Mohon tunggu...
ira yuliati
ira yuliati Mohon Tunggu... Guru - bagian pengelola website

bekerja sebagai pns dan sudah menjalani pekerjaan selama 6 tahun dan sangat mencintai profesi sebagai pns

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bagian Kedudukan Jabatan Untuk Timses Prabowo-Gibran

6 Maret 2024   22:20 Diperbarui: 6 Maret 2024   22:31 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilihan Prabu Revolusi dan Siti Zahra Aghnia sebagai komisaris perusahaan plat merah dipandang kental nuansa diplomatis. Perlakuan itu dipandang seperti usaha balas budi Jokowi karena sudah menolong memenangi Prabowo dan anaknya, Gibran.

Rabu, 6 Maret 2024
Lewat sebuah pesan singkat ke sejumlah akrab, Prabunindya Revta Revolusi menceritakan masalah perselisihan pribadinya dengan Team Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo-Mahfud Md. Ia katakan, pada tengah November 2023 itu, sejumlah atasannya tidak dapat hargai kerjanya untuk pemenangan Pemilihan presiden 2024. Ringkasan itu diambil Prabu karena namanya tidak masuk ke daftar sah team kampanye pemenangan Ganjar-Mahfud yang disetor ke KPU. Atas argumen itu, Prabu putuskan undur dari TPN Ganjar-Mahfud.

"Hanya, saya verifikasi kan ke beberapa teman TPN (Ganjar-Mahfud), rupanya ceritanya tidak semacam itu. Ceritanya ia (Prabu) telah ada komunikasi dengan 02 (timses pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka)," ungkapkan mitra Prabu yang tidak mau disebut namanya ini ke berbaginews minggu kemarin.

Dua sumber berbaginews di kelompok intern TPN Ganjar-Mahfud katakan Prabu bukan memundurkan diri, tetapi dikeluarkan. Komunikasi Prabu dengan Team Kemenangan Nasional Prabowo-Gibran jadi dasar pemberhentian itu. Posisi Prabu sebagai Deputi Komunikasi 360 TPN Ganjar-Mahfud saat itu sebelumnya sempat diisi Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Partai Perindo Syafril Nasution. Kedeputian ini mengepalai sektor komunikasi politik timses calon pemilihan presiden nomor urut 3.

Selainnya dikeluarkan dari TPN Ganjar-Mahfud, Prabu dipaksakan undur dari tempatnya sebagai kader Perindo dan MNC Grup. Sumber berbaginews barusan menjelaskan keinginan undur itu dikatakan secara langsung Ketua Umum Perindo sekalian pemilik MNC Grup Hary Tanoesoedibjo ke Prabu di awal Desember 2023. Hary disebutkan sudah tahu ada komunikasi Prabu dengan tim Prabowo-Gibran. Pada Pemilu 2024, Perindo memberikan dukungan Ganjar-Mahfud.

Prabu menentang semua tuduhan itu. Ia katakan pemunduran dianya dari TPN Ganjar-Mahfud dilaksanakan dengan baik, bukan dikeluarkan. Prabu pastikan tidak berbicara dengan tim Prabowo-Gibran saat tetap memegang Deputi 360 TPN Ganjar-Mahfud. Bekas jubir Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Inovatif ini menolak ada keinginan undur dari Hary. Prabu akui keputusan undur dari MNC Grup dan Perindo adalah ide pribadinya.

Walau telah kehilangan tiga posisi penting itu, terakhir keputusan Prabu beralih haluan ke Prabowo-Gibran ternyata berbuah manis. Prabu mendapatkan mengganti tempatnya yang lenyap dengan dipilih sebagai komisaris mandiri PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), anak usaha PT Pertamina (Persero). Sekretaris Perusahaan PT KPI Hermansyah Y Nasroen menjelaskan Prabu dipilih sebagai komisaris berdasar hasil pertemuan umum pemegang saham (RUPS) pada Jumat, 1 Februari 2024.

