Mohon tunggu...
Irene Cynthia Hadi
Irene Cynthia Hadi Mohon Tunggu... Editor - Editor

Just an ordinary girl from Surakarta, who writes perfect moments at the perfect time...

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review "Fall in Love at First Kiss", Perjuangan Cinta yang Berbuah Manis dan Penuh Air Mata

23 Juli 2019   11:17 Diperbarui: 23 Juli 2019   19:53 1186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film Falling in Love at First Kiss (Sumber: Youtube)

Masih ingat dengan drama Itazura na Kiss? Yap, drama Jepang ini sudah viral sejak tahun 1990an silam dan diremake berkali-kali di seluruh negara di Asia. Nah, drama yang diangkat dari komik dengan judul yang sama ini akhirnya kembali dibuat di negeri Taiwan. 

Mengulang tradisi yang sama, judul drama ini pun dibuat berbeda seperti para pendahulunya. Kini, Itazura na Kiss versi Taiwan diberi judul Fall in Love at First Kiss.

Diceritakan Yuan Xiangqin, seorang gadis SMA yang polos, menimba ilmu di sekolah elit. Namun ia tak dikaruniai otak encer dan harus rela ditempatkan di kelas F, di mana ada banyak anak berandal di sekolah tersebut. 

Suatu ketika, Xiangqin kepeleset dan hampir jatuh di tangga. Eh...seperti banyak kebanyakan drama lain, Xiangqin jatuh ke pelukan pangeran tampan Jiang Zhishu dan cup! Ciuman pun tanpa sengaja mendarat di bibir keduanya.

Syok, Xiangqin pun kaget dan sejak saat itu, ia mengidolakan  Zhishu. Masalahnya, mereka bak langit dan bumi. Zhishu terkenal sebagai pemuda populer, pintar, tampan, kaya, pendiam dan cemerlang. Pokoknya multitalented banget dah!

Sementara Xiangqin polos, biasa saja dan bahkan lola alias loading lama. Dimabuk cinta, Xiangqin pun akhirnya menyatakan perasaannya di depan Zhishu dan berakhir ditolak! Duh malunya bukan kepalang!

Namun takdir mempertemukan mereka kembali saat rumah Xiangqin hancur lebur dan rata dengan tanah. Ia ternyata diizinkan tinggal di sebuah rumah mewah yang tak lain dan tak bukan adalah rumah Zhishu (kalau di kehidupan nyata, kagak mungkin lah macam ini). 

Di sana, ia mulai akrab dan bahkan jadi murid Zhishu. Sosok Zhishu yang selama ini ia anggap begitu cuek dan dingin, ternyata perhatian dan kurang kasih sayang ayahnya.

Zhishu dan Xiangqin (Sumber: Unique Stream)
Zhishu dan Xiangqin (Sumber: Unique Stream)
Zhishu mulai menunjukkan perasaannya kepada Xiangqin. Namun suatu hari, Zhishu bertengkar dengan sang ayah dan akhirnya pindah dari rumah. Keduanya sempat bertemu lagi dan bahkan hiking bersama saat kuliah. 

Zhishu kembali berubah karena ayahnya mendadak kena serangan jantung dan ia dikabarkan harus menikah dengan temannya, Sha Hui. Berbeda dengan Xiangqin, Sha Hui pintar, bertalenta dan percaya diri. Xiangqin pun akhirnya menyerah, di saat-saat ketika Zhishu mulai mengutarakan perasaannya.

Tahun berlalu, Xiangqin menjadi seorang perawat dan Zhishu meneruskan perusahaan ayahnya. Namun mereka sebenarnya masih terus memonitor satu sama lain lewat media sosial sampai akhirnya Zhishu menemui Xiangqin dan melamarnya, di gedung sekolah tempat mereka pertama kali bertemu.

Zhishu dan Xiangqin (Sumber: tangren.film)
Zhishu dan Xiangqin (Sumber: tangren.film)
Jika kamu menggemari kisah anak SMA menye-menye, tentu kamu pasti akan menyukai film ini. Ya, film yang sanggup membuat kita menangis ini memiliki alur dan tata sinematografi yang apik. 

Warna-warna pastel yang menghiasi hampir seluruh adegan, memberikan kesan imut dan polos ala Xiangqin. Alur film yang diadaptasi dari komik karangan Kaoru Tada ini juga jelas dan mudah diikuti. 

Namun pada beberapa adegan, ada kalanya akting Lin Yun sebagai Xiangqin terlalu flat jika dibandingkan Darren Wang yang berperan sebagai Jiang Zhishu.

Poster film Falling in Love at First Kiss (Sumber: Youtube)
Poster film Falling in Love at First Kiss (Sumber: Youtube)
Dari segi moral, mungkin kisah klasik ini terkesan biasa saja bagi orang yang pernah menontonnya. Namun kita tak bisa memungkiri, bahwa jalan cerita seperti ini terkadang bisa terjadi dalam hidup kita. 

Ditolak orang yang kita sukai, memperjuangkan cinta dan kehidupan berulangkali, bahkan memantaskan diri tentunya menjadi sebuah perjuangan yang tiada duanya. Ya, Xiangqin mengajarkan kita kapan saat yang tepat untuk terus berani berjuang, dan kapan harus berhenti. 

Namun satu hal yang pasti, jangan berhenti untuk mencoba dan berjuang serta berharap. Bahkan di saat-saat sulit pun, dalam pekerjaan, kehidupan bahkan cinta, kita harus terus berjuang dan setia menjaga apa yang kita miliki. 

Tak lupa, film ini juga memberikan moral bagi para orang tua. Terkadang, orang tua lupa untuk memberikan waktunya bagi anak-anak karena terlalu sibuk bekerja sehingga mereka merasa diabaikan. 

Jangan lupa pula untuk selalu mendukung mimpi dan impian anak yang ia putuskan sendiri demi masa depannya. Jadi, sudahkah kamu siap menangis ria bersama Zhishu dan Xiangqin?

(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun