AbstrakÂ
Pernikahan anak di bawah umur masih sering terjadi, terutama di daerah tertentu. Banyak yang menganggap pernikahan dini sebagai solusi masalah keluarga, misalnya karena faktor ekonomi atau tradisi. Padahal, praktik ini bisa berdampak buruk bagi anak-anak. Sayangnya, banyak orang yang belum memahami bahayanya pernikahan anak.
Mengapa Pemahaman tentang Pernikahan Anak Masih Rendah?
1. Kurangnya Pendidikan
Tidak semua anak mendapatkan pendidikan yang cukup. Banyak anak perempuan, terutama di daerah terpencil, tidak tahu apa saja risiko dari pernikahan dini karena minimnya akses informasi.
2. Tekanan Budaya dan Tradisi
Di beberapa tempat, menikahkan anak perempuan dianggap wajar. Orang tua sering merasa itu adalah cara terbaik untuk menjaga kehormatan keluarga atau memperbaiki ekonomi, tanpa tahu dampak buruknya.
3. Tidak Tahu Hukum
Undang-undang di Indonesia sebenarnya sudah mengatur usia minimal menikah, yaitu 19 tahun. Namun, masih banyak yang tidak tahu aturan ini atau mencari jalan untuk melanggarnya.
Dampak Buruk Pernikahan Anak dibawah umur?
1. Masalah Kesehatan
Anak perempuan yang hamil di usia muda lebih berisiko mengalami komplikasi kehamilan atau melahirkan. Ini bisa membahayakan nyawa mereka.
2. Pendidikan Terhenti
Anak yang menikah muda biasanya berhenti sekolah. Akibatnya, mereka sulit mendapatkan pekerjaan yang baik di masa depan.
3. Beban Psikologis
Anak-anak yang menikah dini sering merasa stres atau tidak siap menghadapi tanggung jawab sebagai pasangan atau orang tua.
4. Kemiskinan
Pernikahan dini sering kali membuat anak-anak sulit keluar dari lingkaran kemiskinan karena kurangnya pendidikan dan keterampilan kerja.
Cara mengurangi pernikahan dibawah umur?
1. Pendidikan Yang Lebih Baik
Anak-anak perlu mendapatkan pendidikan yang cukup, termasuk informasi tentang kesehatan reproduksi dan pentingnya menunda pernikahan sampai dewasa.
2. Kampanye Kesadaran
Pemerintah dan masyarakat perlu mengedukasi keluarga tentang bahaya pernikahan dini melalui acara, seminar, atau media sosial.
3. Menegakkan Aturan
Pemerintah harus memperketat aturan tentang usia menikah dan memastikan tidak ada pelanggaran.
4. Dukung Ekonomi Keluarga
Meningkatkan kesejahteraan keluarga, misalnya dengan memberikan pelatihan kerja, bisa membantu orang tua mengurangi tekanan untuk menikahkan anak mereka.
Kesimpulan
Kurangnya pemahaman tentang pernikahan anak adalah masalah yang harus kita atasi bersama. Dengan edukasi yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, kita bisa melindungi anak-anak dari risiko pernikahan dini. Ini adalah langkah penting untuk menciptakan masa depan yang lebih
 baik bagi mereka dan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H