Bersama dengan pemilihan Prabu, anak usaha Pertamina yang lain, yaitu PT Pertamina Patra Niaga (PPN), umumkan satu komisaris mandiri baru. Nama yang dipilih ternyata terafiliasi dengan timses Prabowo-Gibran, yaitu Siti Zahra Aghnia. Zahra ialah istri Komandan Team Kampanye Nasional Pemilih Muda (TKN Fanta) Prabowo-Gibran, Muhammad Arief Rosyid Hasan.

Seorang famili Zahra dan Arief menceritakan pemilihan Zahra sebagai komisaris PT PPN adalah keinginan Arief. Awalnya Siti disebutkan menampik namanya disarankan sebagai komisaris PT PPN. Untuk Siti, upah sebagai komisaris tubuh usaha punya negara benar-benar tidak patut walau nilainya capai beberapa ratus juta rupiah /bulan. Nilai itu, kata sumber ini, tidak sesuai dengan pendapatan Zahra sebagai salah satunya pewaris gurita usaha yang dipunyai ke-2  orang tuanya.

"Tetapi dipaksakan Arief, kasihan ia tersebut. Arief kan sudah tidak di BSI (Bank Syariah Indonesia). Ya dapat ubahlah ceritanya. Tidak mau ia sebetulnya. Anak orang kaya sekali," papar sumber ini ke berbaginews. Saat sebelum gabung dengan TKN Prabowo-Gibran, Arief adalah komisaris di PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Arief undur dari kedudukannya itu pada Senin, 6 November 2023.

Sumber ini katakan Zahra ialah cucu Saidah Abu Bakar Ibrahim, pemilik gurita usaha Saidah Grup. Perusahaan pemilik Menara Saidah di Jakarta Selatan yang sekarang tidak terurus. Saidah Grup memayungi group usaha yang lain, Merial Grup, yang beroperasi di sektor digital. Ayah Siti, almarhum Surya Bakti, adalah pewaris kekayaan Saidah. Surya disebutkan lumayan dekat dengan Prabowo Subianto.

Arief Rosyid tidak menjawab pesan singkat atau telephone berbaginews saat diminta verifikasi berkaitan background pemilihan istrinya sebagai komisaris itu. Usaha verifikasi juga kami kerjakan lewat adik Zahra, Muhamad Atras Mafazi. Atras ialah calon anggota legislatif di Wilayah Pemilihan Lampung I dari Partai Gerindra. Sayang, sampai tenggang dokumen ini, Atras pun tidak menjawab telephone atau pesan singkat kami.

Sekretaris Perusahaan PT PPN Irto Ginting malas menerangkan dengan terinci narasi dibalik pemilihan Zahra sebagai komisaris. Irto cuma katakan pemilihan Zahra sebagai komisaris telah lewat tingkatan yang betul, yaitu RUPS, yang diadakan pada Jumat, 1 Februari 2024. sudah disepakati beberapa pemegang saham.

"Keputusan ini ialah hal yang lumrah dalam perseroan dan sesuai faktor good corporate governance yang berjalan," dalam info resminya yang dikirimkan ke berbaginews pada Selasa, 5 Maret 2024.

Walau di-claim telah lewat proses yang betul, pemilihan Zahra dan Prabu sebagai komisaris di anak usaha Pertamina ternyata tetap munculkan kritikan. Satu diantaranya tiba dari periset politik dari Kampus Atma Jaya, Yoes C Kenawas. Yoes melihat pemilihan Zahra dan Prabu benar-benar tidak menggambarkan proses pemilihan komisaris yang betul. Karena, kata Yoes, pemilihan komisaris BUMN harusnya pertimbangkan lebih dulu background calon yang hendak dipilih.

Dalam masalah ini, Prabu dan Zahra dipandang tidak mempunyai background yang sejalur dengan sektor yang perlu mereka pantau nanti. Zahra, contohnya, terdaftar cuma punyai dua pengalaman kerja, yaitu sebagai direksi PT Gamlindo Nusa dan komisaris di PT Zahra Bakti Cemerlang. Ke-2 nya adalah perusahaan keluarganya sendiri. 

PT Gamlindo Nusa adalah operator Menara Saidah. Dan PT Zahra Bakti Cemerlang belum sempat diketahui bergerak pada sektor apa. Walau sebenarnya PT PPN adalah perusahaan yang bergerak pada sektor perdagangan gas dan minyak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun