemags)

Pada tahun 2022 lalu, survei dari Indonesia Property Watch atau IPW menunjukkan, hanya milenial yang memiliki penghasilan rata-rata Rp 8,5 juta per bulan dengan usia 27 sampai 39 tahun yang aktif membeli rumah atau properti.

Padahal, penghasilan rata-rata milenial di tahun itu hanyalah Rp 6 sampai 7 juta per bulan.

Sementara itu, survei Rumah123 pada tahun 2018 lalu menunjukkan hanya 5 persen saja dari generasi milenial di Indonesia yang sanggup membeli rumah.

Melansir dari Gramedia.com, ada sederet penyebab mengapa milenial kesulitan memiliki rumah.

Mulai dari adanya ketimpangan gaji dan harga rumah, kenaikan harga rumah, tanah dan properti yang signifikan hingga program pemerintah yang terbatas.

Ketimpangan itulah yang sukses dinarasikan dalam film Home Sweet Loan.

Meskipun premis ceritanya terkesan sederhana, namun Home Sweet Loan mampu mengisahkan pahit getirnya perjuangan milenial di negeri ini demi mendapatkan rumah.

Kaluna yang sudah bekerja lama di satu perusahaan dengan gaji satu digit, mati-matian pulang malam meskipun tak dibayar lembur hingga kelelahan dan mencari pekerjaan tambahan.

Hasil tabungannya pun diambil untuk membayar token listrik di rumahnya yang dihuni seabrek orang yakni kakak-kakaknya yang tak punya cukup uang namun nekat menikah dan punya anak.

Budaya seorang anak yang seakan 'wajib' membantu keluarganya dan menjadi penopang bagi saudara dan kedua orang tuanya, juga digambarkan begitu pas dalam film ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun