Jika kita lihat dari keseluruhan bahwa kasus pembullyan itu ada banyak bahkan setiap kelas dari masing-masing sekolah juga terdapat pembullyan mengapa dari jutaan kasus hanya dia saja yang bunuh diri bukan?
Lalu jika kita lihat bahwa berapa anak yang kehidupannya lebih menyakitkan dari dirinya dapat bertahan hingga sekarang dan mungkin mereka sedang makan menikmati hidupnya dan melupakan masa lalunya. Tapi dalam kasus ini anak itu tidak kuat dengan ujian yang dia terima maka wajar dong jika dia tidak kuat dan itu diluar kapasitasnya.
Baik kalau begitu kita juga harus bernalar sedikit, dari semua orang didunia kita sepakat bahwa semua pasti pernah bahkan sedang merasakah masalah,lalu apakah masalah diluar kemampuannya atau dalam kadar kemampuannya? Pasti masalah selalu diluar kapasitas kita bukan? jika ujian itu selalu didalam kadar kapasitas kita maka itu jadi bukanlah masalah.
Contoh konkretnya si A memiliki gaji 100 juta perbulan dari pekerjaan IT nya dan si B pengangguran dan dapat uang dari orang tuanya 500 rb perbulan dari orang tuanya, dan mereka berdua sama-sama mempunyai hutang 1 juta dan harus dibayar dalam kurun waktu seminggu. Jika kita dapat analisis dari kasus tersebut maka si A tidak ada masalah dengan itu dong dan sebaliknya bagi si B itu adalah sebuah masalah yang besar karena diluar kemampuannya.
Jika kita kulik lagi bahwa pernyataan Allah bahwa Dia tidak akan menguji hambanya diluar kemampuannya tidak bisa kita artikan ayat tersebut secara mentah-mentah,mengapa? Karena Allah menggunakan kata “menguji” dan bukan kata ”masalah” jadi Allah tidak mungkin menguji hambanya dengan begitu mudah saja, jika begitu untuk apa Allah memberikan ujian bukan?
Dapat diartikan bahwa Allah memberikan ujian sesuai dengan kemampuan kita sampai kita ikhtiar/berusaha,optimis,berdoa,penuh harapan,penuh dengan kesabaran,keikhlasan dan lain sebagainya. Jadi bukan berarti jika Allah menyatakan “diluar kemampuan” maka Allah tidak akan membuat suatu masalah kepada manusi karena arti itu luas bukan hanya disaat kita sebelum mendapatkan ujian itu tetapi disaat mendapatkan ujian itu dan setelahnya.
Tidak mungkin kita bermain game dengan rintangan untuk level 5 disaat kita sudah mencapai level 10 pasti rintangannya sangat mudah untuk dilakukan maka untuk kita dapat naik level rintangannya pun juga semakin sulit dan terus seperti itu. Dan Allah pun juga memberikan kita solusi lain dengan menyatakan bahwa Allah selalu bersama dengan orang yang sabar (Al-Baqarah:153) lalu Surah Az-zumar:53 yang dimana Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah SWT selanjutnya surah an-Najm dari ayat 39 sampai 42 dan masih banyak lainnya.Dan untuk apa Allah menurunkan ayat tersebut jika kita hanya terpaku terhadap ayat “Allah tidak menguji hambanya diluar kemampuannya” karena pasti ada hubungan antara surat-surat tersebut.
Kesimpulannya adalah Allah memberikan segala ujian pada dasarnya untuk kita bertambah kuat kedepannya dengan menguji kita dengan diluar kapasitas kita dalam konteks bahwa kita harus berusaha,semangat,optimis,ikhlas,sabar dalam menghadapinya sampai ujian tersebut dapat kita atasi. Jadi itulah konteks dan arti sebenarnya dari ayat “Allah tidak menguji hambanya diluar kemampuannya” dan untuk apa Allah menguji kita yang dapat kita selesaikan dengan mudah dan itu tidak bisa juga disebut ujian.
Dari maka itu kita sebagai manusia secara keseluruhan siapa pun itu untuk tetap sabar,ikhlas,sadar akan potensi kita untuk menyelesaikan masalah apapun yang ada dalam hidup kita,hanya dengan itulah kita dapat berkehendak jika kita memilih untuk bunuh diri percayalah bahwa itu ada dalam kuasa kita dan pilihan kita dan Allah tidak mengintervensi pilihan kita atas itu dan itu dijelaskan dalam surat An-Nisa ayat 29 karena Allah pun juga mempunyai perhitungan sampai mana kita benar-banar kuat ataupun tidak, Allah lebih mengetahui apa yang kita tidak ketahui.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H