Mohon tunggu...
Irene Cynthia Hadi
Irene Cynthia Hadi Mohon Tunggu... Editor - Editor

Just an ordinary girl from Surakarta, who writes perfect moments at the perfect time...

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review: The Little Mermaid 2023 (Spoiler Alert!)

28 Mei 2023   22:31 Diperbarui: 28 Mei 2023   22:33 1479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Pangeran Eric (Entertainment Weekly)

The Little Mermaid merupakan salah satu film yang paling banyak ditunggu di tahun ini.

Namun sebelum dirilis, film live action The Little Mermaid ini telah banyak mengundang kontroversi.

Mulai dari pemerannya yang tak sesuai ciri fisik kartun Little Mermaid hingga penampakan hewan-hewan ajaib yang bisa berbicara seperti layaknya manusia.

Nah, pada Sabtu (27/5/2023) kemarin, saya akhirnya berkesempatan untuk menonton film ini.

Memasuki ruang bioskop, saya cukup excited karena ini adalah film Princess Disney favorit saya saat masih kecil.

Tak terhitung berapa banyaknya saya mengulang film kartun ini hingga saya hapal jalan ceritanya.

Saat film dimulai, saya merasa agak asing.

Rupa-rupanya adegan awalnya cukup berbeda dari kartunnya.

Jika di kartunnya ada acara musik yang seharusnya ditampilkan oleh 7 putri Raja Triton, dalam film yang ditampilkan adalah rapat serius antara Triton dan putri-putrinya.

Dari situ, adegan beralih ke kegiatan Ariel yang nekat mencari barang manusia ke kuburan kapal.

Persis seperti di kartun, Ariel dan Flounder dikejar oleh hiu.

Sampai akhir film, nyaris semua adegan mirip dengan kartunnya.

Namun, memang ada beberapa perbedaan yang cukup mencolok yang akan saya bahas dalam poin-poin berikut ini:

1. Istana yang kurang megah

Atlantica (Pinterest/Marisa Dias)
Atlantica (Pinterest/Marisa Dias)

Dalam kartun, istana Atlantica, tempat tinggal Ariel dan para duyung terlihat begitu megah bak berlapis emas.

Suasana istana juga terasa karena banyaknya penjaga dan warga duyung.

Namun saat saya menonton film ini, Atlantica terkesan sepi.

Bak cuma ada Triton dan putri-putrinya yang berdomisili di sana.

Hanya ada dua penjaga yang terlihat sepanjang film.

Begitu pula dengan istana Eric yang digambarkan tak semegah yang ada di kartun.

2. Perbedaan budaya

Ya, dalam LA The Little Mermaid, istana Eric terletak di Kepulauan Karibia.

Oleh karena itulah, busana, tarian dan juga budaya yang diangkat berasal dari sana.

Maka jangan heran ketika Ariel dan Eric belanja di pasar rakyat sambil nari-nari dan juga bertemu beberapa penduduk lokal sampai mencoba makanan unik ala Karibia.

Sementara dalam kartunnya, kerajaan Eric lebih mirip seperti kerajaan Prince Charming Cinderella dengan gown ball dan juga penampakan meja makan raksasanya.



3. Eric adalah anak angkat?

Ibu Pangeran Eric (Entertainment Weekly)
Ibu Pangeran Eric (Entertainment Weekly)

Berbeda dari kartunnya, Eric adalah anak angkat sang ratu yang dalam film ditampilkan oleh aktris berkulit hitam, Noma Dumezweni.

Noma berperan sebagai Ratu Seline yang menyelamatkan Eric ketika ia terdampar di tepi pantai.

Cuma menurut saya, ini agak kurang masuk akal.

Mengapa? Karena dalam cerita, Eric yang merupakan anak angkat justru ngeyel minta kebebasan untuk berlayar lagi usai kapalnya karam dan diselamatkan Ariel.

Waktu saya nonton, saya sempat berpikir, Ih udah diangkat anak malah gitu, kenapa sih ni anak ngeyel mulu? Haha.

Yah namanya juga cerita fiksi, Eric akhirnya patuh dengan perintah sang ibu meskipun curi-curi waktu pergi sama Ariel dari kastil.

4. Ursula yang kurang centil

Senyum licik nan centil ala Ursula (Digital Spy)
Senyum licik nan centil ala Ursula (Digital Spy)

Dalam kartun, tokoh Ursula the sea witch adalah penyihir laut yang sangat licik dan centil.

Ia bahkan beberapa kali menampakkan senyum liciknya ke Ariel dengan melontarkan diksi-diksi centil untuk merayu sang putri duyung masuk ke jeratannya.

Sayangnya, saya kurang merasakannya di film ini.

Bukan berarti akting Melissa McCarthy jelek, namun seperti ada yang kurang.

Untungnya kekurangan itu cukup tertutupi dengan suara menggelegar dan nyanyian Poor Unfortunate Soulsnya Melissa.



5. CGI yang oke (dan kurang oke)

Sebastian dalam Live Action dan kartun Little Mermaid (Pirates and Princesses)
Sebastian dalam Live Action dan kartun Little Mermaid (Pirates and Princesses)
Disney benar-benar oke menggarap CGI kehidupan laut Ariel dan keluarga duyungnya.

Beberapa perubahan dilakukan termasuk menggambar ulang ekor Arial dan kakak-kakaknya.

Bahkan ekor King Triton nampak sangat nyata, seperti ikan bandeng raksasa berwarna hijau kalau dilihat dalam film.

Sayangnya, ini tidak dibarengi dengan ekspresi wajah hewan-hewan yang ada di sana.

Mulai dari Scuttle yang menyebalkan sampai Sebastian yang pencemas dan Flounder yang lucu dan menggemaskan, terlihat seperti yah....ikan, burung dan kepiting biasa.

Disney kurang memberikan ekspresi pada para hewan yang nampak nyata itu dan justru di situlah nilai minusnya.

Saya berharap Disney bisa menggarap ekspresi para hewan teman-teman Ariel itu seperti halnya live action Scooby Doo.

6. Merinding dalam balutan musik

The Little Mermaid (IMDB)
The Little Mermaid (IMDB)

Salah satu keunggulan Disney adalah membuat penontonnya merinding dengan lagu-lagu yang indah.

Itu pula yang berhasil dicapai Disney dalam film yang satu ini.

Harus saya akui kalau para pemainnya berhasil menyanyikan ulang setiap OST The Little Mermaid yang begitu legendaris.

Sebut saja Under The Sea, Part of Your World dan Poor Unfortunate Souls, semuanya dinyanyikan dengan indah dan membuat saya takjub sepanjang film.

7. Ariel membunuh Ursula

Dalam kartun, Ericlah yang membunuh Ursula dengan tombak di ujung kapalnya.

Namun dalam film ini, Arielnya yang mengambil alih peran ini.

Saya cukup merasa oke dengan perubahan ini.

Dalam beberapa waktu ke belakang, memang peran wanita nampak diutamakan dalam beberapa film Hollywood termasuk kartun Disney.

Itulah mungkin sebabnya Ariel yang bertanggungjawab secara penuh akan masalah yang disebabkannya akhirnya diberi peran untuk membunuh Ursula, once and for all.

8. Ariel amnesia

Ursula dan anaknya dalam The Little Mermaid 2023 (Youtube)
Ursula dan anaknya dalam The Little Mermaid 2023 (Youtube)

Ini adalah salah satu perubahan besar dalam film ini dan juga menjadi bukti kelicikan Ursula.

Ursula yang tak mau rugi, menambahkan satu mantra agar Ariel amnesia dan lupa kalau dia harus mencium Eric.

Plot ini jelas tak ada dalam kartun The Little Mermaid.

Uniknya, mantra ini diselipkan dalam versi lagu Poor Unfortunate Souls Melissa McCarthy.

Jika kalian jeli, akan ada bagian di mana Ursula membacakan mantra amnesia itu kepada Ariel.

9. Jambak-jambakan ala FTV

Vanessa dalam The Little Mermaid 2023 (KBI Zoom)
Vanessa dalam The Little Mermaid 2023 (KBI Zoom)

Ursula yang berubah jadi Vanessa dan ingin merebut Eric dari Ariel harus menerima bogem mentah dari sang putri duyung.

Keduanya terlibat jambak-jambakan ala FTV bak pelakor yang digrebek oleh istri sah.

Uniknya, ini memang tak ada di versi kartun.

Namun jujur, selain membuat saya ngakak, saya juga ikutan puas sih nonton adegan ala emak-emak yang satu ini.

10. Pesan dan kesan yang berbeda

Eric dan Ariel dalam adegan Kiss The Girl (People)
Eric dan Ariel dalam adegan Kiss The Girl (People)
Poin terakhir ini berhubungan dengan kesan saya pribadi terhadap film ini.

Jika sewaktu kecil saya berpikir film ini romantis, ketika dewasa saya justru merasa aneh karena Eric dan Ariel yang terlampau bucin meskipun baru sekali bertemu.

Perihal bucin ini menimbulkan masalah yang besar dan nyaris membunuh ayah Ariel, Raja Triton.

Kita sendiri pasti pernah merasakan jatuh cinta plus bucin di usia remaja dan dewasa muda yang menggebu-gebu.

Kira-kira itu juga yang terjadi pada Ariel dan Eric, sampai mereka nekat lari demi cinta.

Duh, cinta tak selamanya indah dek...

k-6473731d4addee26e370e782.jpg
k-6473731d4addee26e370e782.jpg
Ariel menyelamatkan Eric (Screenrant)Sayangnya, di dunia nyata, jatuh cinta tak semudah itu, Ferguso.

Ketika berumah tangga dan menikah, ada konsekuensi dan juga pengorbanan serta masa-masa penyesuaian yang harus dipertanggungjawabkan masing-masing individu dalam pernikahan.

Nah, karena ini fiksi dan tentunya zaman dulu berbeda dengan zaman sekarang, saran saya sebaiknya pesan tentang bucin dan pernikahan yang benar diluruskan kepada anak-anak lewat orang tua yang mendampingi buah hatinya selama menonton film ini.

Akhir kata, saya cukup puas dengan versi live action kartun kesayangan saya ini.

Semoga tulisan saya ini bermanfaat untuk teman-teman yang belum nonton The Little Mermaid di bioskop!

(cyn)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun